Datuk Makhudum Sati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 24:
Mengenai asal usul dari Datuk Makhudum Sati masih terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan Datuk Makhudum Sati berasal dari [[Luhak Limopuluah]], namun ada juga yang mengatakan dari [[Rao, Pasaman|Rawa Pasaman]], namun keduanya adalah wilayah Minangkabau. Ia dan pengikutnya pergi merantau ke wilayah pantai barat Aceh atau sekitar [[Kota Meulaboh|Meulaboh]] sekarang sekitar abad ke-18 ketika [[Kesultanan Aceh]] diperintah oleh Sultan Jamalul Badrul Munir (1711-1733).
 
Tentang motif kepergian Datuk Makhudum Sati dan pengikutnya dari [[Ranah Minang]] juga ada bermacam pendapat. Ada yang mengatakan motifnya hanya [[merantau]] biasa seperti yang banyak dilakukan orang Minang sejak dulu kala, tapitetapi juga ada yang mengatakan sebagai [[eksodus]] untuk menghindari perang saudara (awal [[perang Padri]]) yang sedang berkecamuk di Minangkabau pada masa itu.
 
Datuk Makhudum Sati kemudian mengembangkan pertanian lada di wilayah pantai barat Aceh tersebut, sehingga membuat wilayah itu menjadi hidup perekonomiannya. Kemajuan ekonomi wilayah itu akhirnya diketahui oleh Sultan Aceh yang kemudian mengutus orang kesultanan untuk memungut pajak/upeti ke sana. Setelah beberapa kali membayar upeti, akhirnya Datuk Makhudum Sati melakukan pembangkangan yang membuat Sultan menjadi murka. Datuk Makhudum Sati kemudian dibawa ke ibu kota kesultanan, [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], dan kemudian menjalani hukuman yang sangat berat. Namun hukuman berat tersebut tidak membuatnya mati, sehingga Sultan akhirnya memberi pengampunan dan mempercayainya sebagai penjaga taman istana yang juga berarti penjaga keamanan sekitar istana Sultan.