Transubstansiasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: hakekat → hakikat (7) using AWB
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 15:
 
Santo [[Ambrosius]] pada tahun [[387]], dalam ''On the Mysteries'' Ch.9, menuliskan:<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.newadvent.org/fathers/3405.htm |chapter=On the Mysteries |author=St. Ambrose |others=Translated by H. de Romestin, E. de Romestin and H.T.F. Duckworth (Revised and edited for New Advent by Kevin Knight) |title=Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, Vol. 10. |editor=Philip Schaff and Henry Wace |location=Buffalo, NY |publisher=Christian Literature Publishing Co. |edition=1896}}</ref>
:Mungkin kamu akan berkata, "Saya melihat sesuatu yang lain, bagaimana mungkin kamu menyatakan bahwa saya menerima [[Tubuh Kristus]]?" ... Mari kita buktikan bahwa ini bukanlah buatan alam, tetapi yang telah di[[konsekrasi|sucikan]] oleh berkat, dan kekuatan dari berkat itu lebih dahsyat daripada alam, karena alam itu sendiri diubah oleh berkat. ... Untuk itulah sakramen yang kamu terima adalah terbuat apa adanya dari firman Kristus. Jikalau kata-kata [[Elia]] memiliki kuasa sedemikian untuk menurunkan api dari langit, tidakkah kata-kata Kristus mempunyai kuasa untuk mengubah sifat (hakikat) dari unsur-unsur? ... Mengapa kamu mencari tatanan alam dalam Tubuh Kristus, melihat bahwa Tuhan Yesus sendiri lahir dari seorang Perawan, bukankah tidak sesuai dengan alam? Itulah Daging Kristus sejati yang disalibkan dan dimakamkan, inilah yang kemudian benar-benar Sakramen dari Tubuh-Nya. Tuhan Yesus sendiri menyatakan: "Inilah tubuh-Ku." Sebelum berkat dari kata-kata surgawi tersebut, sifat lain lah yang dibicarakan; namun setelah [[konsekrasi]], Tubuh itu ditandakan. Ia sendiri berbicara tentang Darah-Nya. Sebelum konsekrasi memiliki nama lain, tapitetapi setelahnya disebut [[Darah Kristus|Darah]]. Dan kamu menjawab, [[Amin]], yaitu: Memang benar. Biarkan hati di dalamnya mengakui apa yang diucapkan mulut, biarkan jiwa merasakan apa yang disuarakan.
 
Penulis Kristen lainnya dari [[abad ke-4]] mengatakan bahwa dalam Ekaristi terjadi suatu "perubahan" (menurut St. [[Sirilus dari Yerusalem]]),<ref name="CyrillJ"/> "transelementasi" (menurut St. [[Gregorius dari Nyssa]]),<ref name="Nyssa"/> "transformasi" (menurut St. [[Yohanes Krisostomus]]),<ref name="Chrysostom"/> "transposisi" (menurut St. [[Sirilus dari Aleksandria]]),<ref>Cyril of Alexandria, On Luke, 22, 19 (PG 72:911): {{lang|grc|μετίτησις}}</ref> dari roti menjadi tubuh Kristus.
Baris 26:
Penggunaan awal, yang diketahui pertama kali, atas istilah "transubstansiasi" untuk menggambarkan perubahan dari roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dalam Ekaristi adalah oleh [[Uskup Agung]] Tours [[Hildebert de Lavardin]] pada [[abad ke-11]].<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=u-4Z9zBMQwsC|author=John Cuthbert Hedley|title=Holy Eucharist|publisher=Kessinger|edition=2003|isbn=978-0-76617494-8|page=37}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=iN2NgXRAXnkC|author=John N. King|title=Milton and Religious Controversy|publisher=Cambridge University Press|edition=2000|isbn=978-0-52177198-6|page=134}}</ref> Dan pada akhir [[abad ke-12]] istilah tersebut telah digunakan secara luas.<ref name="ODCC">{{en}} {{cite book|title=Oxford Dictionary of the Christian Church|publisher=Oxford University Press|year=2005|isbn=978-0-19-280290-3|chapter=Transubstantiation}}</ref> [[Konsili Lateran IV]] (tahun [[1215]]) berbicara bahwa roti dan anggur "ter-transubstansiasi" menjadi tubuh dan darah Kristus: "Tubuh dan darah-Nya adalah benar-benar terkandung dalam sakramen di atas altar dalam bentuk roti dan anggur; roti dan anggur tersebut telah di-transubstansiasikan, oleh kuasa [[Allah]], menjadi tubuh dan darah-Nya".<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.papalencyclicals.net/Councils/ecum12-2.htm |title=Fourth Lateran Council : 1215 |chapter=1. Confession of Faith |publisher=Papal Encyclicals Online}}</ref>
 
Lalu selama [[Reformasi Protestan]], [[doktrin]] transubstansiasi sangat dikecam karena dianggap sebagai "[[:en:pseudophilosophy|pseudophilosophy]]"-nya [[Aristoteles]] yang diimpor ke ajaran Kristiani.<ref name="McGrath">{{en}} {{cite book|chapter=Luther, M. The Babylonian Captivity of the Christian Church. 1520.|author=McGrath, A.|edition=1998|title=Historical Theology, An Introduction to the History of Christian Thought|publisher=Blackwell Publishers: Oxford }}</ref>{{rp|198}} [[Martin Luther]] menyatakan bahwa: "Bukan doktrin transubstansiasi-nya yang perlu diyakini, tapitetapi, cukuplah bahwa Kristus benar-benar hadir dalam Ekaristi itu".<ref name="McGrath"/>{{rp|197}} Lalu Luther mengajarkan doktrin persatuan [[sakramental]] (''sacramental union''): persatuan roti dengan Tubuh Kristus dan persatuan anggur dengan Darah Kristus (maknanya mirip dengan [[persatuan hipostatik]] yang digunakan untuk menjelaskan 2 kodrat dalam 1 pribadi Yesus); sementara [[Ulrich Zwingli]] memandang Ekaristi hanya sebagai peringatan (''memorial'') saja.<ref name="McGrath"/>{{rp|198-99}}
 
Kemudian [[Konsili Trente]] dalam sesi ke-13, yang berakhir pada [[11 Oktober]] [[1551]], mendefinisikan transubstansiasi sebagai "perubahan yang indah dan tunggal dari keseluruhan substansi roti menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]], dan keseluruhan substansi anggur menjadi [[Darah Kristus|Darah]] – penampilan luarnya hanyalah roti dan anggur yang tersisa – dimana memang atas perubahan ini Gereja Katolik paling tepat menyebutnya Transubstansiasi (perubahan hakiki)".<ref name="ct13">{{en}} {{citation |url=https://history.hanover.edu/texts/trent/ct13.html |title=The Council of Trent - The Thirteenth Session |editor=J. Waterworth |location=London |publisher=Dolman |edition=1848 |others=Scanned by Hanover College students in 1995}}</ref> Perubahan tersebut tidak dianggap sebagai pemaksaan terhadap teori Aristoteles mengenai substansi dan '[[aksiden]]' (''accidere''), karena hanya membicarakan penampilan luar (''species'') dan bukan istilah [[filsafat]] ''accidere''. Kata "substansi" (dalam arti [[esensi|hakikat]]) sendiri telah digunakan dalam lingkup gerejani selama berabad-abad sebelum filsafat Aristoteles diterapkan di dunia Barat;<ref name=Sophia>{{en}} {{citation |chapter-url=http://link.springer.com/article/10.1007/BF02785911 |author=Charles Davis |chapter=The Theology of Transubstantiation |title=Sophia, Vol. 3, No. 1 |page=12-24 |date=April 1964 |issn=0038-1527}}</ref> misalnya dalam [[Kredo Nicea]] dinyatakan bahwa [[Allah Anak|Kristus]] mempunyai hakikat ({{lang-gr|οὐσία}}, {{lang-la|substantia}}) yang sama dengan [[Allah Bapa|Bapa]]. (lihat: [[Konsubstansial]])
Baris 37:
 
=== Rupa dan aksiden ===
Istilah "substansi" merujuk pada kenyataan yang mendasarinya, sementara istilah "aksiden" (''accidere'') adalah kualitas-kualitas yang dialami secara [[empiris]]. Substansi adalah hakikat atau [[esensi]] dasar dari suatu hal, yang mana sifatnya mempertahankan dan mengumpulkan satu kesatuan aksiden.<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Q-2CRzlijgwC|title=The Sacramental Mystery|author=Paul Haffner|publisher=Gracewing Publishing|edition=1999|isbn=9780852444764|page=91-92}}</ref> Substansi di sini berarti sesuatu di dalamnya sendiri, hakikatnya. Misalnya: bentuk sebuah topi bukanlah topi itu sendiri; bukan juga warna, ukuran, kelembutan atau hal apapun dari topi tersebut yang bisa dicerna oleh [[panca indra]] manusia. Topi itu sendiri (sang "substansi") ''memiliki'' bentuk, warna, ukuran, kelembutan dan ciri-ciri lainnya, namun topi itu sendiri berbeda dengan hal-hal tersebut.<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=4cU9AAAAIAAJ|title=Catholic Evidence Training Outlines|author=Maisie Ward, Francis Joseph Sheed|publisher=Sheed and Ward|year=1935|edition=3, digital: 27 Ags 2007}}</ref> Walau penampilannya — yang mana juga dirujuk oleh istilah 'aksiden' — dapat dicerna oleh indera manusia, tapitetapi substansinya tidak.
 
Pembedaan "[[substansi]]" dengan "[[aksiden]]" sebenarnya berasal dari filsafat Aristoteles, yang meyakini bahwa setiap perubahan substansial melibatkan suatu perubahan penampilan —atau yang disebutnya "aksiden" (''accidere'').<ref name="giorni">{{en}} {{citation |url=http://www.30giorni.it/articoli_id_9352_l3.htm?id=9352 |author=Avery Cardinal Dulles, SJ |title=Christ’s Presence in the Eucharist: True, Real and Substantial |publisher=30GIORNI}}</ref> [[Kardinal]] [[Avery Dulles]] memberikan contoh: saat seseorang memakan sebuah apel, apel tersebut kehilangan kualitas-kualitas yang kelihatan sebagaimana juga substansinya sebagai sebuah apel, karena apel yang telah dimakan itu menjadi bagian dari orang tersebut. Oleh sebab itu teologi Ekaristi Katolik Roma tidak berdasar pada filosofi dari Aristoteles tersebut, karena penampilan luar roti dan anggur tetap tidak berubah saat konsekrasi roti dan anggur dalam [[Misa]].<ref name="giorni"/>
Baris 46:
Ketika berada di [[Perjamuan Terakhir]]-nya, [[Yesus]] berkata: "Inilah tubuh-Ku",<ref>{{ayat|Matius|26|26}}, {{ayat|Markus|14|22}}, {{ayat|Lukas|22|18}}, {{ayat|1 Korintus|11|24}}</ref> apa yang Ia pegang di tangan-Nya masih memiliki ''penampilan'' roti sepenuhnya: "''species''" roti tetap tidak berubah. Namun [[Gereja Katolik]] percaya bahwa, ketika Yesus menyatakan hal tersebut,<ref name="p41"/>{{rp|1376}} ''kenyataan mendasar'' ("hakikat") dari roti tersebut telah diubah menjadi Tubuh-Nya. Dengan kata lain, roti itu ''sesungguhnya adalah'' Tubuh-Nya, sedangkan seluruh penampilannya yang dapat dicerna oleh [[panca indera]] manusia ataupun penelitian ilmiah adalah tetap roti, sama seperti sebelumnya. Gereja Katolik percaya bahwa perubahan hakikat roti dan anggur terjadi pada saat [[konsekrasi]] Ekaristi,<ref name="giorni"/><ref name="p41"/>{{rp|1377}} saat kata-kata konsekrasi diucapkan oleh [[pastor|imam]] yang bertindak selaku Kristus ([[in persona Christi]]).
 
Karena [[Kristus]] yang bangkit dari antara yang mati adalah Kristus yang hidup, Gereja Katolik percaya bahwa ketika roti berubah menjadi Tubuh-Nya, bukan hanya Tubuh-Nya saja yang hadir, tapitetapi Kristus hadir sepenuhnya (tubuh dan darah-Nya, bersama dengan jiwa dan keilahian-Nya). Hal yang sama juga berlaku bagi anggur yang berubah menjadi Darah-Nya.<ref name="p41">{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P41.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=V. The Sacramental Sacrifice Thanksgiving, Memorial, Presence |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref>{{rp|1373-1374}} Darah itu sendiri juga berada dalam rupa (''species'') roti, dan Tubuh-Nya juga berada dalam rupa anggur;<ref name="ct13"/> sehingga dengan menyambut Tubuh-Nya ([[Hosti Kudus]]) sama artinya dengan menyambut Tubuh dan Darah-Nya. [[Katekismus Gereja Katolik|KGK]] 1377 menyatakan bahwa kehadiran Kristus dalam rupa Ekaristi dimulai saat konsekrasi dan Ia tetap hadir selama rupa Ekaristi ada; Kristus hadir sepenuhnya dalam setiap rupa dan masing-masing bagiannya, sehingga pemecahan roti tidak membagi Kristus.<ref name="p41"/>
 
=== Konsubstansiasi dan konsubstansial ===
Baris 63:
 
== Seni konseptual ==
''[[An Oak Tree]]'' (Sebuah Pohon Ek) adalah sebuah [[seni konseptual]] karya [[Michael Craig-Martin]], yang terdapat di [[Tate Modern]], berupa segelas [[air]] dimana sang [[seniman]] menyatakannya telah berubah menjadi "sebuah [[pohon ek]] dewasa" tetapi "tanpa mengubah [[aksiden]] dari gelas air tersebut".<ref name =CMtext>[http://www.cl.cam.ac.uk/~ig206/oak_tree.html Artist's Text]{{dead link}}</ref> Craig-Martin mengklaim bahwa ia telah mengubah substansi (hakikat) nya, tapitetapi tidak penampilannya. Dalam naskah yang dijadikannya bagian dari karyanya itu disebutkan bahwa: "Ini bukanlah sebuah simbol. Saya telah mengubah hakikat fisik dari segelas air ini menjadi sebuah pohon ek. Saya tidak mengubah penampilannya. Pohon ek yang sebenarnya hadir secara fisik, namun dalam bentuk segelas air."<ref name =CMtext/> Dalam suatu [[Kuliah Richard Dimbleby]], pada 23 November 2000, [[Sir Nicholas Serota]] mengatakan: "Kita mungkin tidak 'menyukai' karya Craig-Martin, tetapi yang pasti karya tersebut mengingatkan kita bahwa apresiasi terhadap semua seni melibatkan suatu tindakan iman yang dapat dibandingkan dengan kepercayaan bahwa, melalui transubstansiasi, roti dan anggur [[Komuni Suci]] menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]] dan [[Darah Kristus]]."<ref>[http://www.independent.co.uk/opinion/commentators/theres-no-need-to-be-afraid-of-the-present-625001.html]{{dead link}}</ref>
 
== Lihat pula ==