Pekojan, Tambora, Jakarta Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HarisX (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: ubah pranala luar, pranala sebelumnya sudah tidak aktif
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 24:
 
[[Berkas:Jl Pekojan Tempo Dulu.jpg|thumb|right|200px|Jalan Pekojan pada masa [[Hindia Belanda]]]]
Daerah Pekojan pada era kolonial [[Belanda]] kemudian dikenal sebagai kampung [[Arab-Indonesia|Arab]]. Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-18 menetapkan Pekojan sebagai kampung Arab. Kala itu, para imigran yang datang dari [[Hadramaut]] ([[Yaman Selatan]]) ini diwajibkan lebih dulu tinggal di sini. Baru dari Pekojan mereka menyebar ke berbagai kota dan daerah. Di Pekojan, Belanda pernah mengenakan sistem [[passen stelsel]] dan [[wijken stelsel]]. Bukan saja menempatkan mereka dalam pemukiman khusus, tapitetapi juga mengharuskan mereka memiliki pas atau surat jalan bila bepergian ke luar wilayah. Sistem macam ini juga terjadi di [[Ampel|Kampung Ampel]], [[Surabaya]], dan sejumlah perkampungan Arab lainnya di [[Nusantara]]. Kampung Pekojan merupakan cikal bakal dari sejumlah perkampungan Arab yang kemudian berkembang di [[Batavia]]. Dari tempat inilah mereka kemudian menyebar ke Krukut dan [[Sawah Besar]] ([[Jakarta Barat]]); Jati petamburan, [[Tanah Abang]], dan Kwitang ([[Jakarta Pusat]]); [[Jatinegara]] dan [[Cawang]] ([[Jakarta Timur]]).
 
Saat ini, mayoritas penghuni Pekojan adalah keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]].