Kerajaan Galuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
k perbaikan & tambahan. haturnuhun. wsslkm
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 109:
* Dewa Niskala atau Ningrat Kancana (1397-1404) S/ (1475/6-1482/3 M, sebagai raja Galuh.
* Prabhu Ningratwangi (1404-1423) S/ (1482/3-1501/2) M, sebagai ratu Galuh mewakili kakaknya, [[Sri Baduga Maharaja]] penguasa Galuh dan Sunda.
* Prabhu Jayaningrat (1423-1450) S/ (1501/2-1528/9) M Prabhu Jayaningrat bukan ratu Galuh terakhir, dan kerajaan Galuh tidak ditaklukkan oleh [[Kerajaan Cirebon]] namun Kawali tidak jadi pusat Kerajaan Galuh tapitetapi berpindah ke Galuh Salawe Pangauban di [[Cimaragas, Ciamis]].
* Maharaja Cipta Sanghyang di Galuh Salawe ( 1528-1595 ) di [[Cimaragas, Ciamis]]. Masa Kerajaan Galuh berakhir di jaman Mataram 1595 saat itulah raja raja di seluruh pulau Jawa termasuk galuh di turunkan statusnya menjadi kebupatian oleh Mataram. <ref>http://www.wisataciamis.info/2015/11/kisah-tragis-adipati-panaekan.html/ Setelah pusat Kerajaan Kawali Jatuh tahun [[1570]] M, pusat Kerajaan baru bergeser ke Galuh Pangauban yang berdiri sejak [[1530]] M, rajanya Prabu Haur Koneng memiliki tiga orang putra yang bernama Maharaja Upama (penguasa Galuh Pangauban menggantikan ayahnya di [[Putrapinggan, Kalipucang, Pangandaran]]) sekarang, Maharaja Sanghyang Cipta (Kerajaan Galuh Salawe, Cimaragas) dan Sareuseupan Agung (raja di wilayah Cijulang)</ref>. <ref>http://www.diciamis.com/situs-sang-hyang-cipta-permana-prabudigaluh-salawe.php</ref>
* Prabu Cipta Permana (1595-1618) M raja Kerajaan Galuh terakhir? Dapat pula dilihat dalam [[Daftar Bupati Ciamis]] dimana [[Adipati Panaekan]] (1618 - 1625) M sebagai bupati Galuh pertama (Kerajaan Galuh jadi Kabupaten Galuh sampai tahun 1914) atau Ciamis (nama Kabupaten Ciamis sejak 1916 zaman bupati [[Aria Sastrawinata]] yang menjabat tahun 1914 - 1935). <ref>Prabu Sangyang Cipta punya tiga anak, yaitu: (1) Prabu Cipta Permana, penguasa Galuh Gara Tengah (anak kedua) [[Cineam, Tasikmalaya]], Prabu Cipta permana menikahi Putri Penguasa Kawali, Tanduran Tanjung dan berputra Ujang Ngoko alias [[Adipati Panaekan]]; (2) Putri Tanduran Ageung (anak tertua) yang menikah dengan Adipati Galuh Kertabumi, Rangga permana di [[Cijeungjing, Ciamis]]; (3) Sanghyang Permana (anak ketiga) di Galuh Kawasen, [[Banjarsari, Ciamis]] sekarang.</ref>. <ref>http://prabudigaluh-salawe.blogspot.co.id/2014/05/riwayat-singkat-maharaja-cipta-prabu.html</ref>
Baris 138:
Kangjeng Prabu sebagai bupati Galuh yang keenambelas ini paling ternama. Ia mempunyai ilmu yang tinggi dan merupakan bupati pertama di wilayah itu yang bisa membaca huruf latin. Memerintah dengan adil disertai dengan kecintaannya pada rakyat. Empat puluh tujuh tahun lamanya Raden Adipati Aria Kusumadiningrat memimpin Galuh Ciamis ([[1839]]-[[1886]]).
 
Pemerintah kolonial saat itu sedang menjalankan [[Tanam Paksa]]. Sebetulnya di tatar Priangan sejak tahun [[1677]] sudah dilaksanakan juga apa yang disebut ''Preangerstelsel'' atau sistem Priangan yang berkaitan dengan komoditi kopi. Sampai sekarang terabadikan dalam lagu yang berurai air mata yang bunyinya ''"Dengkleung dengdek, buah kopi raranggeuyan. Ingkeun saderek, ulah rek dihareureuyan"'', gambaran seorang wanita yang sedih berkepanjangan karena ditinggal pujaan hati bekerja dalam tanam paksa. Dari ''Preangerstelsel'', di tempat lain dimekarkan menjadi ''Culturstelsel''. Jelas di Kabupaten Galuh ini bukan cuma komoditi kopi yang dipaksa harus ditanam olah rakyat, tapitetapi juga nila. Proyek nila ini menimbulkan [[insiden]] [[Pieter Herbert van Lawick van Pabst|Van Pabst]] yang menyebabkan Bupati Ibanagara dicopot dari jabatannya.
 
=== Awal Mula adanya Perkebunan Kelapa di Galuh ===
Baris 165:
Kangjeng prabu merupakan Bupati pertama di Tatar Sunda yang bisa membaca aksara latin, juga mempunyai ilmu kebatinan yang tinggi. Menurut ceritera yang berkembang di masyarakat Galuh Ciamis, Kangjeng prabu juga menguasai makhluk gaib yang di Ciamis terkenal disebut ''onom''.
Tahun [[1861]], jalan kereta api akan dibuka untuk melancarkan hubungan antar warga, dari Tasikmalaya ke Manonjaya, Cimaragas, Banjar, terus sampai Yogyakarta.
Kangjeng prabu segera mengajukan permohonan, supaya jalan kereta api bisa melewati kota Galuh, pusat kabupaten, dan bukannya melewati Cimaragas - Manonjaya. Biaya pembuatannya memang jadi membengkak sebab perlu dibuat jembatan yang panjang di Cirahong dan Karangpucung. Tetapi akhirnya Belanda menerima permohonan itu. Walaupun stasiun yang dibangun Belanda kini sudah tua, tapitetapi Ciamis sampai kini dilewati jalan kereta api, di antaranya kereta api Galuh.
 
Tahun [[1886]] Kangjeng prabu ''lengser kaprabon'', jabatannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Adipati Aria Kusumasubrata.