Amanda (seri televisi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irwan irawan (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 53:
Keberhasilan Amarta menggaet Farhan patut dirayakan. Keduanya masuk ke dalam bar untuk minum-minum hingga mabuk. Tapi di bar itulah Amarta bertemu dengan Amanda. Dia langsung yakin bahwa wajah Amanda sangat mirip dengannya. Meskipun, Amanda menyangkal karena penampilan mereka yang jauh berbeda.
 
Tapi Amarta tetap yakin dan merasa kemiripan wajah Amanda dengannya bisa dimanfaatkan supaya mereka berdua berganti identitas sewaktu-waktu. Amanda menolak tawaran itu, tapitetapi Amarta makin ngotot merayunya dan menjanjikan imbalan besar kalau Amanda mau menggantikan posisinya di rumah selama setahun, yang berarti juga menggantikan Amarta sebagai istri dan ibu dirumah itu.
 
Meski terus ditolak, tapitetapi Amarta tidak pernah berhenti memaksa Amanda supaya bersedia menuruti kemauannya. Kesulitan hidup dan kebutuhan mendesak untuk membeli obat ibunya yang sakit parah, sempat membuat Amanda bimbang. Keadaan bahkan semakin memburuk setelah Amanda ditinggal kekasihnya yang memilih wanita kaya. Sampai akhirnya Amanda harus dipaksa menerima pinjaman uang dari Amarta.
 
Amanda merasa benar-benar sudah tidak berdaya lagi untuk bisa menolak rencana konyol Amarta. Dia sangat terpojok dan tidak mampu mengelak karena difitnah mencuri perhiasan berlian milik Amarta. Terlebih setelah Amanda hampir dihakimi warga karena diteriaki maling oleh Amarta. Tentu saja Amarta sangat puas dan menang setelah berhasil memaksa Amanda untuk menuruti kemauannya, menggantikan dia dirumah keluarga Rahadian selama setahun.
Baris 67:
Kebingungan demi kebingungan terus berlanjut hingga ke semua orang dikeluarga Rahadian, karena Amanda tetap menampilkan kepribadiannya yang sama sekali berbeda dengan Amarta. Hanya satu alasan yang selalu dikeluarkan Amanda, ia ingin berubah lebih baik dan tidak lagi seperti Amarta yang dulu.
 
Tentu saja ada yang senang dengan perubahan itu, tapitetapi bagi Rossa dan Bi Tanti yang sangat membencinya, semua perubahan itu dianggap cuma kedok kemunafikan yang sedang dimainkan Amarta.
 
Mario suami Rossa, adalah salah satu orang yang paling tersiksa dengan perubahan Amarta. Dia tak mau percaya kalo Amarta akan melupakannya dan mau mengakhiri hubungan gelap mereka selama ini. Dia mendatangi Amarta dan memaksanya untuk berselingkuh seperti dulu.
Baris 73:
Amanda yang sedang memerankan Amarta, tentu saja menolak perbuatan gila itu. Tapi Mario dengan ngotot tetap memaksanya. Saat itulah Rossa muncul membentak mereka. Bukan itu saja, karena tak lama kemudian Septian juga muncul melihat mereka. Rossa dan Septian menatap Amarta sangat kesal karena Amanda masih saja menghindarinya, bahkan sengaja ingin membatalkan janji untuk melakukan tugas pertama berganti identitas dengannya. Jadilah Amarta akhirnya mendatangi rumah Amanda untuk mencarinya.
 
Septian berusaha mencium Amanda, tapitetapi dia kecewa karena Amanda berusaha menghindar. Rossa marah karena Septian lagi-lagi luluh pada pesona istrinya, tapitetapi Septian tidak perduli. Amanda sendiri kaget waktu dia membaca buku harian Amarta, yang mengatakan kalau dia tidak mencintai Septian.
 
Bukan itu saja, Amanda juga bingung menghadapi suasana dirumah itu yang menurutnya sangat mengerikan. Apalagi dia berhadapan dengan Mario yang terus menerus berusaha mendekatinya. Juga Rossa yang begitu membencinya.
Baris 81:
Kedatangan Adrian dan Sintia disambut dengan laporan oleh Rossa, dan mereka kaget melihat sikap istri Septian yang berubah 180 derajat. Tapi kebencian terus merasuki hati Rossa, dia bahkan marah dan merasa terhina saat menerima hadiah gaun malam dari Amanda. Saking marahnya, Rossa menampar Amanda, hingga Septian marah. Adrian juga marah pada Amanda yang dituduhnya telah memberikan minuman pada Eyang Rini hingga mabuk.
 
Sementara Mario menegur Rossa agar tidak berlebihan pada Amanda. Dia tak mau mereka diusir dari rumah itu dan menjadi miskin. Mario mengancam, dia nggak akan mau tinggal lagi bersama Rossa. Mario juga memberikan surat pada Amanda lewat Sulis, tapitetapi Sulis malah merobek-robek surat itu. Sementara Adrian melarang Sintia yang mulai simpati dengan Amanda untuk dekat dengannya. Adrian bahkan melarang Amanda untuk datang ke pabrik.
Tommy yang tidak bisa tidur dalam kondisi gelap, kembali menangis histeris. Septian memarahinya, tapitetapi Amanda malah membela Tommy. Bahkan dia menangis karena iba dengan nasib anak itu. Septian kaget, karena selama ini istrinya tak pernah perduli pada anaknya. Septian merasa Amanda bukan lagi seperti yang dulu. Amanda kaget dan gugup.
 
Amanda marah besar karena Aris sudah sangat berlebihan sampai berani merobek baju belakangnya. Ia menatap Aris dengan geram sekali. Sementara Aris sendiri juga kesal dan tidak percaya dengan semua perubahan yang terjadi pada Marta.
Baris 92:
Tapi sesampainya di dalam kamar, Amanda harus berhadapan dengan Septian yang sedang mencurigainya berselingkuh dengan lelaki lain. Septian pun ingin memaksa Amanda membuka blazernya.
 
Hampir saja ketahuan kalau blazer itu memang menutupi baju Amanda yang robek, tapitetapi saat itu Amanda diselamatkan oleh teriakan Eyang Rini yang memanggilnya. Segera Amanda berlari keluar dan melepaskan diri dari tekanan Septian.
 
Eyang Rini mengadukan pada Amanda tentang pabriknya yang akan ditutup. Eyang Rini tidak terima hal itu terjadi, karena baginya pabrik itu lebih berharga dari nyawanya sendiri. Amanda menghibur dan menyemangati Eyang Rini untuk bangkit dan berjuang memperjuangkan pabrik.
Baris 117:
Namun pada kesempatan itu, dokter juga menjelaskan kalau nyawa Amarta bisa terancam dalam operasi tersebut. Yuda yang menduga kalau Amarta meninggal dalam kecelakaan, lalu menghubungi Amanda. Amanda kaget.
 
Yuda menelepon untuk meneror Amanda. Amanda marah dan minta Yuda tidak mengganggunya, tapitetapi Yuda terus mengancamnya. Amanda marah, sedih dan stres. Dia ngamuk dan marah karena menderita wajahnya sangat mirip dengan Amarta, perempuan yang ternyata memiliki karakter yang jahat.
Saking stresnya, Amanda pingsan. Eyang Rini yang kaget dan bingung dengan sikap Amanda yang jauh berbeda makin merasa yakin kalau istri Septian sekarang bukan Amarta, tapitetapi orang lain. Meski dia senang karena Amarta yang sekarang jauh lebih baik.
 
== Kemiripan Cerita ==