Alkimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 115:
Alkimiawan mempraktikkan seni mereka: mereka bereksperimen secara aktif dengan bahan kimiawi serta membuat observasi dan [[teori]] tentang bagaimana cara alam semesta bekerja. Keseluruhan filsafat mereka berkisar antara keyakinan mereka bahwa jiwa manusia terpisah di dalam diri manusia sejak jatuhnya Adam. Dengan memurnikan dua sisi jiwa itu, manusia bisa kembali menyatu dengan Tuhan. ([[Burckhardt h. 149]])
 
Pada abad empatbelas, pandangan-pandangan ini mengalami perubahan penting. [[William of Ockham]], seorang Fransiskan [[Oxford]] yang meninggal pada [[1349]], menyerang pandangan kaum [[Thomist]] tentang kesesuaian antara iman dan pemikiran. Pandangannya, diterima secara luas sekarang, bahwa Tuhan hanya semata-mata diterima lewat iman; Ia tidak bisa dibatasi oleh pemikiran manusia. Tentu saja pandangan ini tidak salah apabila seseorang menerima dalil tentang ketakterbatasan Tuhan versus keterbatasan kemampuan pemikiran manusia, tapitetapi ini secara tidak langsung menghapus praktik alkimia pada abad empatbelas dan limabelas.
 
(Hollister p. 335) [[Paus Yohanes XXII]] pada awal tahun [[1300]] mengeluarkan fatwa menentang alkimia, di mana hasilnya adalah membersihkan semua personinl gereja dari praktik Seni. (Edwardes, p. 49) Iklim berubah, [[Black death|Black plague]], dan meningkatnya [[peperangan]] serta bencana [[kelaparan]] yang menandai abad ini, tidak diragukan lagi juga menghambat pencarian filsafat secara umum.
Baris 123:
Alkimia dijaga kehidupannya oleh orang semacam [[Nicolas Flamel]], ia patut diperhitungkan karena ia adalah seorang di antara sedikit alkimiawan yang menulis pada saat sulit tersebut. Flamel yang hidup dari tahun [[1330]] sampai [[1417]] merupakan pembuat pola dasar ([[archetype]]) dari alkimia tahap selanjutnya.
 
Dia bukan seorang dari kalangan relijius sebagaimana kebanyakan pendahulunya, Dan seluruh ketertarikannya pada subjek seputar pencarian batu filsuf, di mana ia dianggap telah menemukannya; karya-karyanya banyak menghabiskan waktu dengan uraian proses dan reaksi-reaksi, tapitetapi tidak pernah benar-benar memberikan rumus terjadinya transmutasi. Kebanyakan karya-karyanya bertujuan mengumpulkan pengetahuan alkimia yang telah ada sebelumnya, khususnya yang berkaitan dengan batu filsuf. (Burckhardt pp. 170–181)
 
Selama [[akhir zaman pertengahan]] (1300-1500) para alkimiawan kebanyakan seperti Flamel: mereka berkonsentrasi pada pencarian batu filsuf dan obat awet muda (elixir of youth), yang sekarang dipercayai sebagai dua hal terpisah. Kiasan yang samar-samar dan [[simbolisme]] dalam tulisan mengarah pada penafsiran yang bervariasi. Misalnya, kebanyakan alkimiawan pada periode ini menafsirkan pemurnian jiwa untuk mengartikan transmutasi timah menjadi emas (di mana mereka percaya bahwa [[air raksa]] elemental, atau 'quicksilver', memiliki peranan penting). Mereka ini dianggap sebagai [[tukang sihir]] oleh kebanyakan orang, dan seringkali disiksa karena praktik-praktik mereka. (Edwards hh. 50-75; Norton hh lxiii-lxvii)
Baris 131:
Salah seorang yang namanya muncul di awal abad enambelas adalah [[Heinrich Cornelius Agrippa]]. Alkimiawan ini percaya bahwa dirinya adalah seorang ahli sihir, dalam arti sebenarnya merasa bahwa dirinya mampu memanggil [[makhluk gaib]]. Pengaruhnya tidak begitu berarti, tetapi seperti halnya Flamel, ia menghasilkan tulisan-tulisan yang menjadi acuan para alkimiawan tahun-tahun sesudahnya. Sekali lagi seperti halnya Flamel, ia berbuat banyak untuk mengubah alkimia dari filsafat yang sifatnya mistis menjadi magic [[okult]]is.
 
Ia meneruskan filosofi para alkimiawan terdahulu, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan eksperimental, numerologi dsb., tapitetapi ia menambahkan teori magic, yang mana ini menguatkan ide alkimia sebagai keyakinan okultist. Meskipun demikian, Agrippa adalah tetap seorang Kristen, walaupun pandangannya seringkali mengalami konflik dengan gereja. (Edwardes p56-9; Wilson p. 23-9)
 
=== Alkimia di Zaman Modern dan Renaisans ===
Baris 151:
Sementara itu, alkimia Paracelsian menuntun pada pengembangan ilmu obat-obatan modern. Para eksperimentalis secara berangsur-angsur menemukan cara kerja tubuh manusia, seperti peredaran darah ([[William Harvey|Harvey]], [[1616]]), dan pada suatu saat mengetahui bahwa banyak penyakit disebabkan oleh infeksi kuman ([[Robert Koch|Koch]] and [[Louis Pasteur|Pasteur]], [[abad 19]]) atau kekurangan vitamin dan zat gizi alami ([[James Lind|Lind]], [[Christiaan Eijkman|Eijkman]], [[Casimir Funk|Funk]], et al.). Didukung oleh perkembangan paralel dalam ilmu kimia organik, ilmu pengetahuan baru itu dengan mudahnya menggeser alkimia dari perannya di bidang medis, interpretif dan preskriptif, sekaligus mengurangi harapan terhadap obat/ramuan ajaib dan membeberkan ketidakefektifan dan bahkan kadar racun yang dimiliki obat semacam itu.
 
Maka, ketika ilmu pengetahuan dengan mantap berlanjut menguak tabir dan merasionalkan mesin waktu alam semesta, yeng dibangun pada metafisika materialistik-nya sendiri, Alkimia dicabut dari hubungannya dengan kimia dan medis — tapitetapi masih terbebani olehnya. Alkimia berkurang menjadi sebuah sistem filsafat yang dianggap sulit dimengerti, lemah hubungannya dengan dunia material, ia mengalami nasib yang serupa dengan disiplin ilmu [[esoteris]] lainnya seperti [[Astrologi]] dan [[Kabbalah]]: dikeluarkan dari kurikulum, dihindari oleh para pendukung sebelumnya, diasingkan oleh para ilmuwan, dan pada umumnya dipandang sebagai lambang [[charlatan]]ism dan [[takhayul]].
 
Perkembangan ini bisa ditafsirkan sebagai bagian dari reaksi yang lebih luas di dalam intelektualisme Eropa melawan gerakan [[Romantik]] dari abad sebelumnya. Mungkin akan bijaksana untuk meneliti bagaimana sebuah disiplin ilmu yang pernah mendapat martabat intelektual dan material, lebih dari dua ribu tahun, dapat dengan mudahnya lenyap dari alam pemikiran Barat.