Gereja Kristus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
benerin struktur kalimat dan mistype nama pendeta ferdy |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar); perubahan kosmetika |
||
Baris 30:
Perjalanan berdirinya Gereja Kristus di Indonesia, dimulai dengan sejarah berdirinya jemaat Ketapang (kini di JI. Zainul Arifin No 9, Jakarta) yang diawali ketika dua orang misionaris dari Methodist Mission, yakni Worthington dan Baughman merintis diadakannya kumpulan pekabaran injil (kumpulan atau persekutuan rumah tangga) di rumah sdr Lee Teng Ho di Kampung Muka. Dalam persekutuan itu, yang biasa hadir tetap tidak lebih dari 10 orang. Dari Kampung Muka, persekutuan rumah tangga itu mengalami beberapa kali perpindahan tempat, sampai menempati sebuah rumah di Jalan Prinsenlaan (kini JI.Mangga Besar) No.9. Yang unik dari persekutuan yang sedang bertumbuh ini adalah kehadiran dari Lee Bersaudara: Lee Teng Po, Lee Teng Ho, Lie Kim Tian, dan Lee Teng San. Lee Teng San adalah ayah dari pdt Clement Suleeman (Lee Sian Hui) dan kakek dari Pdt Ferdy Suleeman. Lee Bersaudara rajin membantu pelayanan “jemaat” ini dengan memberi pikiran, tenaga dan waktu mereka sehingga pelayanan jemaat sangat bergantung pada mereka, Oleh sebab itu, jemaat ini sering disebut sebagal Gereja Lee Bersaudara.
Status jemaat ini semula masih berada langsung di bawah Methodist Mission dan diberi nama Gereja Methodist Mission.
* '''1926''', Status jemaat Methodis Mission ditingkatkan dan diberi nama Gereja Methodist Mangga-Besar dan
* '''1926''',
# '''23-27 Nopember''' : dari sejak awal, para tokoh jemaat Methodist Mangga-Besar ini melihat pentingnya untuk mempersatukan gereja-gereja Tionghoa yang ada di Jawa. Tidak mengherankan jika para tokoh jemaat Methodist Mangga Besar ini berperan aktif dalam panitia penyelenggaraan Konferensi Kristen Tionghoa pada tanggal 23-27 Nopember 1926 di Cipaku, Bogor. Dalam Konferensi itu diputuskan untuk mendirikan Bond Kristen Tionghoa (BKT) atau Tiong Hoa Kie Tok Kauw Tjong Hwee (THKTKTH).
Baris 44:
# '''13-15 Juli''' : Setelah upaya untuk mempersatukan gereja-gerejaTionghoa melalui BKT atau THKTKTH tidak berhasil, maka beberapa tokohnya mempersiapkan pembentukan CHCTCH untuk meneruskan cita-cita BKT atau THKTKTH. Pada tanggal 13-15 Juli 1934 di Cirebon, diadakan Konferensi Pembentukan CHCTCH di Indonesia. Pada dasarnya, para peserta konferensi menyetujui dibentuknya CHCTCH di Indonesia, walaupun sebenarnya para peserta ”terpecah” dalam dua kelompok : kelompok yang berorientasi ke Tiongkok serta memperlihatkan anti zending (wakil-wakil jemaat yang berlatar belakang Methodist) dan kelompok yang tidak setuju dengan hal tersebut (wakil-wakil dari jemaat berlatar belakang Hervormd dan Gereformeerd).
# '''14 Juli''' : Diadakan perpisahan dengan Pdt A. J. Bliek, wakil dari NZV, dan sebagai penggantinya ditunjuk Pdt. Bergstede, yang ternyata tidak dapat bekerja sama dengan Majelis jemaat, sehingga hubungan dengan pihak NZV tidak dilanjutkan lagi.
# '''3 Agustus''' : Dalam rapat majelis THKTKH Mangga Besar pada tangal 3 Agustus 1935,
# '''5 Desember''' :
# '''12 Desember''' : Dalam rapat Majelis THKTKH Mangga Besar tanggal 12 Desember, dibentuk komite THKTKH Bogor yang diketuai oleh Lee Teng San. Komite tersebut diberi wewenang untuk mengurus segala keperluan THKTKH Bogor.
# '''27 Desember''' : THKTKH Bogor yang diresmikan
Baris 69:
# '''22 juni''' : Didewasakan CHCTCH Purwakarta yang merupakan hasil penginjilan CHCTCH Ketapang.
* '''1954''',
# '''Maret''' : merupakan ”lembaran hitam’ bagi perjalanan Gereja Kristus, karena pada Maret 1954 terjadi konflik di kalangan pimpinan jemaat Ketapang yang berasal dari penglihatan seorang pendeta jemaat Ketapang tentang kedatangan Tuhan Yesus. Jemaat pun menjadi terpecah. Peristiwa 1954 ini sampai melibatkan aparat pemerintah dan DGI untuk mendamaikannya. Dampak dari peristiwa ini adalah, 3 Jemaat CHCTCH
* '''1854''',
# '''5 Desember''' : CHCTCH Petamburan didewasakan dan sebagian dari anggota jemaat Tanah Abang yang tetap memilih bergabung dengan CHCTCH, merintis jemaat baru.
Baris 88:
* '''1969''',
# '''14-15 Agustus''' : dalam Konferensi Sinode GK 1969 terjadi perubahan Tata Gereja dari sistem Kongresional menjadi sistem Presbiterial Sinodal. Dan GK juga menerima dua jemaat pindahan dari Gereja Kristen Injili Lampung, yaitu Gereja Kristus Tanjung Karang dan Gereja Kristus Kotabumi.
* '''1973''', Jemaat Kotabumi membubarkan diri sejak ditinggal oleh pendeta Timothy Yosua yang menjadi
* '''1972''',
# '''27 Januari''' : Pos PI Taruna asuhan GK Ketapang resmi didewasakan menjadi jemaat Gereja Kristus Taruna.
Baris 94:
# '''16 Juni''' : Pos PI Kebayoran Baru yang juga merupakan asuhan GK Ketapang, didewasakan menjadi jemaat Gereja Kristus Kebayoran Baru.
* '''1990''',
# '''1 April''' : Setelah selang waktu yang cukup lama (13 tahun), jemaat Gereja Kristus bertambah ketika Pos PI Teluk Naga,
* '''1991''',
# Pos PI Teluk Naga diresmikan menjadi jemaat Gereja Kristus Teluk Naga pada Konferensi Sinode GK 1991 di Wisma Kinasih Caringin – Bogor.
Baris 109:
* '''2004''',
# '''16 Agustus''' : Pada Konferensi Luar Biasa di GK Ketapang, diputuskan GKJMB tetap menjadi jemaat Gereja Kristus dengan status anggota non aktif sehingga hak dan kewajibannya juga dibekukan.
# '''25-27 Nopember''' : Sinode GK menjadi tuan rumah Persidangan MPL PGI yang berlangsung pada tanggal
* '''2005''',
# '''27 Maret''' : Untuk pertama kalinya pula diadakan Paskah Bersama Sinode GK yang diselenggarakan di Gedung Hall C PRJ, Kemayoran – Jakarta.
Baris 144:
* Bendahara Umum : Pnt. Tato Setiabrata
== Referensi ==
{{Reflist|2}}
== Pranala
* [http://www.pgi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=243&Itemid=402 Profil Gereja Kristus di situs PGI]
* [http://profilgereja.wordpress.com/2010/05/06/gereja-kristus/ Profil Gereja Kristus]
|