Sejarah Asia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: hirarki → hierarki using AWB
Baris 137:
====Wangsa Yuan====
{{main|Dinasti Yuan}}
Menjelang 1227, bangsa Monggol telah menaklukkan kerajaan [[Xia Barat|Xia barat]] di barat laut Tiongkok. Tak lama kemudian orang-orang Monggol pun mulai mengincar kekaisaran Jin milik bangsa Jurchen. Kota-kota Tiongkok dengan segera dikepung pasukan berkuda Monggol yang nyaris tak berbelas kasihan terhadap siapapun yang berani melawan dan kerajaan Song Selatan pun kehilangan wilayahnya dalam waktu singkat. Pada 1271, pemegang jabatan khan agung saat itu, Kubilai Khan, menyatakan diri sebagai Kaisar Tiongkok dan secara resmi mendirikan wangsa Yuan. Menjelang 1290, seluruh Tiongkok telah dikuasai bangsa Monggol, dan untuk pertama kali dalam sejarahnya seluruh wilayah Tiongkok jatuh ke dalam kekuasaan penakluk asing; [[Khanbaliq]] (sekarang [[Beijing]]) ditetapkan sebagai ibu kota yang baru. Kubilai Khan menyekat budaya Monggol dari budaya Tionghoa dengan cara menghalang-halangi interaksi antar masyarakat kedua bangsa, memisahkan kawasan pemukiman dan tempat peribadatan mereka, dan mekhususkan jabatan puncak dalam administrasi negara bagi orang-orang Monggol, dan dengan demikian menyingkirkan para cendekiawan konfusianis dari sistem birokrasi. Sekalipun demikian, Kubilai tetap mengagumi gagasan-gagasan bangsa Tionghoa dan mengangkat para penasihat dari kalangan Tionghoa penganut agama Buddha, Tao, dan Konfusianisme.
 
Kaum wanita Monggol menunjukkan sifat yang lebih mandiri dibanding kaum wanita Tionghoa yang terus-menerus tertindas. Perempuan Monggol kerap turut serta menunggang kuda dalam kegiatan-kegiatan berburu atau bahkan untuk maju berperang. Isteri Kubilai, [[Chabi]], adalah contoh yang sempurna; Chabi menjadi penasihat suaminya dalam beberapa urusan politik dan diplomasi; ia meyakinkan Kubilai bahwa orang Tionghoa harus dihormati dan diperlakukan dengan baik agar menjadikan mereka lebih mudah diatur.{{sfn|Stearns|2011|page=327|chapter=14|quote=[Chabi] meyakinkan Kubilai bahwa perlakukan kejam terhadap sisa-sisa keluarga kekaisaran Song yang telah dikalahkannya hanya akan membangkitkan amarah rakyat di Tionghoa utara dan menjadikan mereka lebih sukar diperintah.}} Namun semuanya itu tidak cukup berdaya mengubah kedudukan kaum wanita Tionghoa, dan para pengganti Kubilai yang makin lama makin berhaluan Neo-Konfusianisme malah meningkatkan penindasan terhadap kaum wanita Tionghoa bahkan terhadap kaum wanita Monggol sendiri.
 
[[Maut Hitam]], yang kelak mengharubirukan Eropa Barat, mula-mula merebak di Asia dan melenyapkan sebagian besar populasi Tiongkok pada 1331.
 
===Jepang===
Pada zaman ini, [[Jepang]] mengalami proses [[sinifikasi]], atau penerapan gagasan-gagasan budaya dan politik bangsa Tionghoa. Penyebab utama sinifikasi Jepang adalah kekaguman kaisar dan para petinggi Jepang kala itu terhadap birokrasi Tiongkok. Pengaruh besar dari Tiongkok terhadap Jepang ditunjukkan oleh penyebaran ajaran Konfusius, penyebaran agama Buddha, dan pembentukan birokrasi Jepang (meskipun rentan berpihak pada kaum berpunya). Pada abad-abad akhir dari zaman pertengahan di Jepang, terjadi gerakan kembali pada keyakinan Shinto yang merupakan warisan leluhur mereka dan terus-menerus populernya agama Buddha mazhab Zen.
 
====Kepentingan asing====