Ideografi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan referensi
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: Praktek → Praktik (2), added orphan, uncategorised, deadend tags using AWB
Baris 1:
{{Dead end|date=Oktober 2016}}
Ideografi (''ideogram'') adalah simbol grafis yang mewakili ide dari pada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideografi ini telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun. Ideogram adalah jenis tulisan/simbol yang dimaknai menurut kenampakan visual yang kemudian diterjemahkan sebagai sebuah ide, atau sebuah kalimat. Gambar 'sebuah mata' misalnya, dengan memfungsikannya sebagai ideogram, maka anda bisa mengartikannya sebagai 'seseorang sedang mengintip'.<ref>Eko Sujatmiko, ''Kamus IPS'' , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 111</ref> Lambang tidak sekedar mewakili benda, tetapi dapat pula mewakili gagasan tertentu. Lambang demikian dinamakan ''ideogram''. Tulisan hieroglip di Mesir, tulisan bangsa Aztek di Meksiko, dan tulisan paku di Asiriaa-Babilonia, merupakan contoh penggunaan yang berubah menjadi ''ideogram''.
{{Orphan|date=Oktober 2016}}
 
'''Ideografi''' (''ideogram'') adalah simbol grafis yang mewakili ide dari pada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideografi ini telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun. Ideogram adalah jenis tulisan/simbol yang dimaknai menurut kenampakan visual yang kemudian diterjemahkan sebagai sebuah ide, atau sebuah kalimat. Gambar 'sebuah mata' misalnya, dengan memfungsikannya sebagai ideogram, maka anda bisa mengartikannya sebagai 'seseorang sedang mengintip'.<ref>Eko Sujatmiko, ''Kamus IPS'' , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 111</ref> Lambang tidak sekedar mewakili benda, tetapi dapat pula mewakili gagasan tertentu. Lambang demikian dinamakan ''ideogram''. Tulisan hieroglip di Mesir, tulisan bangsa Aztek di Meksiko, dan tulisan paku di Asiriaa-Babilonia, merupakan contoh penggunaan yang berubah menjadi ''ideogram''.
 
Peradaban komunikasi khususnya dan manusia pada umumnya mulai selangkah lagi lebih maju. Pada phase ini manusia didalam sistem kemasyarakatannya mulai teratur, mengenal sistem bangunan, sistem pengairan pertanian dan juga sistem sistem komunikasi yang baik. Kalau pada tahap sebelumnya symbol visual digambarkan dalam bentuk binatang, pada tahap ini mereka telah dapat memformulasikan hurufhuruf sebagai lambang visualnya<ref>Sihombing, Danton MFA. ''Tipografi dalam Desain Grafis.'' Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003</ref>. Huruf-huruf sebagai lambang komunikasinya disebut dengan Huruf Ideogram, yakni satu bentuk huruf yang didalamnya mencakup pengertian 1 ide atau bisa disebut satu huruf bukan merupakan makna satu bunyi akan tetapi satu pengertian atau konsep. Contoh dari Ideogram ini adalah huruf Hyreogliph, yakni bentuk huruf dari mesir kuno yang dapat dikuak rahasianya (diterjemahkan / dibaca) oleh Champollion (ahli sejarah Prancis yang dibawa oleh ekspedisi Napoleon 1822). Sedangkan model huruf ideogram yang ada sampai saat ini adalah huruf Cina). Pelu ditambahkan lagi juga bahwasannya pada tahap ini manusia sudah tinggi peradaban dan kebudayaannya karena disamping hal-hal tersebut diatas manusia juga sudah menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi primer secara sempurna.
Baris 8 ⟶ 11:
Sejak tahun 4.000 tahun lalu, tulisan China, Korea, Dan Kanji Jepang, berdasarkan ideogram. Cara menulisnya pun masih dari atas ke bawah, dan barisnya berderet ke kiri. Kerugian sistem ini bukan saja lambang semakin rumit, tetapi jumlahnya semakin membengkak sampai puluhan ribu, sehingga sulit pula dalam mempeajari dan menulisnya.
 
Sementara itu, kaum pedagang Phoenislia merasakan keperluan suatu sistem tulisan yang sederhana agar pencatatan kegiatan perdagangan mereka dapat dilakukan secara lebih cepat dan ekonomis. Sekitar 1.000 SM, muncul suatu konsep dalam komunikasi tulisan yang menggabungkan lambang mewakili suara atau bunyi yang timbul dari komunikasi lisan, bukan menggunakan lambang yang mewakili benda (''piktogram'') atau gagasan (''ideogram'').
 
Orang Yunani mulai memungut abjad Phoenisia pada sekitar 1.000 SM. Bersamaan abjad, orang Yunani mengambil pula nama Phoenisia untuk huruf tersebut, dan me-Yunani-kannya. ''Aleph'', misalnya menjadi ''apha; beth'' menjadi beta. Dari kedua huruf tersebut kita memperoleh perkataan alfabet atau abjad. Perkembangan huruf Ibrani, Arab, Siria, dan Sansekerta mendapat pengaruh kuat pula dari huruf Phoenisia yang terdiri atas 22 konsonan.
Baris 21 ⟶ 24:
Di Cina dan Jepang, teknik percetakan sudah dilakukan sejak lama mulai dari abad ke-8, jika bukan sebelumnya akan tetapi metode yang digunakan biasa dikenal sebagai ‘percetakan blok’ yaitu blok kayu berukir yang digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal dari suatu teks khusus. Metode ini tepat sekali untuk budaya-budaya yang menggunakan ribuan gambar ''ideogram'' dan bukannya sebuah alfabet yang tediri dari 20 sampai 30 buah huruf. Mungkin karena alasan inilah bahwa penemuan Cina tentang bentuk yang dapat digerakkan dalam abad ke-11 punya dampak yang kecil saja. Akan tetapi pada permulaan abad ke-15, orang Korea telah menciptakan suatu bentuk yang dapat digerkkan dengan apa yang telah digambarkan oleh ilmuwan Prancis Henri-Jean Martin sebagai sesuatu kemiripan yang hampir bersifat khayal dengan apa yang dibuat Gutenberg. Penemuan barat mungkin sekali telah didorong oleh berita-berita tentang apa yang telah terjadi di Timur<ref>Sudina Dendi, ''Komunikasi Periklanan Cetak''. Bandung: Remadja Karya, 1986.</ref>.
 
PraktekPraktik mencetak tersebar luas di seluruh Eropa melalui penyebaran para pencetak orang Jerman. Pada tahun 1500, percetakan telah didirikan di lebih dari 250 tempat di Eropa: 80 diantaranya di Italia, 52 di Jerman, dan 43 di Prancis. Percetakan itu telah mencapai Basel tahun 1466, Roma tahun 1467, Paris dan Pisel 1468, Venesia tahun 1469, Leuven, Valencia, Krakow dan Buda tahun 1473. Westminster tahun 1467, dan Praha pada tahun 1477. Diantara mereka, percetakan ini telah menghasilkan kira-kira 27.000 judul pada tahun 1500, yang berarti bahwa dengan perkiraan rata-rata hasil cetak 500 eksemplar setiap judulnya kira-kira tiga belas juta buku telah beredar pada tanggal itu Eropa yang berpenduduk 100 juta orang. Kira-kira dua juta dari buku-buku ini dihasilkan di Venice saja, sedangkan Paris merupakan suatu pusat percetakan penting yang lain, dengan 181 tempat kerja pada tahun 1500.
 
Sebaliknya, percetakan lambat masuk ke Rusia dan dunia Kristen Ortodoks umumnya, sebuah kawasan (termasuk Serbia modern, Rumania dan Bulgaria) di mana alfabetnya biasanya Cyrillic dan daya melek hurufnya hanya tebatas pada para biarawan. Tahun 1564, seorang Rusia Putih yang telah dilatih di Polandia membawa sebuah percetakan ke Moskow, namun tempat ia bekerja itu segera dihancurkan oleh segerombolan orang. Situasi ini berubah pada permulaan abad ke-18 berkat upaya Tsar Peter Agung yang mendirikan sebuah percetakan di St Peterbug tahun 1711.
 
Di dunia Islam, perlawanan terhadap percetakan tetap kuat sepanjang permulaan periode modern. Bahkan negara-negara Islam telah dianggap sebagai kendala bagi disebarkannya teknologi percetakan dari Cina ke Barat. Menurut seorang duta besar imperium untuk Istanbul pada pertengahan abad ke-16 orang Turki memandangnya sebagai suatu dosa bila mencetak buku-buku keagamaan. Ketakutan akan di cap bid’ah meupakan latar belakang dari perlawanan terhadap percetakan dan pelajaran Barat. Tahun 1515, Sultan Selim I telah mengeluarkan sebuah titah untuk menghukum pelaku praktekpraktik percetakan dengan hukuman mati. Pada akhir abad itu, Sultan Murad III mengizinkan dijualnya buku-buku cetakan yang bukan buku agama dengan tulisan Arab.
 
== Referensi ==
Baris 33 ⟶ 36:
* Asa Briggs dan Peter Burke, ''Sejarah Sosial Media'', Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hal 18
* Eko Sujatmiko, ''Kamus IPS'' , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 111
 
{{Uncategorized|date=Oktober 2016}}