Tumbuhan obat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, replaced: diantara → di antara (3), efektifitas → efektivitas
Baris 1:
[[File:Cinchona_officinalis_001.JPG|thumb|right|[[Kulit kayu]] pohon [[kina]] digunakan sebagai obat [[malaria]]]]
 
'''Tumbuhan obat''' adalah [[tumbuhan]] yang telah diidentifikasi dan diketahui berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan [[penyakit]], melakukan fungsi biologis tertentu, hingga mencegah serangan serangga dan jamur. Setidaknya 12 ribu senyawa telah diisolasi dari berbagai tumbuhan obat di dunia, namun jumlah ini hanya sepuluh persen dari jumlah total senyawa yang dapat diekstraksi dari seluruh tumbuhan obat.<ref name="tapsell">{{cite journal |author=Tapsell LC, Hemphill I, Cobiac L, ''et al.'' |title=Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future |journal=Med. J. Aust. |volume=185 |issue=4 Suppl |pages=S4–24 |date=August 2006 |pmid=17022438 |doi= |url=}}</ref><ref name="lai">{{cite journal |author=Lai PK, Roy J |title=Antimicrobial and chemopreventive properties of herbs and spices |journal=Curr. Med. Chem. |volume=11 |issue= 11|pages=1451–60 |date=June 2004 |pmid=15180577 |doi= |url=}}</ref>
 
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat telah ada sejak zaman prasejarah manusia. Pada tahun 2001, para peneliti telah mengidentifikasi bahwa 122 senyawa yang digunakan di dunia kedokteran modern merupakan turunan dari senyawa tumbuhan yang sudah digunakan sejak zaman prasejarah.<ref name=Fabricant2001>{{cite journal |author=Fabricant DS, Farnsworth NR |title=The value of plants used in traditional medicine for drug discovery |journal=Environ. Health Perspect. |volume=109 Suppl 1 |issue= Suppl 1|pages=69–75 |date=March 2001 |pmid=11250806 |pmc=1240543 |doi= |url=}}</ref> Begitu banyak obat-obatan yang tersedia saat ini merupakan turunan dari pengobatan herbal, seperti [[aspirin]] yang terbuat dari kayu pohon [[dedalu]], juga [[digitalis]], [[quinine]], dan [[opium]].
 
WHO memperkirakan bahwa 80 persen warga di benua Asia dan Afrika memanfaatkan pengobatan herbal untuk beberapa aspek perawatan kesehatan. Amerika Serikat dan Eropa memiliki ketergantungan yang lebih sedikit, namun memperlihatkan kecenderungan meningkat sejak efektifitasefektivitas beberapa tumbuhan obat telah teruji secara ilmiah dan terpublikasikan. Pada tahun 2011, total tumbuhan obat yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai nilai lebih 2.2 miliar USD.<ref>http://www.traffic.org/medicinal-plants/</ref>
 
Dengan sumber yang berasal dari tumbuhan, maka kekayaan hayati suatu negara seperti [[hutan]] menjadi penting,<ref>{{cite journal |title = Strategi Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Obat Indonesia |author = Zuhud, Ervizal A. M. |date = 1989 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/29993 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref> dan kerusakan hutan mengancam keberadan tumbuhan obat yang pernah dan saat ini dimanfaatkan oleh [[masyarakat adat]] penghuni kawasan hutan dan sekitarnya.<ref>{{cite journal |title = Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang "Bhineka Tunggal Ika" dengan Pengembangan Potensi Lokal Ethno-Forest-Pharmacy (Etno-Wanafarma) pada Setiap Wilayah Sosio-Biologi Satu-Satuan Masyarakat Kecil |author = Zuhud, Ervizal A. M. |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/30700 |date = 2009 |journal = Fakultas Kehutanan [[Institut Pertanian Bogor]]}}</ref> [[Keanekaragaman hayati]] di dalam hutan penting selain sebagai sarana melestarikan spesies tumbuhan obat untuk manusia, juga dapat menjadi sumber obat-obatan darurat bagi [[hewan langka]] yang ada di [[cagar alam]]. Tumbuhan yang bermanfaat tersebut perlu diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut, dan pakar konservasi atau [[jagawana]] perlu dilatih untuk menggunakan tumbuhan obat tersebut.<ref>{{cite journal |title = The Potency of Medicinal Plants as A Multi Function Phytobiotic to Improve Performance and Health Condition of Wild Animals in Captivity |author = Ulfah, Maria |date = 2006 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43545 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref> Pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat di dalam hutan dapat digali dari masyarakat setempat berdasarkan pengalaman mereka yang diturunkan dari generasi ke generasi.<ref>{{cite journal |title = The Role Of Local Knowledge In Developing Indigenous Indonesian Medicine |author = Sangat, Harini M. |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43514 |date = 2006 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref><ref>{{cite journal |title = Ethonobotany of People Live in Amarasi of Kupang, Mollo and Amanatun of South Central Timor, West Timor, Indonesia |author = Pulunggono, Heru Bagus |date = 1999 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43484 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref> Masyarakat [[Suku Tugutil]] di [[Taman Nasional Aketajawe Lolobata]], [[Halmahera]], memiliki pengetahuan terhadap setidaknya 116 spesies tumbuhan lokal, dengan 71 spesies dimanfaatkan sebagai tanaman pangan dan 45 spesies dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.<ref>{{cite journal |title = Utilization of plant genetic biodiversity by Tugutil tribe in Aketajawe Lolobata National Park |author = Karim, Kartini Abd.; Thohari, Mahmud; Sumardjo |date = 2006 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43544 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref>
 
== Sejarah ==
Sejak zaman prasejarah, [[rempah-rempah]] pada awalnya digunakan sebagai [[bumbu]] penyedap makanan, namun perlahan diketahui memiliki beragam manfaat.<ref name="tapsell" /><ref name="lai" /> Terutama rempah-rempah yang memiliki kemampuan [[antimikroba]] sehingga dapat mengawetkan makanan. Cara ini diperkirakan berawal di wilayah tropis di mana makanan tidak bisa diawetkan karena faktor iklim. Berbeda dengan wilayah iklim sedang yang memiliki musim dingin sehingga makanan dapat diawetkan secara temperatur rendah.<ref>{{cite journal | authorlink = Billing J, Sherman PW. | title = Antimicrobial functions of spices: why some like it hot | journal = Q Rev Biol. | volume = 73 | issue = 1 | pages =3–49 |date=March 1998 | doi =10.1086/420058 | pmid = 9586227 | author =Billing, Jennifer | last2 =Sherman | first2 =PW }}</ref> Daging secara umum di berbagai budaya dibumbui lebih banyak dari sayuran karena daging lebih cepat rusak.<ref>{{cite journal | authorlink = Sherman PW, Hash GA. | title = Why vegetable recipes are not very spicy | journal = Evol Hum Behav. | volume = 22 | issue = 3 | pages = 147–163 |date=May 2001|doi =10.1016/S1090-5138(00)00068-4 | pmid = 11384883 | author =Sherman, P | last2 =Hash | first2 =GA }}</ref>
 
Berbagai bukti arkeologis menemukan bahwa manusia menggunakan tumbuhan obat setidaknya sejak zaman Paleolitikum, sekitar 60 ribu tahun yang lalu. Namun diperkirakan hal itu terjadi lebih awal, karena primata yang masih hidup saat ini juga telah menggunakan berbagai dedaunan spesifik untuk menyembuhkan penyakit tertentu.<ref>{{cite book|author=Sumner, Judith|title=The Natural History of Medicinal Plants|publisher=Timber Press|year=2000|isbn=0-88192-483-0|page=16}}</ref> Sampel tumbuhan yang dikumpulkan dari lokasi prasejarah Neanderthal [[Gua Shanidar]] di Iran menemukan sejumlah besar [[polen]] dari 8 spesies tumbuhan, dengan tujuh diantaranyadi antaranya masih digunakan sampai sekarang sebagai pengobatan herbal.<ref>{{cite journal |author=Solecki, Ralph S. |title=Shanidar IV, a Neanderthal Flower Burial in Northern Iraq |work=Science |volume=190 |issue=4217 |date=November 1975 |pages=880–881 |doi = 10.1126/science.190.4217.880}}</ref>
 
Dalam sejarah tertulis, setidaknya setudi mengenai rempah daun telah dilakukan sejak 5000 tahun lalu di Sumeria, dan tertulis di tablet tanah liat yang memuat daftar ratusan tumbuhan obat. Pada tahun 1500 SM bangsa Mesir Kuno menulis [[Papirus Eber]] yang berisi lebih dari 800 tumbuhan obat, termasuk diantaranyadi antaranya [[bawang putih]] dan [[mariyuana]].<ref name="Sumner-2000-p17">{{cite book|author=Sumner, Judith|title=The Natural History of Medicinal Plants|publisher=Timber Press|year=2000|isbn=0-88192-483-0|page=17}}</ref> Di India, pengobatan [[Ayurveda]] telah menggunakan berbagai tumbuhan obat sejak 1900 SM.<ref name=Aggarwal2007>{{cite journal |author=Aggarwal BB, Sundaram C, Malani N, Ichikawa H |title=Curcumin: the Indian solid gold |journal=Adv. Exp. Med. Biol. |volume=595 |issue= |pages=1–75 |year=2007 |pmid=17569205 |doi= 10.1007/978-0-387-46401-5_1|url= |series=ADVANCES IN EXPERIMENTAL MEDICINE AND BIOLOGY |isbn=978-0-387-46400-8}}</ref><ref>{{cite web |url=http://tamilnadu.com/herbs/turmeric.html |title=Turmeric Herb|publisher=Tamilnadu.com|date=15 December 2012}}</ref> Kaisar China [[Shennong]] disebutkan telah menulis setidaknya 365 tumbuhan obat dan pemanfaatannya, termasuk [[mariyuana]] dan [[ephedra]] (yang menjadi asal kata nama obat [[ephedrine]]).<ref name="Sumner-2000-p18">{{cite book|author=Sumner, Judith|title=The Natural History of Medicinal Plants|publisher=Timber Press|year=2000|isbn=0-88192-483-0|page=18}}</ref> Pada Yunani Kuno, setidaknya tumbuhan obat telah dipelajari sejak abad ke 3 SM oleh [[Diocles of Carystus]], namun sebagian besar isinya mirip dengan yang ditemukan di Mesir.<ref>{{cite book|authors=Robson, Barry & Baek, O.K.|title=The Engines of Hippocrates: From the Dawn of Medicine to Medical and Pharmaceutical Informatics|publisher=John Wiley & Sons|year=2009|isbn=9780470289532|page=50|url=http://books.google.com/books?id=DVA0QouwC4YC&pg=PA50}}</ref><!--<ref></ref>-->
 
==Fitokimia==
Baris 33:
Berbagai rempah daun memiliki efek positif ketika diuji secara in-vitro, pada hewan, dan uji klinis skala kecil,<ref>{{cite journal| author = Srinivasan K | year= 2005 | title = Spices as influencers of body metabolism: an overview of three decades of research | journal = Food Research International | volume = 38 | issue = 1 | pages = 77–86 | doi = 10.1016/j.foodres.2004.09.001 | id = | url = }}</ref> namun tidak jarang beberapa tumbuhan obat memiliki efek negatif.<ref name="ncbi.nlm.nih.gov">{{cite journal | authorlink = Pittler MH, Abbot NC, Harkness EF, Ernst E | title = Location bias in controlled clinical trials of complementary/alternative therapies | journal = International Journal of Epidemiology | volume = 53 | issue = 5 | pages = 485–489 | year = 2000 | doi =10.1016/S0895-4356(99)00220-6 | author =Pittler, M | pmid =10812320 | last2 =Abbot | first2 =NC | last3 =Harkness | first3 =EF | last4 =Ernst | first4 =E }}</ref>
 
Pada tahun 2002, [[National Institutes of Health]] mulai membiayai [[uji klinis]] terhadap efektivitas obat herbal.<ref>[http://health.nih.gov/result.asp/324 Herbal Medicine, NIH Institute and Center Resources], [[National Center for Complementary and Alternative Medicine]], [[National Institutes of Health]].</ref> Survey pada tahun 2010 terhadap 1000 jenis tumbuhan, 356 diantaranyadi antaranya telah memiliki hasil uji klinis mengenai manfaatnya secara farmakologi. Sekitar 12 persen dikatakan "tidak memiliki manfaat yang signifikan" meski telah tersedia di pasar.<ref>{{cite journal |author=Cravotto G, Boffa L, Genzini L, Garella D |title=Phytotherapeutics: an evaluation of the potential of 1000 plants |journal=J Clin Pharm Ther |volume=35 |issue=1 |pages=11–48 |date=February 2010 |pmid=20175810 |doi=10.1111/j.1365-2710.2009.01096.x |url=}}</ref> Dan berdasarkan [[Cancer Research UK]], tidak ada satupun pengobatan herbal yang terbukti secara klinis dapat mencegah atau mengobati [[kanker]].<ref name="cruk-herbs">{{cite web |publisher=[[Cancer Research UK]] |url=http://www.cancerresearchuk.org/cancer-help/about-cancer/treatment/complementary-alternative/therapies/herbal-medicine |title=Herbal medicine |accessdate=August 2013}}</ref> Berbagai pakar pengobatan herbal mengkritik studi ilmiah terhadap obat-obatan herbal karena tidak memasukkan pengetahuan historis yang dapat memberikan informasi mengenai dosis optimal, spesies yang detail, waktu pemanenan, dan target populasi penerima obat.<ref name=Fabricant2001/><ref>{{cite journal | author = Eric Yarnell, N.D., R.H., and Kathy Abascal, J.D| coauthors = | title = Dilemmas of Traditional Botanical Research | journal = HerbalGram. | volume = 55 | pages = 46–54 | year = 2002 }}</ref>
 
==Lihat pula==
Baris 60:
* {{cite book|author=Wu, Jing-Nuan|title=An Illustrated Chinese Materia Medica|publisher=Oxford University Press|year=2005|isbn=9780195140170|page=6|url=http://books.google.com/books?id=H9Q8agQrJR0C&pg=PA6}}
 
[[CategoryKategori:Tumbuhan obat| ]]