Relikui: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k menghapus Kategori:Simbol Katolik menggunakan HotCat
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Relic"
Baris 1:
[[Berkas:St._Yves.JPG|jmpl|Relikui dan tengkorak Santo [[Ivo dari Kermartin]] (St. Yves atau St. Ives), (1253-1303) di [[Tréguier]], Bretagne, Perancis]]
[[Berkas:BJ23-reliquary.jpg|thumb||Relikui, benda-benda peninggalan dari Rasul [[Yakobus]], [[Matius]], [[Filipus]], [[Simon orang Zelot]], [[Thomas]], dan orang-orang kudus lainnya.]]
Dalam agama, '''relikui''' biasanya terdiri atas jasad/bagian tubuh atau benda-benda pribadi dari seseorang yang dianggap suci atau dihormati yang diawetkan atau disimpan sebagai wujud memorial dengan tujuan [[Venerasi|penghormatan]]. Relikui adalah salah satu aspek penting dari perwujudan [[agama Buddha]], [[Kekristenan|Kristen]], [[Agama Hindu|Hindu]],[[ Islam]], [[Syamanisme]], dan banyak agama lainnya. ''Relikui'' berasal dari bahasa [[Bahasa Latin|Latin]] ''reliquiae,'' yang berarti "peninggalan," dan bentuk kata kerja bahasa Latin ''relinquere,'' artinya "meninggalkan di belakang atau meninggalkan."
'''Relikui''' adalah barang-barang peninggalan atau sisa-sisa tubuh dari orang kudus yang sudah meninggal. Relikui ada bermacam-macam, bisa berupa potongan rambut, tulang, pakaian, dan lain-lain.
 
== Relikui menurutkuno Gereja Katolikklasik ==
[[Berkas:Hero_cult_Louvre_CA308.jpg|jmpl|[[Amphora|Bejana]] yang menggambarkan kultus pahlawan Yunani untuk menghormati Oedipus (380-370 SM)]]
Bagi Gereja Katolik, relikui mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai alat untuk mengenang orang-orang kudus dan beriman yang telah meninggal. Kedua, relikui juga dipakai sebagai alat komunikasi dengan orang-orang kudus tersebut.<ref name="Irvin">{{en}} Dale T. Irvin, Scott W. Sunquist . 2001. ''History of The World Christian Movement, volume I: Earliest Christianity to 1453''. New York: Orbis Books. Hlm. 350.</ref>{{clarify}} Diyakini bahwa pada barang-barang yang mereka tinggalkan melekat juga berbagai karunia yang mereka miliki sewaktu mereka masih hidup.<ref name="Wellem">{{id}} F.D Wellem. 2004. ''Kamus Sejarah Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 397.</ref>{{clarify}} Salah satunya adalah karunia untuk menyembuhkan sakit.<ref name="Irvin"/>{{clarify}}
Pada zaman [[Yunani Kuno]], sebuah kota atau [[Kuil Yunani|kuil]] dapat dianggap sebagai peninggalan dari [[pahlawan]] yang dihormati atau dikultuskan, tanpa perlu memajang atau menunjukkan  peninggalan fisik tubuh sang pahlawan atau benda-benda miliknya. Benda-benda lain yang dimuliakan yang berhubungan dengan pahlawan dan lebih mungkin untuk dipajang di kuil-kuil, antara lain tombak, perisai, atau persenjataan lainnya; [[kereta perang]], kapal, atau patung; furnitur seperti kursi atau bejana; dan pakaian. Kuil Leucippides di [[Sparta]] mengklaim memajang telur [[Leda]].<ref>Gunnel Ekroth, "Heroes and Hero-Cult", in ''A Companion to Greek Religion'' (Blackwell, 2010), pp. 110–111.</ref>
 
Tulang-tulang tidak dianggap memiliki kekuatan tertentu yang berasal dari sang pahlawan, dengan beberapa pengecualian, seperti bahu pemberian Dewa milik [[Pelops]] yang disimpan di [[Olympia, Yunani|Olympia]]. Mukjizat dan penyembuhan tidak umum dikaitkan dengan mereka;<ref name="Ekroth-p110-111">Ekroth, "Heroes and Hero-Cult", pp. 110–111.</ref> sebaliknya, kehadiran relikui dimaksudkan untuk fungsi [[penunggu]], seperti makam [[Oidipus|Oedipus]] disebutkan untuk melindungi [[Athena (kota)|Athena]].<ref>Ruth Fainlight and Robert J. Littman, ''The Theban Plays: Oedipus the King, Oedipus at Colonus, Antigone'' (Johns Hopkins University Press, 2009), p. xii.</ref>
Kepercayaan seperti ini diambil dari kisah-kisah dalam Alkitab yang menyebutkan tentang jubah [[Elia]] (2 Raj 2:4), tulang-tulang [[Elisa]] (2 Raj 13:21) dan sapu tangan milik [[Paulus]] (Kis 19:12) mampu membuat keajaiban. Selanjutnya, tubuh orang-orang yang menjadi martir pun ikut dihormati. Contohnya relikui [[Polikarpus]] yang dianggap jauh lebih berharga dibangding batu permata dan emas berlian.
 
== Agama Hindu ==
Sekitar [[abad ke-4]] dimulailah penghormatan terhadap relikui namun baru mulai di kenal dalam lingkungan gereja sekitar [[abad ke-7]] dan [[abad ke-8]].{{cn}}{{clarify}} Penghormatan terhadap relikui kemudian menjadi semakin meluas setelah [[Konsili Nicea]] II tahun 787 yang berusaha menyelesaikan persoalan [[ikonoklasme|ikonoklastik]].{{cn}} Beberapa tokoh yang menentang pemujaan relikui adalah [[Jan Hus|Yohanes Huss]], [[John Wycliffe]] dan [[Yohanes Calvin]].<ref name="Wellem"/> Pada [[Konsili Trente]] penghormatan relikui mendapat pengakuan sebagai salah satu tradisi [[gereja]].
Dalam [[agama Hindu]], relikui kurang umum dibandingkan dengan agama-agama lain karena orang-orang suci yang telah meninggal kebanyakan dikremasi. Penghormatan terhadap relikui fisik mungkin berasal dengan gerakan ''[[Sramana|śramaṇa]]'' atau munculnya [[agama Buddha]], dan praktik penguburan menjadi hal yang umum setelah [[Penaklukan Muslim di India|invasi Muslim]].<ref><cite class="citation book">Aymard, Orianne (2014). </cite></ref>
 
== ReferensiAgama Buddha ==
[[Berkas:Buddha_relics.JPG|ka|jmpl|Relikui Buddha dari stupa [[Kanishka]] di [[Peshawar]], Pakistan, sekarang di [[Mandalay]], Myanmar (2005)]]
{{reflist}}
Dalam [[agama Buddha]], relikui-relikui [[Siddhartha Gautama|Buddha]] dan beberapa orang bijak dimuliakan. Setelah sang Buddha wafat, jasadnya dibagi menjadi delapan bagian. Setelah itu, relikui-relikui itu diabadikan dalam [[stupa]] di tempat-tempat agama Buddha tersebar, meskipun petunjuknya tidak menyebutkan relikui-relikui tersebut tidak untuk dikumpulkan atau dimuliakan.
{{katolik-stub}}
 
Beberapa relikui diyakini merupakan sisa-sisa tubuh Buddha yang masih bertahan, termasuk relikui gigi Buddha yang sangat dimuliakan di Sri Lanka.
[[Kategori:Istilah dalam Gereja Katolik Roma]]
 
Stupa adalah bangunan yang dibuat khusus untuk relikui. Banyak kuil Buddha memiliki stupa dan secara historis, penempatan relikui di dalam stupa sering menjadi struktur awal di sekitar kuil yang akan didirikan. Saat ini, banyak stupa juga menyimpan abu atau [[śarīra]] dari pengikut Buddha yang terkenal/dihormati yang [[Kremasi|dikremasi]]. Beberapa kasus yang jarang terjadi, jasadnya diawetkan, contohnya dalam kasus Dudjom Rinpoche. Setahun setelah ia meninggal, jasadnya dipindahkan dari Perancis dan ditempatkan dalam stupa di salah satu biara utama dekat Boudhanath, Nepal, pada tahun 1988. Peziarah dapat melihat jasad tersebut melalui jendela kaca pada stupa.
 
Relikui Buddha dianggap dapat menunjukkan kepada orang-orang bahwa pencerahan adalah hal yang mungkin, untuk mengingatkan mereka bahwa Buddha adalah seorang manusia nyata dan juga menunjukkan suatu kebajikan.
 
== Agama Kristen ==
[[Berkas:BJ23-reliquary.jpg|jmpl|Relikui [[Yakobus|St. James]], [[Matius|St. Matthew]], [[Filipus|St. Philip]], [[Simon orang Zelot|St. Simon]], [[Tomas|St. Thomas]], [[Stefanus|St. Stephen]] dan [[Santo|santo-santo]] lainnya di Seminari Nasional Santo Paus Yohannes XXIII]]
 
=== Sejarah ===
Salah satu sumber paling awal yang dimaksudkan untuk menunjukkan khasiat relikui ditemukan dalam [http://tools.wmflabs.org/bibleversefinder/?book=2%20Kings&verse=13:20–21&src=KJV 2&#x20;raja-Raja 13:20-21]:<blockquote class="">
<sup>20</sup> Sesudah itu matilah Elisa, lalu ia dikuburkan. Adapun gerombolan Moab sering memasuki negeri itu pada pergantian tahun. <sup>21</sup> Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri. ''(Versi Internasional Baru)''</blockquote>Juga dikutip bahwa penghormatan relikui Polikarpus tercatat dalam ''Kemartiran Polikarpus'' (ditulis 150-160 M).<ref name="head">[http://www.the-orb.net/encyclop/religion/hagiography/cult.htm Head, Thomas.]</ref> Dalam kaitannya dengan relikui sebagai objek, bagian yang sering dikutip adalah [[Kisah Para Rasul|Kis]] 19:11-12, yang menyebutkan bahwa saputangan Paulus dikaruniai Tuhan dengan kekuatan menyembuhkan.
 
Pada gereja awal, jasad para martir dan santo tidak pernah diganggu atau dibagikan. Kuburan mereka sering tidak teridentifikasi di pemakaman-pemakaman dan [[katakomba Roma]], yang selalu berada di luar tembok kota, tapi martirium mulai dibangun di lokasi penguburan, dan itu dianggap bermanfaat bagi jiwa santo yang dimakamkan dekat dengan jasadnya. Beberapa "balai pemakaman" besar dibangun di situs makam martir, termasuk [[Basilika Santo Petrus Lama]]. Menurut Ensiklopedia Katolik hal itu karena mungkin ada anggapan bahwa ketika jiwa-jiwa para martir naik ke surga pada [[Kebangkitan orang mati|hari kebangkitan]], mereka akan didampingi oleh orang-orang yang dikebumikan di dekatnya, yang akan mendapatkan bantuan dari Tuhan.<ref name="Thurston">[http://www.newadvent.org/cathen/12734a.htm Thurston, Herbert.]</ref>
 
Banyak kisah-kisah [[mukjizat]] dan keajaiban-keajaiban lainnya dikaitkan dengan relikui-relikui yang dimulai pada abad-abad awal gereja. Hal ini menjadi populer pada Abad Pertengahan. kisah-kisah ini dikumpulkan dalam buku-buku [[hagiografi]], seperti ''Golden Legenda'' atau karya-karya Caesarius dari Heisterbach. Kisah-kisah tersebut membuat relikui banyak dicari-cari selama Abad Pertengahan. Pada akhir Abad Pertengahan pencarian dan pengumpulan relikui telah mencapai proporsi yang sangat besar, serta telah menyebar dari gereja ke kalangan kerajaan, dan kemudian ke kaum bangsawan dan pedagang.
 
=== Relikui dan ziarah ===
Roma menjadi tujuan utama bagi para peziarah Kristen karena lebih mudah diakses bagi peziarah daripada [[Tanah Suci]]. Konstantinus mendirikan basilika besar di atas makam Santo Petrus dan Paulus. Perbedaan dari kedua situs ini adalah keberadaan relikui suci. Di abad kesebelas dan kedua belas, sejumlah besar peziarah berbondong-bondong ke [[Santiago de Compostela]] di Spanyol, tempat peninggalan Rasul [[Yakobus|Yakobus, putra Zebedeus]], yang ditemukan <abbr title="circa">c.</abbr> 830, seharusnya disimpan.<ref name="sorabella"><cite class="citation web">[http://www.metmuseum.org/toah/hd/pilg/hd_pilg.htm "Pilgrimage in Medieval Europe"]. </cite></ref> Santiago de Compostela tetap menjadi situs ziarah besar, dengan sekitar 200.000 peziarah pada tahun 2012, baik yang sekuler maupun Kristen, menyelesaikan berbagai rute ziarah ke katedral di sana.<ref><cite class="citation web">Beardsley, Eleanor. </cite></ref><ref><cite class="citation web">[http://www.santiago-compostela.net/ "The pilgrimage routes to Santiago de Compostela in Pictures"]. </cite></ref>
 
== Islam ==
[[Berkas:DSC04740_Istanbul_-_Impronta_del_piede_di_Maometto_ad_Eyüp_-_Foto_G._Dall'Orto_30-5-2006.jpg|jmpl|Jejak kaki [[Nabi]] [[Muhammad]], diawetkan dalam makam di Eyüp, [[Istanbul]]]]
 
=== Di Istanbul ===
Banyak relikui disimpan oleh berbagai komunitas Muslim. Salah satu tempat yang menyimpan banyak relikui, lebih dari 600 benda, adalah [[Istana Topkapı]] di [[Istanbul]].
 
Umat Muslim mempercayai bahwa koleksi tempat itu antara lain:
* Janggut dan tapak kaki,<br>
* Pedang [[Ali bin Abi Thalib|Ali,]]
* Tongkat [[Musa|Musa,]]
* Serban [[Yusuf (Al-Qur'an)|Yusuf,]]
* Pedang [[Daud|Daud,]]
* Belanga [[Abraham|Abraham,]]
* Lengan bawah dan tangan [[Yohanes Pembaptis]] (Yahya)
Sebagian besar benda berharga bisa dilihat di museum, tapi benda-benda paling penting hanya dapat dilihat selama bulan [[Ramadan|Ramadhan]]. Ayat-ayat [[Al-Qur'an]] dibacakan di dekat relikui-relikui tersebut tanpa terputus, tapi umat Muslim tidak menyembah relikui-relikui itu.
 
=== Jubah suci Nabi ===
Jubah (''kherqa'') yang diyakini milik Nabi Muhammad tersimpan di masjid besar di Kandahar, [[Afganistan|Afghanistan]]. Menurut sejarah setempat, jubah itu diberikan kepada Ahmad Shah oleh Mured Beg, pemimpin [[Bukhara|Bokhara]]. Jubah Suci disimpan dalam tempat terkunci, yang dibawa keluar hanya pada saat krisis besar. Pada tahun 1996 [[Mohammed Omar]], pemimpin [[Taliban]] mengambil jubah itu untuk diperlihatkan pada sekumpulan ''[[ulama]]'' (ulama), dan ia dinyatakan sebagai Amirul Mukminin. Sebelumnya, terakhir kali jubah itu dipindahkan ketika kota tersebut dilanda epidemi kolera pada tahun 1930-an."<ref>Lamb, Christina (2002). </ref>
 
== Referensi ==
<div class="reflist columns references-column-count references-column-count-2" style="-moz-column-count: 2; list-style-type: decimal;">
<references /></div>