Kanker prostat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 71:
Dalam perawatan kanker prostat, ada beberapa pemilihan metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter. Di antaranya adalah [[kemoterapi]], [[radiasi]], terapi hormon, [[operasi]], dan ''transurethral resection of the prostate'' (TURP, digunakan pada tahap awal penyakit untuk membuang jaringan yang menghalangi [[saluran kemih]]). Pemilihan jenis pengobatan berbeda-beda antara satu pasien dengan pasien lainnya karena sangat dipengaruhi oleh usia, kondisi kesehatan secara umum, perkembangan kanker, manfaat dan [[Efek samping|efek samping terapi]].<ref name="dharmais" /> Terapi hormon digunakan untuk mencegah tubuh memproduksi hormon [[testosteron]] yang dapat merangsang perkembangan sel kanker. Sedangkan, kemoterapi umumnya digunakan pada kasus kanker prostat yang telah menyebar ke bagian tubuh lain sehingga harus dicegah perkembangannya dengan menggunakan bahan kimia.<ref name="prodia"/>
== Penapisan ==
[[Berkas:Diagram showing prostate cancer pressing on the urethra CRUK 182.svg|thumb|right|Diagram kanker prostat yang menekan urethra, yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala, diantaranya buang air kecil tidak lancar/memancar.]]
[[Berkas:Diagram showing T1-3 stages of prostate cancer CRUK 278.svg|thumb|Gambar memperlihatkan tingkat kanker prostat T1-T3.]]
Prostat secara normal membesar seauai dengan usia. Jadi pembesaran yang terjadi bisa saja normal bisa saja kemungkinan tumor/kanker. Untuk mengetahui pembesaran prostat normal atau tidak, maka perlu USG prostat yang biayanya jauh lebih murah daripada [[penapis tumor]]. Jika masih di bawah 4 milimeter, jelas normal, antara 4 hingga 10 milimeter kemungkinan besar pembesaran sesuai dengan usia, lebih dari 10 milimeter mungkin tumor, tetapi bisa saja sangat jinak dan tidak perlu pembedahan, hanya perlu pengobatan agar tak menjadi bertambah besar dan mengganggu buang air kecil, pada kondisi ini mungkin perlu diadakan penapisan tumor (screening).
Penapisan kanker prostat adalah suatu usaha untuk menemukan kanker yang tidak dicurigai atau tanpa/belum adanya gejala, yang mana mungkin memerlukan tindak lanjut invasif hingga [[biopsi]], dengan pengambilan contoh sel. Yang pertama kali harus dilakukan adalah tes darah PSA ([[prostate-specific antigen]]), jika positip, maka dilakukan tes
[[United States Preventive Services Task Force]] ([[USPSTF]]) merekomendasikan tes PSA untuk mengetahui adanya kanker prostat pada orang yang terlihat sehat berapapun usianya.<ref>{{cite journal | author = Moyer VA, on behalf of the U.S. Preventive Services Task, Force | title = Screening for Prostate Cancer: U.S. Preventive Services Task Force Recommendation Statement | journal = Annals of Internal Medicine | volume = | issue = | date = May 2012 | pmid = 22615453 | doi = 10.1059/0003-4819-157-2-201207170-00459 }}</ref> Mereka menyimpulkan hal ini bermanfaat dibandingkan bahayanya.<ref name=USPTF2012>{{cite web |url=http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/prostatecancerscreening/prostatecancerscript.pdf |title=Talking With Your Patients About Screening for Prostate Cancer |format= |work= |accessdate=2012-07-02}}</ref><ref name="USPSTF-20111007">{{cite journal | author = Chou R, Croswell JM, Dana T, Bougatsos C, Blazina I, Fu R, Gleitsmann K, Koenig HC, Lam C, Maltz A, Rugge JB, Lin K | title = Screening for prostate cancer: a review of the evidence for the U.S. Preventive Services Task Force | journal = Annals of Internal Medicine | volume = 155 | issue = 11 | pages = 762–71 | date = December 2011 | pmid = 21984740 | doi = 10.1059/0003-4819-155-11-201112060-00375 | url = http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf12/prostate/prostateart.htm }}</ref> [[Centers for Disease Control and Prevention]] mengamini kesimpulan tersebut.<ref name=CDC>[http://www.cdc.gov/cancer/Prostate/basic_info/screening.htm Prostate Cancer Screening] CDC, updated April 6, 2010</ref> Walaupun demikian hal ini tidak perlu ditiru oleh orang Indonesia yang resiko terkena kanker prostatnya jauh lebih kecil dari mereka, tetapi sebaiknya pria Indonesia mulai usia 55 tahun melakukan USG prostat. [[American Society of Clinical Oncology]] dan [[American College of Physicians]] merekomendasikan penapisan tidak dilakukan pada mereka yang harapan hidupnya tinggal 10 atau 15 tahun, karena kanker prostat perkembangannya termasuk lambat, sementara bagi mereka yang harapan hidupnya lebih besar perlu mempertimbangkan untung ruginya.<ref name=Qa2013>{{cite journal | author = Qaseem A, Barry MJ, Denberg TD, Owens DK, Shekelle P | title = Screening for Prostate Cancer: A Guidance Statement From the Clinical Guidelines Committee of the American College of Physicians | journal = Annals of Internal Medicine | volume = 158 | issue = 10 | pages = 761–9 | date = April 2013 | pmid = 23567643 | doi = 10.7326/0003-4819-158-10-201305210-00633 | url = }}</ref> Secara umum, mereka menyimpulkan berdasarkan penelitian akhir-akhir ini bahwa, "it is uncertain whether the benefits associated with PSA testing for prostate cancer screening are worth the harms associated with screening and subsequent unnecessary treatment."<ref>{{cite journal | author = Basch E, Oliver TK, Vickers A, Thompson I, Kantoff P, Parnes H, Loblaw DA, Roth B, Williams J, Nam RK | title = Screening for Prostate Cancer With Prostate-Specific Antigen Testing: American Society of Clinical Oncology Provisional Clinical Opinion | journal = Journal of clinical oncology : official journal of the American Society of Clinical Oncology | volume = 30 | issue = 24 | pages = 3020–5 | date = Jul 16, 2012 | pmid = 22802323 | pmc = 3776923 | doi = 10.1200/JCO.2012.43.3441 | url = http://jco.ascopubs.org/content/early/2012/07/16/JCO.2012.43.3441.full.pdf }}</ref>
== Lihat pula ==
|