Syam'un: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rt sukowi (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox Officeholder |honorific-prefix = Brigjen TNI (Purn.) K. H. |name = {{PAGENA...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Rt sukowi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
|party =
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1945 - 1949
|rank = [[Berkas:Pdu_brigjendtni_komando.png|25px]] [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Lambang TNI AD.png|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
Baris 40:
 
'''Brigjen TNI (Purn.) K.H. Syam'un''' (lahir di [[Cilegon]], [[Banten]], [[5 April]] [[1894]] - meninggal di [[Serang]], [[Banten]], [[1949]]) adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan [[Hindia Belanda]] di [[Banten]].
 
== Riwayat Hidup ==
Brigjen KH. Syam’un adalah pendiri Perguruan Tinggi Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon. Beliau lahir pada 5 April 1894 dari pasangan taat beragama H. Alwiyan dan Hj. Hajar. Brigjen KH. Syam’un masih keturunan dari KH. Wasid tokoh “Geger Cilegon” 1888 (perjuangan melawan Pemerintah Kolonial Belanda).
 
Pada umur 11 Tahun, KH. Syam’un melanjutkan studi ke Mekkah (1905-1910) dan berguru di Masjid Al-Haram tempat ahli-ahli ke-Islaman terbaik di dunia berkumpul membagi ilmu. Pendidikan akademinya dilalui di Al-Azhar University Cairo Mesir (1910-1915).
 
KH. Syam’un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatan KH. Syam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang.
 
Selama menjadi Dai Dan Tyo KH. Syam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang. Keterlibatan KH. Syam’un dalam dunia militer mengantarkannya menjadi pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian berganti menjadi TNI Divisi Siliwangi.
 
Dengan Pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen), karir KH. Syam’un diketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949.
 
Pada Tahun 1948 meletus Agresi Militer Belanda II yang mengharuskan KH. Syam’un bergerilya dari Gunung Karang Kab. Pandeglang hingga kampung Kamasan Kecamatan Cinangka Kab. Serang.
 
Daerah ini menjadi tempat tinggal salah satu gurunya KH. Jasim. Di Kampung ini juga, Brigjen KH. Syam’un meninggal pada Tahun 1949 karena sakit saat memimpin gerilya dari hutan sekitar Kamasan.
 
{{tokoh-militer-stub}}