Penduduk asli Taiwan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
What a joke (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 133:
Karena Belanda mulai menguasai desa-desa penduduk asli di selatan dan barat Taiwan, jumlah imigran Han pengeksploitasi lahan yang kaya dan subur meningkat. Belanda awalnya membiarkannya, karena orang-orang Han terampil dalam agribudaya dan perburuan berskala besar. Beberapa orang Han bermukim di desa-desa Siraya. Belanda menggunakan para agen Han untuk mengumpulkan pajak, memungut biaya perijinan berburu dan pemasukan lainnya. Kebijakan tersebut membuat masyarakat mengira "beberapa kolonis adalah [[Tionghoa Han]] namun struktur militer dan administratif-nya adalah Belanda".<ref>{{Harvcol|Andrade|2005|p=298}}</ref> Disamping itu, aliansi-aliansi lokal dicap sebagai etnisitas pada zaman Belanda. Contohnya, [[Pemberontakan Guo Huaiyi]] pada 1652, sebuah kebangkitan kaum petani Han, dikalahkan oleh sebuah aliansi 120 musketer Belanda dengan bantuan para loyalis Han dan 600 prajurit penduduk asli.<ref>{{Harvcol|Shepherd|1993|p=90}}</ref>
Berbagai desa penduduk asli di wilayah terdepan memberontak melawan Belanda pada 1650an karena penekanan seperti saat Belanda memerintahkan wanita penduduk asli untuk
Periode Belanda berakhir dengan kedatangan kaum loyalis Ming, Zheng Cheng-gong ([[Koxinga]]), tetapi pengaruh bangsa Belanda sangat mendarah-daging di antara masyarakat pribumi Taiwan. Pada abad ke-19 dan ke-20, para penjelajah bangsa Eropa menulis bahwa mereka disambut sebagai kerabat oleh orang pribumi yang mengira mereka adalah orang Belanda yang telah berjanji untuk kembali.
|