Kebebasan beragama di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hima fethus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Hima fethus (bicara | kontrib)
Baris 219:
Penyerangan dan pemaksaan agama di [[Yogyakarta]] menyebabkan Yogyakarta yang sebelumnya dikenal sebagai Kota Toleran menjadi Kota Intoleran,<ref>{{cite news|url=http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/03/23/o4i33e336-lbh-nilai-yogya-jadi-kota-intoleran|authors=Yulianingsih|title=LBH Nilai Yogya Jadi Kota Intoleran|publisher=Republika|date=23-3-2016|accessdate=9-8-2016}}</ref> misalnya penyerangan umat Katolik di Sleman (2014 dan 2016),<ref>{{cite news|url=https://m.tempo.co/read/news/2014/05/30/078581172/umat-katolik-di-sleman-diserang-kelompok-bergamis|authors=Suryo Wibowo|title=Umat Katolik di Sleman Diserang Kelompok Bergamis|publisher=Tempo|date=30 Mei 2014|accessdate=9-8-2016}}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.ngokezone.com/2016/05/umat-katolik-diserang-fpi-karena-doa.html|authors=|title=Umat Katolik Diserang FPI Karena Doa Rosario|publisher=Ngokezone|date=8-5-2016|accessdate=9-8-2016}}</ref> serta penutupan Lembaga Rausyan Fikr (2014) akibat MUI Yogyakarta mengeluarkan fatwa sesat atas permintaan [[Front Jihad Islam]] (FJI).<ref>{{cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/news/2014/01/05/058542366/lembaga-kajian-syiah-tutup-gara-gara-surat-mui-yogya|authors=Addi Mawahibun Idhom|title=Lembaga Kajian Syiah Tutup Gara-gara Surat MUI Yogya|publisher=Tempo|date=5-1-2014|accessdate=9-8-2016}}</ref> Menurut Najib Azca (2014), sosiolog dan peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM, pada tahun 2000an banyak eksmujahid Poso dan Ambon membangun komunitas di Yogyakarta. Ia menyatakan bahwa, "Mereka dulu giat menyerang minoritas dalam Islam, seperti Syiah dan Ahmadiyah, tapi sekarang sudah menyasar nonmuslim."<ref>{{cite news|url=https://m.tempo.co/read/news/2014/06/01/058581594/sultan-dan-polisi-diminta-redam-intoleransi|authors=Addi Mawahibun Idhom|title=Sultan dan Polisi Diminta Redam Intoleransi|publisher=Tempo|date=1-6-2014|accessdate=17-8-2016}}</ref> [[Serikat Jurnalis untuk Keberagaman]] (Sejuk) memandang Sultan [[Hamengkubawana X]] membiarkan tindakan intoleransi yang terjadi dan mendesak pengusutan serta penangkapan pihak yang melakukan kekerasan.<ref>{{cite news|url=http://m.tempo.co/read/news/2014/06/01/063581624/Sultan-Didesak-Agar-Tegas-Selesaikan-Intoleransi-di-DIY|authors=Shinta Maharani|title=Sultan Didesak Agar Tegas Selesaikan Intoleransi di DIY|publisher=Tempo|date=1-6-2014|accessdate=17-8-2016}}</ref> Bahkan, [[Masyarakat Anti-Kekerasan Yogyakarta]] (Makaryo) mendesak agar Penghargaan Pluralisme yang diberikan oleh oleh Jaringan Antar-Iman (JAI) kepada Sultan (Mei 2014) untuk dicabut.<ref>{{cite news|url=https://m.tempo.co/read/news/2014/06/01/058581599/penghargaan-pluralisme-sultan-didesak-untuk-dicabut|authors=Pito Agustin Rudiana|title=Penghargaan Pluralisme Sultan Didesak untuk Dicabut|publisher=Tempo|date=1-6-2014|accessdate=17-8-2016}}</ref> Akhirnya pada tahun 2016, mahasiswa [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta]] menolak gerakan khilafah di kampus mereka.<ref>{{cite news|url=http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160616_indonesia_isi_yogya_khilafah|authors=|title=Mahasiswa ISI Yogya menentang gerakan khilafah di kampus|publisher=BBC|date=17-6-2016|accessdate=9-8-2016}}</ref>
 
===Terorisme yang menyangkut agama ===
{{lihat|Terorisme di Indonesia}}
Munculnya gerakan [[terorisme di Indonesia]] semenjak awal periode Reformasi, seperti kasus bom Mataram dan Poso serta [[bom malam Natal 2000]], [[Bom Bali 2002]], [[Bom Bali 2005]], [[Bom McDonald's Makassar 2002]], [[Bom Palu 2005]], [[Bom Solo 2011]], bom Vihara Ekayana di Jakarta (2013), dan sebagainya dikaitkan dengan [[Jamaah Islamiyah]]<ref>{{cite web|url=http://nasional.news.viva.co.id/news/read/218858-ba-asyir-provokasi-anggota-nii-untuk-keluar|authors=Eko Huda S, Suryanta Bakti Susila|title=Beda NII dan Jamaah Islamiyah|year=|location=|publisher=Viva|date=6-5-2011|accessdate=9-8-2016}}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.tribunnews.com/nasional/2010/09/24/mengintip-struktur-jaringan-teroris-jamaah-islamiah|authors=Prawira Maulana|title=Mengintip Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiah|publisher=TribunNews|date=24-9-2010|accessdate=9-8-2016}}</ref> dan ormas-ormas Islam lain seperti [[Jamaah Ansharut Tauhid]] (JAT).<ref>{{cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/news/2012/09/08/078428223/jat-kekerasan-atas-nama-syariat-islam-halal|authors=Indra Wijaya|title=JAT: Kekerasan Atas Nama Syariat Islam, Halal|publisher=Tempo|date=8-9-2012|accessdate=9-8-2016}}</ref> Meskipun banyak pihak yang menolak kaitan antara Islam dan terorisme,<ref>{{cite news|url=http://news.okezone.com/read/2016/05/09/337/1383776/teroris-bukan-islam-islam-bukan-teroris|authors=Regina Fiardini|title="Teroris Bukan Islam, Islam Bukan Teroris!"|publisher=Okezone|date=9-5-2016|accessdate=9-8-2016}}</ref> atau mencoba memberikan bukti terorisme yang dilakukan non-muslim,<ref>{{cite web|url=http://www.wajibbaca.com/2015/08/bukti-bahwa-muslim-bukanlah-teroris-ini.html|authors=|title=Bukti Bahwa Muslim Bukanlah Teroris, Ini Faktanya|year=|location=|publisher=Wajib Baca|date=|accessdate=9-8-2016}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.lampuislam.org/2013/08/bukti-bahwa-terorisme-sebagian-besar.html|authors=|title=Bukti Bahwa Terorisme Sebagian Besar Dilakukan Non-Muslim|year=|location=|publisher=Lampu Islam|date=|accessdate=9-8-2016}}</ref> hal tersebut tidak mencegah timbulnya [[Islamofobia]] di Indonesia.<ref>{{cite news|url=http://www.satuharapan.com/read-detail/read/cendekiawan-muslim-kritisi-amien-rais-tentang-islamofobia-di-ri|authors=Eben Ezer Siadari|title=Cendekiawan Muslim Kritisi Amien Rais tentang Islamofobia di RI|publisher=Satu Harapan|date=22-6-2015|accessdate=9-8-2016}}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/01/nnmsbg-islamophobia-bisa-muncul-di-indonesia|authors=Julkifli Marbun|title=Islamophobia Bisa Muncul di Indonesia|publisher=Republika|date=1-5-2015|accessdate=9-8-2016}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.kiblat.net/2015/12/26/jika-islam-agama-damai-mengapa-teroris-banyak-yang-muslim/|authors=|title=Jika Islam Agama Damai, Mengapa Teroris Banyak yang Muslim?|year=2016|location=|publisher=Kiblat|date=|accessdate=9-8-2016}}</ref> Misalnya di Bali, munculnya sentimen terhadap Islam paska Bom Bali menyebabkan terjadinya pengawasan ketat terhadap pendatang, penolakan [[RUU APP]], penolakan pembangunan mushola dan masjid, penolakan pendirian bank syariah, sertifikasi halal, dan penolakan pemakaian jilbab.<ref name=hmi>{{cite web|url=http://hminews.com/2014/08/opini/memahami-pelarangan-jilbab-di-bali/|authors=Fathurrahman|title=Memahami Pelarangan Jilbab di Bali|year=|location=|publisher=HMI News|date=18-8-2014|accessdate=9-8-2016}}</ref>