Syi'ah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan aplikasi seluler
k →‎Ikhtisar: menyempurnakan teks-teks dengan menghilangkan teks yang bersifat opini penulis
Baris 15:
 
Adapun menurut terminologi Islam, kata ini bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa [[Ali bin Abu Thalib]] adalah yang paling utama di antara para [[Sahabat Nabi|sahabat]] dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum Muslim, demikian pula anak cucunya.<ref>Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya Ibnu Hazm</ref>
 
Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana [[Sunni]] juga mengalami perpecahan.
 
== Ikhtisar ==
[[Berkas:Muslim distribution.jpg|thumb|right|450px|Peta demografi persebaran dan perbandingan populasi Sunni (hijau muda) dengan Syi'ah (hijau tua).]]
 
Muslim Syi'ah percaya bahwa [[Ahlul Bait|Keluarga Muhammad]] (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang [[Qur'an]] dan [[Islam]], guru terbaik tentang Islam setelah Nabi [[Muhammad]], dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi [[Sunnah]].
 
Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa [[Ali bin Abi Thalib]], yaitu sepupu dan menantu [[Muhammad]] dan kepala keluarga [[Ahlul Bait]], adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan [[khalifah]] lainnya yang diakui oleh Muslim [[Sunni]]. Menurut keyakinan Syi'ah, Ali berkedudukan sebagai khalifah dan imam melalui washiat Nabi Muhammad.
 
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Ahlus Sunnah menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan [[Sunni]] dalam penafsiran [[Al-Qur'an]], [[Hadits]], mengenai [[Sahabat]], dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh [[perawi]] [[Hadits]] dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari [[Ahlul Bait]], sementara yang lainnya seperti [[Abu Hurairah]] tidak dipergunakan.
Baris 89 ⟶ 87:
== Status ==
=== Indonesia ===
Di Indonesia, [[Suryadharma Ali]] selaku menteri agama, di gedung DPR pada 25 Januari 2012 menyatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama menyatakan Syiah bukan Islam, "Selain itu, Pengurus Besar [[Nadhlatul Ulama]] (PBNU) pernah mengeluarkan surat resmi No.724/A.II.03/101997, tertanggal 14 Oktober 1997, ditandatangani Rais Am, M Ilyas Ruchiyat dan Katib KH. Drs. Dawam Anwar, yang mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propaganda Syiah dan perlunya umat Islam Indonesia memahami perbedaan prinsip ajaran Syiah dengan Islam. "Menag juga mengatakan Kemenag mengeluarkan surat edaran no. D/BA.01/4865/1983 tanggal 5 Desember 1983 tentang hal ihwal mengenai golongan Syiah, menyatakan Syiah tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam."

Majelis Ulama Indonesia sejak lama telah mengeluarkan fatwa penyimpangan Syi'ah dan terus mengingatkan umat muslim seperti pada Rakernas MUI 7 Maret 1984<ref>http://www.beritasatu.com/nasional/27980-menag-syiah-bukan-islam.html</ref> Selain itu, MUI Pusat telah menerbitkan buku panduan mengenai paham Syi’ah pada bulan September 2013 lalu berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”.<ref>http://www.scribd.com/doc/183188603/BUKU-PANDUAN-MUI-MENGENAL-MEWASPADAI-PENYIMPANGAN-SYI-AH-DI-INDONESIA#download</ref><ref>http://www.tribunnews.com/regional/2014/02/03/mui-minta-umat-islam-mewaspadai-aliran-syiah</ref>
 
=== Malaysia ===
Baris 102:
Orang Islam menganggap ''firqah'' (golongan) ini tumbuh tatkala seorang [[Yahudi]] bernama [[Abdullah bin Saba]] yang menyatakan dirinya masuk Islam, mendakwakan kecintaan terhadap [[Ahlul Bait]], terlalu memuja-muji [[Ali bin Abu Thalib]], dan menyatakan bahwa Ali mempunyai wasiat untuk mendapatkan [[khalifah|kekhalifahan]].<ref>Riwayat Ibnu 'Asakir dalam "Tarikh Dimasyq" [Sejarah Damaskus], dan Ibnu Abu Khaitsamah dalam "Tarikh"-nya, dengan sanad sahih, berikut beberapa penguat. Ini mematahkan klaim penganut agama Syiah untuk menganggap bahwa Abdullah bin Saba' itu tokoh fiktif.</ref> Syi'ah menolak keras hal ini. Menurut Syiah, Abdullah bin Saba' adalah tokoh fiktif. Namun demikian, [[An-Naubakhti]] menganggap Abdullah bin Saba' benar ada, dan menuliskan hingga belasan riwayat lengkap dengan sanad yang mutawatir bahwa Abdullah bin Saba' ada.
 
Namun terdapat pula kaum Syi'ah yang tidak membenarkan anggapan Sunni tersebut. Golongan [[Zaidiyyah]] misalnya, tetap menghormati sahabat Nabi yang menjadi khalifah sebelum [[Ali bin Abi Thalib]].--> Mereka juga menyatakan bahwa terdapat riwayat-riwayat Sunni yang menceritakan pertentangan di antara [[Sahabat Nabi|para sahabat]] mengenai masalah imamah [[Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab|Umar]].<ref>Baca al-Ghadir, al-Muroja'ah, Akhirnya Kutemukan Kebenaran, dll</ref>
 
=== Istilah Rafidhah ===