Kekhalifahan Umayyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 103:
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah [[Umar bin Abdul-Aziz]] tahun 99 H/717 M, di mana sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan [[Pirenia]] dan [[Perancis Selatan]]. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada [[Al-Samah]], tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada [[Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi]]. Dengan pasukannya, ia menyerang kota [[Bordeaux]], [[Poitiers]] dan dari sini ia mencoba menyerang kota [[Tours]], di kota ini ia ditahan oleh [[Charles Martel]], yang kemudian dikenal dengan [[Pertempuran Tours]], al-Ghafiqi terbunuh sehingga penyerangan ke [[Perancis]] gagal dan tentara muslim mundur kembali ke [[Spanyol]].
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja [[Roderic]], Raja [[Goth]] terakhir yang dikalahkan pasukan [[Muslimin]]. Awal kehancuran kerajaan [[Visigoth]] adalah ketika Roderic memindahkan ibu kota negaranya dari [[Seville]] ke [[Toledo]], sementara [[Witiza]], yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari [[Oppas]] dan [[Achila]], kakak dan anak [[Witiza]]. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderic. Mereka pergi ke [[Afrika Utara]] dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara Raja Roderick dengan Ratu [[Julian]], mantan penguasa wilayah [[Septah]]. Julian juga bergabung dengan kaum muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat [[Islam]] untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa.
|