Syahnamah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 61:
Menurut Jalal Khaleghi Mutlaq, ''Syahnameh'' mengajarkan bermacam-macam kebajikan moral, seperti menyembah pada satu Tuhan; taat menjalankan perintah agama; cinta akan tanah air; kasih sayang pada anak isteri dan sanak saudara; serta menolong fakir miskin.<ref>{{cite journal|last=Mutlaq|first=Jalal Khaleqi|title=Iran Garai dar Shahnameh|journal=Hasti Magazine|year=1993|volume=4|trans_title=Iran-centrism in the Shahnameh|publisher=Bahman Publishers|location=Tehran}}</ref>
 
==Dampak padaterhadap bahasa Farsi==
[[File:Rustam Kills the Turanian Hero Alkus with his Lance.jpg|right|thumb|[[Rostam]] membunuh Alkus pendekar [[Turan]] dengan [[ganjur]]nya]]
 
Baris 70:
Hal ini juga disebabkan oleh kenyataan bahwa Firdausi sedapat-dapatnya menghindari penggunaan kata-kata serapan dari [[bahasa Arab]] yang telah menyusupi bahasa Farsi setelah [[Penaklukan Muslim di Persia|ditaklukkannya Persia oleh bangsa Arab]] pada abad ke-7. Firdausi memilih jalan ini bukan saja untuk melestarikan dan memurnikan bahasa Farsi, melainkan juga sebagai suatu pernyataan politik yang tegas terhadap penaklukan bangsa Arab atas Persia.<ref>{{cite web|title=Ferdowsi's "Shahnameh": The Book of Kings|url=http://www.economist.com/node/17036475|work=[[The Economist]]|date=16 September 2010}}</ref> Pendapat ini sempat dipertanyakan oleh Mohammed Moinfar, yang telah mencermati keberadaan banyak kosakata Arab dalam ''Syahnameh'' yang secara efektif semakna dengan kata-kata bahasa Farsi yang pernah digunakan sebelumnya dalam naskah ini. Kenyataan ini menjadikan gagasan bahwa firdausi dengan sengaja meniadakan penggunaan kata-kata Arab patut dipertanyakan kembali.<ref>{{cite web|last=Perry|first=John|title=Šāh-nāma v. Arabic Words|url=http://www.iranicaonline.org/articles/sah-nama-v-arabic-words|work=[[Encyclopædia Iranica]]|accessdate=28 May 2012|date=23 June 2010}}</ref>
 
''Syahnameh'' berisi 62 hikayat, 990 bab, dan sekitar 60.000 gurindam, yang menjadikannya lebih dari tiga kali melampauipanjang panjangnyawiracarita Yunani ''[[Iliad|Ilias]]'' karya [[Homeros|Hómēros]], dan lebih dari dua belas kali melampauipanjang panjangnyawiracarita Jerman ''[[Nibelungenlied]]'' dari Jerman. Menurut Firdausi, edisi terakhir ''Syahnameh'' memuat kurang lebih enam puluh ribu gurindam. Namun angka ini hanyalah perkiraan kasar atau pembulatan dari jumlah yang sesungguhnya; sebagian besar naskah yang relatif tepercaya memuat sedikit lebih banyak dari lima puluh ribu gurindam. [[Nizami Arudhi Samarqandi|Nezami-e Aruzi]] melaporkan bahwa edisi terakhir ''Syahnameh'' yang dikirimkan ke istana Sultan [[Mahmud dari Ghazni]] tersusun dalam tujuh jilid.
 
==Dampak budaya Persia dalam Syahnameh==
[[File:Baysonghori Shahnameh battle-scene.jpg|right|thumb|Sebuah adegan pertempuran dari ''Syahnameh'' Baysonghori]]
 
Wangsa [[Syirwansyah]] banyak menggunakan nama diri yang terambil dari ''Syahnameh''. Hubungan antara Syirwansyah dan puteranya, Manucihr, disinggung dalam bab kedelapan dari kitab ''Leili o Majnoon'' gubahan [[Nizami Ganjavi]]. Nizami menganjurkan anak raja itu membaca ''Syahnameh'' serta menghafal ucapan-ucapan sarat makna dari para cerdik pandai.<ref>{{cite book|last=Seyed-Gohrab|first=Ali Ashgar|title=Laylī and Majnūn: Love, Madness and Mystic Longing in Niẓāmī's Epic Romance|year=2003|publisher=Brill|location=Leiden|isbn=9004129421|page=276}}</ref>
 
Menurut sejarawan Turki, [[Mehmet Fuat Köprülü]]:
 
{{quote|Sesungguhnya, tanpa mengabaikan semua pernyataan yang menafikannya, tidak dapat dipungkiri bahwa budaya Persia sangat besar mempengaruhi kaum [[Kesultanan Seljuk Raya|Seljuk]] di [[Anatolia]]. Buktinya, para sultan yang naik tahta sesudah [[Kaykhusraw I|Ghiyath al-Din Kai-Khusraw I]] mempergunakan gelar-gelar yang bersumber dari [[mitologi Persia]] Kuno, seperti [[Kay Khosrow]], [[Kay Kāwus]], serta [[Kay Kobad]]; dan bahwasanya [[Kayqubad I|Ala' al-Din Kai-Qubad I]] telah menitahkan agar beberapa ayat dari Syahnameh dipampang pada tembok-tembok [[Konya]] dan [[Sivas]]. Bila dicermati pula kehidupan rumah tangga di lingkungan istana Konya dan ketulusan para penguasanya dalam menghargai dan menggemari para penyair dan karya-karya sastra Persia, maka kenyataan ini (betapa berpengaruhnya budaya Persia) tidak dapat dinafikan.<ref>Köprülü, Mehmed Fuad (2006). ''Early Mystics in Turkish Literature''. Translated by Gary Leiser and Robert Dankoff. London: Routledge. p. 149. ISBN 0415366860.</ref>}}
 
Syah [[Ismail I]] juga sangat dipengaruhi oleh [[Kesusastraan Persia|tradisi kesusastraan Persia]] dari Iran, khususnya oleh ''Syahnameh'', yang kiranya dapat menjelaskan mengapa ia menamakan semua puteranya dengan nama tokoh-tokoh dalam ''Syahnameh''. Dickson dan Welch menduga bahwa ''Syāhnāmaye Syāhī'' gubahan Ismail diniatkan sebagai hadiah bagi [[Tahmasp I|Tahmāsp]] yang masih belia.<ref>Dickson, M.B.; and Welch, S.C. (1981). ''The Houghton Shahnameh''. ''Volume I''. Cambridge, MA and London. p. 34.</ref> Setelah mengalahkan bangsa [[Uzbek]] yang dipimpin [[Muhammad Shaybani|Muhammad Shaybāni]], Ismāil meminta [[Hatefi (penyair)|Hātefī]], seorang penyair ternama dari [[Provinsi Ghor|Jam (Khorasan)]], untuk menulis sebuah wiracarita semacam ''Syahnameh'' mengenai kemenangan-kemenangan dan wangsa yang baru saja didirikannya. Meskipun tak terselesaikan, wiracarita itu merupakan salah satu contoh dari ''[[masnawi]]'' dalam gaya kepahlawanan ''Syahnameh'' yang kelak ditulis bagi raja-raja [[Dinasti Safawiyah|Wangsa Safawiyah]].<ref>{{cite encyclopedia|last=Savory|first=R. M|title=Safavids|encyclopedia=[[Encyclopaedia of Islam]]|edition=2nd }}</ref>
 
Pengaruh ''Syahnameh'' meluas sampau jauh melampaui batas ruang lingkup Alam Persia. Profesor Victoria Arakelova dari Yerevan University berpendapat:
 
{{quote|Selama sepuluh abad sesudah Firdausi menggubah karya monumentalnya itu, legenda-legenda dan kisah-kisah kepahlawanan dalam Shahnameh tetap menjadi sumber bahan cerita bagi masyarakat di wilayah ini: bangsa Persian, Pasytun, Kurdi, Guran, Talis, Armenia, Georgia, bangsa-bangsa Kaukasia Utara, dst.<ref name='"farhangiran1"'>{{cite web|last=Arakelova|first=Victoria|title=Shahnameh in the Kurdish and Armenian Oral Tradition (abridged)|url=http://www.azargoshnasp.net/famous/ferdowsi/shahkurdarmen.pdf|accessdate=28 May 2012}}</ref>}}
 
==Warisan==
===Historiografi Persia===
[[File:Rostam Ramsar.jpg|thumb|Right|170px|Patung [[Rostam]] di [[Ramsar, Mazandaran|Ramsar]], Iran.]]
 
Dampak ''Syahnameh'' terhadap historiografi Persia terjadi secara langsung dan beberapa sejarawan menghiasi kitab-kitab karyanya dengan ayat-ayat kutipan dari Syahnameh. Sebagai contoh, berikut ini adalah sepuluh sejarawan penting yang memuji-muji ''Syahnameh'' dan Firdausi:<ref name="Nurian 1993"/>
 
# Penulis kitab ''Tarikh Sistan'' ("Sejarah [[Sistan]])," ditulis pada sekitar 1053. Nama penulis tidak diketahui.
# Penulis kitab ''[[Majmal al-tawarikh|Majmal al-Tawarikh wa Al-Qasas]]'' (ca. 1126). Nama penulis tidak diketahui.
# Mohammad Ali Ravandi, penulis kitab ''Rahat al-Sodur wa Ayat al-Sorur'' (ca. 1206).
# [[Ibn Bibi]], penulis kitab sejarah ''Al-Awamir al-'Alaiyah'', ditulis pada masa pemerintahan [[Kayqubad I|'Ala ad-din KayGhobad]].
# Ibn Esfandyar, penulis kitab ''Tarikh-e Tabarestan''.
# [[Ata al-Mulk Juvayni|Muhammad Juwayni]], sejarawan mula-mula dari zaman Mongol, menorehkan pujiannya dalam kitab ''Tarikh-e Jahan Gushay'' (era [[Ilkhanat|Ilkhanan]]).
# [[Hamdollah Mostowfi|Hamdollah Mostowfi Qazwini]] juga banyak menyimak ''Syahnameh'' dan menulis kitab ''[[Zafarnamah (Mustawfi)|Zafarnamah]]'' dengan gaya penulisan serupa pada era Ilkhanan.
# [[Hafiz-i Abru|Hafez-e Abru]] (1430) dalam kitab ''Majma' al-Tawarikh''.
# [[Muhammad Khwandamir|Khwand Mir]] dalam kitab ''[[Habib al-Siyar|Habab al-Siyar]]'' (ca. 1523) memuji-muji Firdausi dan membabarkan riwayat hidup Firdausi secara panjang lebar.
# Sejarawan Arab, [[Ibn Athir]] menerangkan dalam kitabnya, ''[[al-Kamil fit-Tarikh|Al-Kamil]]'', bahwasanya "Jikalau kita menamakannya Quran dari 'Ajam, maka tidaklah kita mengucapkan perkataan yang sia-sia belaka. Jikalau seorang penyair menulis syair dan syair itu banyak ayatnya, atau jikalau seseorang menulis banyak syair, sudah tentu sebagian di antara tulisan-tulisan mereka itu tidak istimewa. Akan tetapi jikalau menyangkut Syahnameh, sekalipun memiliki lebih dari 40 ribu gurindam, semua ayatnya istimewa. "<ref>http://www.qudsdaily.com/archive/1384/html/2/1384-02-25/page2.html</ref>
 
==Edisi-edisi moderen==