Kota Tanjungpinang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bismillahhirrahmannirrahim... Tolonglah hamba ya allah
Bismillahirrahmannirrahim... Allahhuakbar !!!
Baris 18:
| kecamatan = 4
| kelurahan= 18
| penduduk = 203210.153
| kepadatan = 848
| penduduktahun=(2014)
Baris 45:
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Kota Tanjungpinang}}
Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]], Tanjungpinang merupakan bagian dari [[Kerajaan MelayuMelaka]]. Setelah jatuhnya [[MalakaMelaka]] ke tangan [[Portugal]], [[Mahmud Syah dari MalakaMelaka|Sultan Mahmud Syah]] menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan [[Kesultanan MalakaMelaka]]. Kemudian menjadi pusat pemerintahan [[Kesultanan Johor]], sebelum diambil alih oleh [[Belanda]] setelah mereka menundukan perlawanan [[Raja Haji Fisabilillah]] tahun 1784 di [[Pulau Penyengat]].
 
Pada masa [[Hindia Belanda]], Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan ''Karesidenan Riouw''. Kemudian di awal kemerdekaan [[Indonesia]], menjadi ibu kota [[Provinsi Riau]]. Setelah itu statusnya menjadi [[Kota Administratif]] hingga tahun 2000. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001 statusnya ditingkatkan menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang, kemudian dipindahkan ke [[Senggarang, Tanjung Pinang Kota, Tanjung Pinang|Senggarang]] (bagian utara kota).<ref>[http://www.tanjungpinangpos.co.id/2015/117188/dulu-terpisah-kini-jadi-pusat-pemerintahan/ Dulu Terpisah Kini Jadi Pusat Pemerintahan]</ref> Hal ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan serta mengurangi kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat kota).
Baris 77:
! Jumlah (%)
|-----
| [[Suku Melayu|Melayu]] || align="right" | 8583 %
|-----
| [[Suku Jawa|Jawa]] || align="right" | 45 %
|-----
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] || align="right" | 10 %
|-----
| [[Suku Sunda|Sunda]] || align="right" | 0,78 %
-----
[[Suku Flores ]] 0,35 %
|-----
|[[Lain-Lain]] 7%
 
|-
| colspan="2" | <small>Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2010<ref>Nicholas J. Long; Being Malay in Indonesia: Histories, Hopes and Citizenship in the Riau Archipelago, 2013</ref></small>
|}
 
Melayu merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa yang dominan di Tanjungpinang. Disamping itu terdapat juga Bugis dan Tionghoa yang sudah ratusan tahun berbaur dengan Melayu dan, menjadi warga negara semenjak zaman [[Kesultanan Johor-Riau]] dan ''Karesidenan Riouw''.<ref>Long, Nicholas J., Being Malay in Indonesia: Histories, Hopes and Citizenship in the Riau Archipelago, National University of Singapore, 2013</ref> Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan , Tionghoa banyak menetap di Jalan Merdeka dan Senggarang. Jawa mulai ramai mendatangidi Tanjungpinang sejak tahun 1960, pemukiman awal Jawa terletak di kampung jawa. Tanjungpinang mulai dibanjiri pendatang dari sumateraSumatera baratBarat dan sumateraSumatera utaraUtara semenjak ditunjukpemekaran menjadiProvinsi ibukotaKepulauan provinsiRiau kepulauandi tahun riau2002
 
[[Bahasa]] yang digunakan di Tanjung Pinang adalah [[Bahasa Melayu]] klasik. Logat dan Bahasa Melayu di kota ini sama dengan Bahasa Melayu yang digunakan di Singapura, begitu juga dengan logat melayu yang hidup di Tanjungpinang. Sejak zaman pemerintahan Kesultanan Riau Lingga, Tanjungpinang sudah menjadi pusat budaya Melayu bersama Singapura. [[Bahasa Tiochiu]] dan [[Bahasa Hokkien|Hokkien]] juga banyak digunakan oleh Tionghoa di Kota Tanjungpinang.
[[Berkas:RIAU WEB.jpg|thumb|Perkampungan nelayan di Senggarang]]