Andrologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diluar +di luar)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 32:
 
== Sejarah Andrologi di Indonesia ==
* [[1974]] : [[F.X. Arif Adimoelja|Prof. Dr. F.X. Arif Adimoelja]] pulang ke Indonesia setelah mengikuti pendidikan pasca sarjana di St Rafael Academic Hospital / School of Medicine, Catolic University Louvain di bawah bimbingan Prof. Dr. P. Omer Steeno. Dengan dukungan Dekan Fakultas Kedokteran [[Universitas Airlangga]], Kepala Bagian Biomedik FK Unair, dan Kepala Bagian Obgyn menyelenggarakan Simposium Nasional Spermatologi I di Surabaya pada tahun 1978.
 
* [[1978]] : Pada tanggal 19-21 Januari 1978 di [[Surabaya]] diselenggarakan '''Simposium Spermatologi I'''. Pada kesempatan tersebut para peserta sepakat mengembangkan Andrologi di Indonesia dengan mendirikan perkumpulan seminat yang diberi nama '''[[Perkumpulan Andrologi Indonesia]]''' yang disingkat '''PANDI''' pada tanggal 20 Januari 1978.
Baris 38:
* [[1979]] : Kongres I PANDI dilaksanakan bersama-sama dengan Kongres Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) di Yogyakarta yang dihadiri oleh pakar Andrologi dari luar negeri : Prof. Dr. Carl Schirren (The Father of the German Andrologist), Prof. Dr. Emil and Anna Steinbergers (USA), Prof. Dr. R. Schoysman (Belgium), Prof. Dr. Runne Eliasson (Stockholm, Representative WHO).
 
* [[1980]] : '''Bagian Biomedik FK Unair merintis pendidikan Andrologi''' dengan peserta dari Denpasar, Manado, Palembang dan Surabaya. Semiloka Andrologi diselenggarakan di Jakarta dengan penyelenggara FKUI dan didukung oleh BKKBN dan WHO.
 
* [[1982]] : Kongres Nasional II PANDI dan Simposium International I diselenggarakan di Denpasar dengan dukungan BKKBN, WHO Task Force For Male Fertility Regulation Prof. [[Malur_RMalur R._Narasimha_Prasad Narasimha Prasad|Dr. MRN Prasad]] (Chairperson of the WHO Male Task Force), Prof. Dr. CA Paulsen (USA), Prof. Dr. E. Nieschlag ([[Jerman]]) dan DR. Harjono Soejono ([[BKKBN]] Pusat) diadakan juga Post Graduate Course Andrology dengan penatar pakar dari luar negeri dibantu oleh WHO. Sejak itu Kongres Nasional PANDI selalu disertai dengan pelaksanaan simposium international dan post graduate Andrologi dengan dukungan WHO dan BKKBN Pusat, dukungan BKKBN ini khususnya datang karena komitmen dari DR Harjono Soejono sebagai Kepala BKKBN Pusat yang selalu hadir pada Kongres dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT). Dengan bertambahnya dokter anggota PANDI yang telah mendapat pendidikan Andrologi dirasakan perlu untuk pengakuan keahlian ini sebagai profesi klinik.
 
* [[1994]] : Mulai dari KONAS IV dan PIT VII gagasan tersebut bergulir dan pada KONAS VI PANDI 19-24 September 1994 di Manado diputuskan untuk memebentuk PEER Group dengan tugas menyusun kriteria persyaratan Dokter Spesialis Andrologi, mendapatkan nama-nama dokter yang bergabung dalam PANDI untuk dinyatakan sebagai Dokter Spesialis Andrologi, memberikan sertifikat keahlian dan membentuk Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia.
 
* [[1996]] : Surat Keputusan Nomor 09/PP-PANDI/IX/1996 tanggal 25 September 1996 tentang pembentukan dan susunan pengurus organisasi '''Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia''' yang disingkat '''PERSANDI'''.
Baris 55:
* '''Laki-laki pada usia balita dan anak-anak.'''
Perhatian orang tua terhadap anak laki-laki pada awal masa perkembangan organ reproduksi sangat diperlukan. Kepedulian orang tua terhadap gangguan perkembangan organ reproduksi dan seksual anaknya akan membantu dokter untuk mendiagnosis lebih dini setiap kelainan dan tentu akan memberikan terapi dan solusi lebih tepat pula sebelum fungsi-fungsi organ tersebut diperlukan.
Masalah hipogonadisme saja atau disertai dengan masalah mikropenis, merupakan kelainan yang dapat dipantau pada usia anak-anak dan dapat mengantisipasi gangguan fungsi seksual dan reproduksi di kemudian hari. Perhatian terhadap perkembangan gonad setiap anak laki-laki apakah sudah turun sempurna pada waktu yang tepat dan apakah ukuran testis sesuai dengan umur, memerlukan konsultasi pada Dokter spesialis Andrologi untuk mendianosis dan melakukan terapi.
Seyogyanya setiap anak mulai dari balita sampai usia dewasa muda mendapatkan pelayanan dan kontrol secara rutin terhadap perkembangan gonad dan organ reproduksi oleh Dokter spesialis Andrologi.
Jumlah kelahiran anak laki-laki dari kelahiran pertahun di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara maju lain. Setiap anak laki-laki memerlukan pelayanan yang memadai terhadap perkembangan organ seks dan reproduksinya, sedangkan jumlah Dokter spesialis Andrologii saat ini masih sangat terbatas.
 
* '''Laki-laki pada usia Remaja dan Dewasa muda.'''
Baris 78:
 
== Bacaan lebih lanjut ==
* Arsyad, KM., 2006. 10 Tahun PERSANDI (Indonesian Andrologist Association). Pengurus PP Persandi.
* Mansur, Indra., 2009. Andrologi: Kebutuhan & solusi. Dalam website http://andrologi-indonesia-pandi.org?page=detail_news&id=21 diakses tanggal 1 Juni 2011 jam 15.15
* Wongso, Anton Darsono., 2008. Andrologi. Dalam website http://klinikandrologi.com/ diakses tanggal 1 Juni 2011 jam 16.18
* Wongso, Anton Darsono., 2008. Mikropenis. Dalam website http://andrologist.blogspot.com/ diakses tanggal 1 Juni 2011 jam 16.38