Imam Ath-Thahawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 4:
Dia adalah Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad bin Salamah bin Abdil Malik al-Azdy al-Mishri ath-Thahawi Al-Hanafi. Al-Azdy adalah qabilah terbesar Arab, Dia adalah Al-Qahthani dari sisi bapaknya dan Al-Adnani dari sisi ibunya karena ibunya seorang Muzainah, yakni saudara al-Imam [[Al-Muzanni]] sahabat [[Imam Syafi’i]]. Dan Ath-Thahawi [[nisbah|dinasabkan]] pada Thaha sebuat desa di Sha’id, [[Mesir|Al-Mishr]].
 
== Biografi ==
=== Lahir Dan Zamannya ===
Imam Thahawi lahir tahun 239 H. Imam ath-Thahawi adalah sezaman dengan para imam ahli Huffazh para pengarang/penyusun enam buku induk hadits ([[Kutubus Sittah]]), dan bersama-sama dengan mereka dalam riwayat hadits. Umur dia ketika imam Bukhari wafat adalah 17 tahun, ketika imam Muslim wafat ia berumur 22 tahun, ketika imam Abu Dawud wafat ia berumur 36 tahun, ketika imam Tirmidzi wafat berumur 40 tahun dan ketika Nasa’i wafat ia berumur 64 tahun, dan ketika imam Ibnu Majah wafat ia berumur 34 tahun. Imam Ath-Thahawi wafat pada bulan Dzul-Qa'idah tahun 321 H, dalam usia delapan puluh tahun lebih.
Baris 12:
Sebagian besar menduga bahwa dasar kecendekiawanannya adalah di rumah, yang kemudian lebih didukung dengan adanya halaqah ilmu yang didirikan di masjid Amr bin al-‘Ash. Menghafal al-Qur’an dari Syeikhnya, Abu Zakaria Yahya bin Muhammad bin ‘Amrus, yang diberi predikat: “Tidak ada yang keluar darinya kecuali telah hafal al-Qur’an.” Kemudian bertafaquh (belajar mendalami agama) pada pamannya –al-Muzanni, dan sami’a (mendengar) darinya kitab Mukhtasharnya yang bersandar pada ilmu Syafi’i dan makna-makna perkataannya. Dan dia adalah orang pertama yang belajar tentang itu. Ia juga menukil dari pamannya itu hadits-hadits, dan mendengar darinya periwayatan-periwayatannya dari Syafi’i tahun 252 H. Dia juga mengalami masa kebesaran pamannya, al-Muzanni. Pernah bertamu dengan Yunas bin Abdul A’la (264 H), Bahra bin Nashrin (267 H), Isa bin Matsrud (261 H) dan lain-lainnya. Semuanya adalah shahabat Ibn Uyainah dari kalangan ahlu Thabaqat.
 
=== Pindah mazhab dari Syafi’i ke Hanafi ===
Al-Imam ath-Thahawi belajar pada pamannya sendiri Al-Muzanni dan mendengar periwayatan pamannya dari Al-Imam Asy-Syafi'i. Tatkala dia menginjak usia 20 tahun, dia meninggalkan madzhab Al-Imam Asy-Syafi'i, dan beralih ke [[madzhab Hanafi|Imam Abu Hanifah]], disebabkan beberapa faktor:
 
Baris 31:
Ibnu Yunus memberi pernyataan tentang dia: Dia orang yang bagus hafalannya dan terpercaya, alim, jenius dan tak ada yang menggantikan dia. Ibnul Jauzi dalam Al-Muntazham menyatakan: seorang penghafal yang terpercaya, bagus pemahamannya, alim dan jenius. Ibnu Katsir juga menyatakan dalam [[Al-Bidayah wa Nihayah]]: Dia adalah seorang penghafal yang terpercaya sekaligus pakar penghafal hadits<ref>Dikutip dari Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, Penerbit Darus Shahabah Lith-Thiba'ah wan Nasyr, Bairut, Libanon</ref>.
=== Kitab-Kitab Karyanya ===
Ath-Thahawi telah menyusun berbagai macam dan jenis kitab, baik dalam bidang aqidah, tafsir, hadits, fiqih, dan tarikh. Sebagian ahli tarikh menyatakan lebih dari tiga puluh kitab. Diantaranya sebagai berikut:
1. Syarh Ma’ani al-Atsar
Baris 65:
* Syarh [[Al-Aqidah Ath-Thahawiyah]] oleh Imam Abil Izzi Al-Hanafi.
 
== Pranala Luar ==
* {{id}} [http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/09/27/imam-ath-thahawi-239-321-h/ biografi Ath-Thahawi]