Ibnu Miskawaih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 23:
'''Ibnu Miskawaih''' adalah salah seorang cendekiawan [[Muslim]] yang berkonsentrasi pada bidang [[filsafat]] [[akhlak]].<ref name="Sarwoko">Soemowinoto, Sarwoko (2008).''Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan''.Jakarta :Penerbit Salemba Medika. Hal 77</ref> Dia lahir di [[Iran]] pada tahun 330 H/932 M dan meninggal tahun 421 H/1030 M.<ref name="Sarwoko"/><ref name="Soedijarto">Soedijarto, dkk (2007).''Ilmu dan Aplikasi Pendidikan''.Jakarta:PT Grasindo. Hal 254 Cet.2</ref> Ibnu Miskawaih melewatkan seluruh masa hidupnya pada masa ke[[khalifah]]an Abassiyyah yang berlangsung selama 524 tahun, yaitu dari tahun 132 sampai 654 H /750-1258 M.<ref name="Ary">Nilandari, Ary (2005).''Memahat Kata, Memugar Dunia:101 Kisah yang menggugah Pikiran''.Bandung:Penerbit MLC. Hal 42-46 Jilid 1</ref> Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Maskawaih.<ref name="Dahlan">Dahlan, Abdul Aziz (2003).''Pemikiran Falsafi dalam Islam''.Jakarta: Penerbit Djabatan. Hal 88</ref><ref name="Udin">Wahyudin, Udin, dkk (2008).''Fiqih''.Bandung:Grafindo Media Pratama. Hal 37</ref>
 
Ibnu Miskawaih lebih dikenal sebagai filsuf akhlak daripada sebagai cendekiawan muslim yang ahli dalam bidang [[kedokteran]], ketuhanan, maupun [[agama]].<ref name="Sarwoko"/> Dia adalah orang yang paling berjasa dalam mengkaji akhlak secara ilmiah.<ref name="Soedijarto"/> Bahkan pada masa dinasti Buwaihi, dia diangkat menjadi [[sekretaris]] dan [[pustakawan]].<ref name="Soedijarto"/><ref name="Udin"/> Dulu sebelum masuk Islam, Ibnu Miskawaih adalah seorang pemeluk agama Magi, yakni percaya kepada bintang-bintang.<ref name="Udin"/>
 
== Konsep Pemikiran Ibnu Miskawaih ==
 
Gayanya yang menyatukan pemikiran abstrak dengan pemikiran praktis membuat pemikirannnya sangat berpengaruh.<ref name="Ary"/> Terkadang Ibnu Miskawaih hanya menampilkan aspek-aspek kebijakan dari ke[[budaya]]an-kebudayaan sebelumnya, terkadang dia hanya menyediakan ulasan praktis tentang tentang masalah-masalah [[moral]] yang sulit untuk diuraikan.<ref name="Ary"/> Filosofinya sangat logis dan menunjukkan koherensi serta [[konsistensi]].<ref name="Ary"/>
 
=== Konsep tentang Tuhan ===
 
Bagi Ibnu Miskawaih, [[Tuhan]] adalah Zat yang jelas atau tidak jelas; jelas karena Tuhan adalah yang ''haq'' (benar), sedang tidak jelas karena kelemahan [[akal]] [[manusia]] untuk menangkap keberadaan Tuhan serta banyaknya kendala kebendaan yang menutupinya.<ref name="Sarwoko"/> Tentu saja ketidaksamaan wujud manusia dengan wujud Tuhan menjadi pembatas.<ref name="Sarwoko"/> Menurutnya, entitas pertama yang memancar dari Tuhan adalah [[akal]] aktif, yaitu tanpa perantara sesuatu pun yang bersifat [[kekal]], [[sempurna]], dan tak berubah.<ref name="Sarwoko"/>
 
=== Konsep tentang Akhlak ===
 
Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan [[jiwa]] seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.<ref name="Wahyuddin">Wahyuddin, dkk (2009).''Pendidikan Agama Islam''.Jakarta: PT Grasindo. Hal 52</ref> Karakteristik pemikiran Ibnu Miskawaih dalam pendidikan akhlak secara umum dimulai dengan pembahasan tentang akhlak (karakter/watak).<ref name="Ibnu"/> Menurutnya watak itu ada yang bersifat alami dan ada watak yang diperoleh melalui kebiasaan atau latihan.<ref name="Ibnu"/> Dia berpikir bahwa kedua watak tersebut hakekatnya tidak alami meskipun kita lahir dengan membawa watak masing-masing, namun sebenarnya watak dapat diusahakan melalui [[pendidikan]] dan [[pengajaran]].<ref name="Ibnu"/>
 
=== Konsep tentang Manusia ===
 
Selanjutnya adalah pemikiran Ibnu Miskawaih tentang [[manusia]].<ref name="Ibnu">Maskawaih Ibnu (1389 H).''Tahdzib Al Akhlaq wa Tathhir Al A'raaq''.Beirut:Mansyurah Dar Al Maktabah. Hal 62, Cet 2</ref> Pemikiran Ibnu Miskawaih tentang manusia tidak jauh berbeda dengan para filosof lain.<ref name="Ibnu"/> Menurutnya di dalam diri manusia terdapat tiga [[daya]], yakni daya [[nafsu]] (al-nafs al-bahimiyyat) sebagai daya paling rendah, daya berani (al-nafs al-sabu'iyyat sebagai daya pertengahan, dan daya berpikir (al-nafs al-nathiqah)sebagai daya tertinggi.<ref name="Ibnu"/> Dia sering menggabungkan aspek-aspek [[Plato]], [[Aristoteles]], [[Phytagoras]], [[Galen]], dan pemikir lain yang telah dipengaruhi filosofi [[Yunani]].<ref name="Ary"/> Namun ini bukanlah suatu penjarahan budaya,melainkan usaha [[kreatif]] menggunakan pendekatan-pendekatan berbeda ini untuk menjelaskan masalah-masalah penting.<ref name="Ary"/>
 
== Karya-karya Ibnu Miskawaih ==
 
[[FileBerkas:Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq.jpg|thumb|right|250px|Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq merupakan karya terkenal milik Ibnu Miskawaih]]
 
Ia telah menyusun kitab ''Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq''.<ref name="Soedijarto"/> Kemudian karyanya yang lain adalah ''Tartib as Sa'adah'', buku ini berisi tentang akhlak dan politik.<ref name="Ary"/> Ada juga Al Musthafa (syair pilihan), Jawidan Khirad (kumpulan ungkapan bijak), As Syaribah (tentang minuman).<ref name="Ary"/>
Baris 49:
Dalam bidang sejarah, karyanya ''Tajarib Al-Umam'' (pengalaman bangsa-bangsa) menjadi acuan [[sejarah]] dunia hingga tahun 369 H.<ref name="Ary"/> Karya-karya Ibnu Miskawaih dalam bidang [[etika]] dinilai jauh lebih penting daripada karya-karyanya dalam bidang [[metafisika]].<ref name="Ary"/> Bukunya ''Taharat Al A'raq'' (Purity of Desposition), yang lebih dikenal dengan nama ''Tahdhib Al Akhlaq'' ( Cultivation of Morals), menjelaskan tentang jalan untuk meraih kestabilan akhlak yang tepat dalam perilaku yang teratur dan sistematis.<ref name="Ary"/>
 
== Referensi ==
{{reflist}}