Achmad Mochtar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, replaced: dimana → di mana
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika
Baris 32:
</ref><ref name="Guardian">{{en}} [http://www.theguardian.com/world/2010/jul/25/achmad-mochtar-scientist-heroic-sacrifice Achmad Mochtar Scientiest Heroic Sacrifice] ''[[The Guardian]]'', 2010/07/25. diakses 23 November 2014</ref> Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat direktur [[Lembaga Eijkman]], sebuah lembaga penelitian [[biologi]] di [[Jakarta]] yang didirikan pada masa pendudukan [[Belanda]].<ref name="DetikHealth">{{id}} [http://health.detik.com/read/2010/07/03/142006/1392260/775/eijkman-peringati-65-tahun-kematian-tragis-achmad-mochtar Eijkman Peringati 65 Tahun Kematian Tragis Achmad Mochtar] ''[[Detik.com]]'', 2010/07/03. diakses 21 November 2014</ref>
 
Pada masa pendudukan Jepang, peneliti di Lembaga Eijkman ditangkap oleh militer Jepang atas tuduhan pencemaran [[vaksin]] [[tetanus]].<ref name ="Guardian" /> Meski tuduhan tersebut tidak pernah terbukti, Achmad Mochtar menyerahkan diri pada tentara Jepang dan kemudian dieksekusi mati demi menyelamatkan hidup para peneliti di lembaga yang dipimpinnya.<ref name="AMScience" /><ref name="Tempo">{{id}} [http://www.tempo.co/read/news/2010/08/03/061268324/Ilmuwan-Achmad-Mochtar-Rela-Mati-Demi-Selamatkan-Stafnya Ilmuwan Achamd Mochtar Rela Mati Demi Selamatkan Stafnya] ''[[Tempo.co]]'', 2010/08/03. diakses 21 November 2014</ref>
 
Keberadaan jasadnya yang dikuburkan massal beserta beberapa orang lainnya baru diketahui terletak di [[Ereveld Ancol|Ereveld]], [[Ancol]] pada tahun 2010, setelah berselang 65 tahun.<ref name="Tempo" />
 
== Latar belakang ==
Achmad Mochtar merupakan seorang [[Orang Minang|Minangkabau]] yang lahir dari pasangan Omar dan Roekajah.<ref>Majalah Tempo, Seorang Martir Bernama Achmad Mochtar, 29 Juni - 5 Juli 2015</ref> Dia lulus dari sekolah kedokteran [[STOVIA]] di [[Batavia]] pada tahun [[1916]].<ref name="AMScience" />
 
== Karier ==
Mochtar memulai kariernya sebagai [[dokter]] di desa terpencil [[Panyabungan Kota, Mandailing Natal|Panyabungan]], [[Sumatera Utara]] selama dua tahun.<ref name="AMScience" /> Ketika bertugas di Panyabungan, Achmad Mochtar bertemu dengan peneliti berkebangsaan Belanda bernama W.A.P Schüffner yang kala itu sedang meneliti [[malaria]].<ref name="AMScience" /> Schüffner kemudian menjadi mentor bagi Achmad Mochtar.<ref name="AMScience" /> Berkat pengaruh Schüffner, pemerintahan kolonial Belanda mengirim Achmad Mochtar untuk mengikuti program doktoral di [[Universitas Amsterdam]].<ref name="AMScience" />
 
Disertasi yang diselesaikannya pada tahun [[1927]] menyangkal [[leptospira]] sebagai penyebab [[demam kuning]], sebagaimana yang diketahui ilmu kedokteran pada masa itu.<ref name="AMScience" /> Achmad Mochtar kembali ke [[Hindia- Belanda]] pada tahun 1927 dan melanjutkan penelitian tentang leptospirosis.<ref name="AMScience" /> Mochtar berpindah-pindah tempat tinggal dari Bengkulu, Sumatera Barat, hingga Semarang. Dia aktif menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan di berbagai jurnal ternama.<ref name="Tempo" /> Pada tahun 1937, ia bergabung dengan lembaga penelitian [[Lembaga Eijkman|The Central Medical Laboratory]] yang setahun kemudian berganti nama menjadi Lembaga Eijkman.<ref name="AMScience" /> Pada tahun 1942, Jepang menduduki Indonesia dan menangkapi orang-orang berkebangsaaan Belanda, termasuk direktur Lembaga Eijkman pada masa itu yang bernama W.K. Martens. Martens meninggal akibat beri-beri saat berada dalam penyekapan militer Jepang.<ref name="AMScience" /> Oleh karena itu, Achmad Mochtar diangkat menjadi pemimpin Lembaga Eijkman dan merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tersebut.<ref name="AMScience" />
 
== Tuduhan pencemaran vaksin tetanus ==
[[Berkas:Grave of Prof. Dr. Achmad Mochtar.jpg|right|thumb|260px|Makam Prof. Dr. Achmad Mochtar di [[Ereveld Ancol]], Jakarta, Indonesia pada upacara peringatan tanggal 3 Juli 2013]]
 
Pada tahun 1942, tentara Jepang memerintahkan [[Bio Farma|Lembaga Pasteur]] di [[Bandung]] untuk memproduksi vaksin untuk mengobati ''[[romusha]]'' yang diduga terserang tetanus.<ref name="AMScience" /> Sekitar 90 orang romusha yang masih sehat dibawa ke rumah sakit pusat di Jakarta untuk mendapatkan vaksin tersebut, namun mereka semua meninggal dunia. Beberapa minggu kemudian, peneliti Lembaga Eijkman yang menganalisis sampel jaringan hasil otopsi menyimpulkan bahwa vaksin yang diberikan telah tercemar toksin tetanus.<ref name="AMScience" />
 
Pada bulan Oktober 1944, Achmad Mochtar beserta staf peneliti Lembaga Eijkman dan para tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi ditangkap oleh tentara Jepang Kenpeitai dengan tuduhan melakukan sabotase terhadap vaksin yang diberikan kepada para ''romusha''.<ref name="AMScience" /> Mereka semua disekap, dipukul, dibakar, dan disiksa dengan metode ''[[waterboarding]]''.<ref name="AMScience" /> Beberapa dokter tewas dalam tahanan.<ref name="AMScience" />
 
== Kematian ==
Pada bulan [[Januari]] 1945, para peneliti Lembag Eijkman yang selamat dari siksaan tentara Jepang dibebaskan.<ref name="AMScience" /> Tiga laporan terpisah menyebutkan Achmad Mochtar bernegosiasi dengan para penyekapnya, di mana ia setuju untuk mengakui tuduhan sabotase bila para koleganya dilepaskan.<ref name="AMScience" /> Achmad Mochtar dipancung pada tanggal 3 Juli 1945. Sebuah catatan harian tentara Jepang menyebutkan bahwa jenazah Achmad Mochtar dihancurkan dengan mesin gilas uap dan dibuang ke liang kuburan massal.<ref name="AMScience" />
 
== Penemuan makam Achmad Mochtar pada tahun 2010 ==