Mahmud Yunus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 56:
Pada tahun 1932, Yunus meninggalkan Sungayang dan disibukkan dengan aktivitas mengajar. Ia memimpin sekolah Normal Islam School (NIS) atau ''Kulliyyatul Muallimin Al-Islamiyyaah'' di Padang yang didirikan PGAI pada 1 April 1931.{{sfn|Riwayat Hidup...|tt|pp=46}} Sekolah ini merupakan sekolah lanjutan tingkat atas yang dimaksudkan untuk mendidik calon guru; murid yang diterima di sekolah ini adalah lulusan madrasah minimal tujuh tahun. Yunus mengajarkan bahasa Arab, masukkan mata pelajaran agama Islam ke dalam kurikulum, dan menambahkan beberapa cabang pengetahuan umum seperti ilmu alam, tata buku, dan kesehatan. Sebagian buku yang dipakai untuk keperluan pengajaran adalah tulisannya sendiri yang ia susun sewaktu belajar di Mesir.{{sfn|Abdullah|2009|pp=172}} NIS memiliki laboratorium fisika dan kimia satu-satunya di Sumatera Barat.{{sfn|Saydam|2009|pp=162}} Ia memimpin NIS sampai tahun 1938 dan kelak kembali memimpin pada tahun 1942 sampai 1946.{{sfn|Rina|tt|pp=176}} Keberhasilannya menerapkan metode-metode baru dalam pendidikan madrasah mendorongnya untuk membuka Sekolah Tinggi Islam (STI) di di Padang.
 
Pada 1 November 1940, ia dipercaya memimpin STI di Padang. Didirikan oleh PGAI, STI tercatat sebagai perguruan tinggi Islam paling awal di Indonesia.{{sfn|Hashim|2010|pp=283}}{{sfn|Latif|2005|pp=243}} Pada 9 Desember 1940, STI membuka dua fakultas: Fakultas Syariat dan Fakultas Pendidikan & Bahasa Arab. Namun, SITSTI hanya berjalan kurang dua tahun. Setelah [[Sumatera Barat pada masa pendudukan Jepang|Padang diduduki tentara pendudukan Jepang]] pada 1 Maret 1942, perguruan tinggi ini dilarang dan ditutup oleh pemerintah pendudukan.
 
== Pendudukan Jepang dan Sekutu ==