Dyah Wawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 114.125.191.191) dan mengembalikan revisi 9490152 oleh Humboldt: tolak
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 21:
Raja sesudah Dyah Wawa adalah [[Mpu Sindok]] yang membangun istana [[Kerajaan Medang]] baru di daerah Tamwlang, dan kemudian dipindahkan ke Watugaluh. Kedua tempat tersebut saat ini masuk wilayah [[Jawa Timur]]. Mpu Sindok mengaku bahwa Kerajaan Medang di Watugaluh adalah kelanjutan dari Kerajaan Medang di Bhumi Mataram.
 
Perpindahan istana Medang dari Mataram menuju Tamwlang menurut teori van Bammelen terjadi karena letusan [[Gunung Merapi]] yang sangat dahsyat. Konon sebagian puncak Merapi hancur. Kemudian lapisan tanah begeser ke arah barat daya sehingga terjadi lipatan, yang antara lain, membentuk Gunung Gendol dan lempengan Pegunungan Menoreh di Kabupaten Magelang.
 
Letusan Gunung Merapi tersebut disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik berupa abu dan batu. Konon, istana Kerajaan Medang di Mataram (dekat [[Yogyakarta]] sekarang) sampai mengalami kehancuran akibat bencana alam tersebut.
Baris 32:
* Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
 
 
{{kotak mulai}}