Sanitasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, replaced: dimana → di mana, removed stub tag
Baris 1:
'''Sanitasi''' adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah [[manusia]] bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan [[kesehatan]] manusia.
 
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari [[tinja]] manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, [[air seni]], bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya [[mencuci tangan dengan sabun|membasuh tangan dengan sabun]]).
 
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.<ref>[http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/SK_Menkes_965.pdf SK Menkes 965/MENKES/SK/XI/1992. Definisi Sanitasi.] </ref> Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan. <ref> [http://www.muaraenim.go.id/perda/Data/1992/PERDA_3_92.htm Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Enim tentang Restribusi Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum, Tempat Pengolahan Makanan/ Minuman dan Induestri dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Enim]. </ref> <ref>[http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=ijptuncen-gdl-res-1990-a2cl-825-cacing A.L. Rante Tampang, Drs, FMIPA - UNCEN Pengaruh Penyakit Cacing pada Murid Kelas III SD Gembala Baik Abepura Terhadap Hasil Belajar]</ref>
 
== Sanitasi dan air ==
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimanadi mana sanitasi berhubungan langsung dengan <ref name="middleton"> [http://www.usembassyjakarta.org/ptp/airbrs5.html Middleton, Richard. Makalah hijau: Air bersih, Sumber daya yang rawan]</ref>:
# '''Kesehatan'''. Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar. Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak efektif.<ref name="middleton"/>
# '''Penggunaan air'''. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.<ref name="middleton"/>
Baris 18:
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah satu Program Nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas sektoral. Program ini telah dicanangkan pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
 
Strategi Nasional STBM memiliki indikator outcome yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Sedangkan indikator output-nya adalah sebagai berikut <ref name="stbm"> [http://stbm-indonesia.org/?r=sekilas-stbm Sekilas Sanitasi Total Berbasis Masyarakat]</ref>:
 
# Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
Baris 24:
# Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
# Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
# Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.<ref name="stbm"> [http://stbm-indonesia.org/?r=sekilas-stbm Sekilas Sanitasi Total Berbasis Masyarakat]</ref>
 
===Sejarah===
STBM mulai diuji coba tahun 2005 di 6 kabupaten (Sumbawa, Lumajang, Bogor, Muara Enim, Muaro Jambi, dan Sambas). Sejak tahun 2006 Program STBM sudah diadopsi dan diimplementasikan di 10.000 desa pada 228 kabupaten/ kota. Saat ini, sejumlah daerah telah menyusun rencana strategis pencapaian sanitasi total dalam pembangunan sanitasinya masing-masing. Dalam 5 tahun ke depan (2010 – 2014) STBM diharapkan telah diimplementasikan di 20.000 desa di seluruh kabupaten/ kota.<ref name="stbm"> [http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/441-sejak-2006-sudah-10000-desa-terapkan-stbm.html]</ref>
 
===Latar belakang===
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program
(ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka.<ref name="stbm"> [http://www.depkes.go.id/downloads/pedoman_stbm.pdf]</ref>
 
Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah
Baris 54:
*[http://water.worldbank.org/water/shw-resource-guide Sanitation, Hygiene and Wastewater Resource Guide (World Bank)]
<!--http://www.sanitasi.or.id/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=6&Itemid=86-->
 
{{lingkungan-stub}}
 
[[Kategori:Sanitasi| ]]