Tarekat Syadziliyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, replaced: dimana → di mana, kokoh → kukuh
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
perbaikan penulisan dan tambah referensi
Baris 3:
{{yatim}}
 
'''Tarekat Syadziliyah''' adalah [[tarekat]] [[Islam]] yang dipelopori oleh Syekh [[Abul Hasan Asy-Syadzili]] (571-656) H/ (1197 - 1258) M yang berkembang di [[Indonesia]].<ref>https://id.wikipedia.org/wiki/Abul_Hasan_Asy-Syadzili</ref>
=== Pendiri Tarekat Syadziliyah ===
 
Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang dipelopori oleh Syekh [[Syeh Abul Hasan Asy -Syadzili]]. Nama Lengkapnya adalah Abul Hasan Asy Syadzili al-Hasani bin Abdullah Abdul Jabbar bin Tamim bin Hurmuz bin Hatim bin Qushay bin Yusuf bin Yusya' bin Ward bin Baththal bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad anak pemimpin pemuda ahli surga dan cucu sebaik-baik manusia: Abu Muhammad [[Hasan]] bin [[Ali bin Abi Thalib]] r.a dan [[Fatimah]] al-Zahra binti [[Rasulullah]] SAW.<ref name="Jejak-jejak Wali Allah">Ibn Abi-Qasim al-Humairi: "Jejak-jejak Wali Allah", halaman 2-4. Penerbit ERLANGGA, 2009 ISBN (13)978-979-033-319-2</ref>.
 
Nama kecil SyehSyekh [[Abul Hasan Asy -Syadzili]] adalah Ali, gelarnya adalah Taqiyuddin, Julukanya adalah Abu Hasan dan nama populernya adalah [['''Asy Syadzili]]'''.
al-Syadzili lahir di sebuah desa yang bernama [[Ghumarah]], dekat kota [[Sabtah]] pada tahun [[593]] H ([[1197]] M)]]. menghapal al-Quran dan pergi ke [[Tunis]] ketika usianya masih sangat muda. Ia tinggal di desa Syadzilah. Oleh karena itu, namanya dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun ia tidak berasal dari desa tersebut.<ref name="Jejak-jejak Wali Allah"/>
 
=== Intisari tarekat ===
Secara pribadi Syekh [[Abul Hasan asyAsy-Syadzili]] tidak meninggalkan karya tasawuf, begitu juga muridnya, Syekh [[Abul Abbas al-Mursi]], kecuali hanya sebagai ajaran lisan [[tasawuf]], doa, dan [[hizib]]. IbnSyekh [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari]] Sukandariatau nama lengkapnya Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari]] ([[658]] - [[709]] H )/ ([[1260]] - [[1309]] M) <ref>http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/12/05/24/lmxtj1-tokoh-sufi-syekh-ibnu-athaillah-penulis-kitab-alhikam</ref> adalah orang yang prtamapertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya, sehingga kasanahkhasanah tareqat Syadziliyah tetap terpelihara. IbnIbnu Atha'illah juga orang yang pertama kali menyusun karya paripurna tentang aturan-aturan tareqat tersebut, pokok-pokoknya, prinsip-prinsipnya, bagi angkatan-angkatan setelahnya.
 
Melalui sirkulasi karya-karya IbnIbnu Atha'illah, tareqat Syadziliyah mulai tersebar sampai ke Maghrib, sebuah negara yang pernah menolak sang guru. Tetapi ia tetap merupakan tradisi individualistik, hampir-hampir mati, meskipun tema ini tidak dipakai, yang menitik beratkan pengembangan sisi dalam. Syadzili sendiri tidak mengenal atau menganjurkan murid-muridnya untuk melakukan aturan atau ritual yang khas dan tidak satupun yang berbentuk kesalehan populer yang digalakkan. Namun, bagi murid-muridnya tetap mempertahankan ajarannya. Para murid melaksanakan Tareqat Syadziliyah di zawiyah-zawiyah yang tersebar tanpa mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
 
Sebagai ajaran Tareqat ini dipengaruhi oleh al[[Al-Ghazali]] dan [[Abu Talib al-Makki]] atau al-Makki. Salah satu perkataan as-Syadzili kepada murid-muridnya: "''Seandainya kalian mengajukan suatu permohonanan kepada Allah, maka sampaikanlah lewat Abu Hamid al[[Al-Ghazali]]''". Perkataan yang lainnya: "''Kitab Ihya' Ulum ad-Din, karya al[[Al-GhozaliGhazali]], mewarisi anda ilmu. Sementara Qut al-Qulub, karya [[Abu Talib al-Makki]]/ al-Makki, mewarisi anda cahaya.''" Selain kedua kitab tersebut, as-Muhasibi, Khatam al-Auliya, karya Hakim at-Tarmidzi, Al-Mawaqif wa al-Mukhatabah karya An-Niffari, Asy-Syifa karya Qadhi 'Iyad, Ar-Risalah karya al-Qusyairi, Al-Muharrar al-Wajiz karya Ibn AtahAtha'illah.
 
=== Silsilah Silsilah Sanad Tariqah Asy-Syadziliyah ===
 
Sanad dan Silsilah Tariqah
 
* As-Syaikh As-Sayyid Abil Hasan Asy-Syadzili ra drp
Baris 41 ⟶ 39:
* Sayyidina Muhammad saw
 
=== Silsilah Sanad Nasab Abil Hasan Asy-Syadzili ===
 
* As-Sayyid Asy-Syaikh AbilAbul Hasan Asy-Syadzili bin
* Ali bin
* Abdullah bin
Baris 62 ⟶ 60:
* Imam Hasan bin
* Sayyidna Ali ra dan Sayyidatina Fathimah binti
* Rasulullah Sayyidina Muhammad saw.<ref>http://suryanicenter.blogspot.co.id/2013/08/silsilah-tarekat-syadziliyah.html</ref>
 
=== Wejangan dasar ===
 
# Tauhid dengan sebenar-benarnya tauhid yang tidak musrikmusyrik kepada Allah.
 
# Ketaqwaan terhadap Allah swt lahir dan batin, yang diwujudkan dengan jalan bersikap [[wara']] dan [[Istiqamah]] dalam menjalankan perintah Allah swt.
 
# Konsisten mengikuti Sunnah Rasul, baik dalam ucapan maupun perbuatan, yang direalisasikan dengan selalau bersikap waspada dan bertingkah laku yang luhur.
 
# Berpaling (hatinya) dari makhluk, baik dalam penerimaan maupun penolakan, dengan berlaku sadar dan berserah diri kepada Allah swt (Tawakkal).
 
# Ridho kepada Allah, baik dalam kecukupan maupun kekurangan, yang diwujudkan dengan menerima apa adanya (qana'ah/ tidak rakus) dan menyerah.
 
# Kembali kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, yang diwujudkan dengan jalan bersyukur dalam keadaan senang dan berlindung kepada-Nya dalam keadaan susah.
 
Kelima sendi tersebut juga tegak diatas lima sendi berikut:
 
* Semangat yang tinggi, yang mengangkat seorang hamba kepada derajat yang tinggi.
* Berhati-hati dengan yang haram, yang membuatnya dapat meraih penjagaan Allah atas kehormatannya.
 
* Berlaku benar/baik dalam berkhidmat sebagai hamba, yang memastikannya kepada pencapaian tujuan kebesaran-Nya/kemuliaan-Nya.
Berhati-hati dengan yang haram, yang membuatnya dapat meraih penjagaan Allah atas kehormatannya.
* Melaksanakan tugas dan kewajiban, yang menyampaikannya kepada kebahagiaan hidupnya.
 
* Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat, yang membuatnya selalu meraih tambahan nikmat yang lebih besar.
Berlaku benar/baik dalam berkhidmat sebagai hamba, yang memastikannya kepada pencapaian tujuan kebesaran-Nya/kemuliaan-Nya.
 
Melaksanakan tugas dan kewajiban, yang menyampaikannya kepada kebahagiaan hidupnya.
 
Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat, yang membuatnya selalu meraih tambahan nikmat yang lebih besar.
 
Selain itu tidak peduli sesuatu yang bakal terjadi (merenungkan segala kemungkinan dan akibat yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang) merupakan salah satu pandangan tareqat ini, yang kemudian diperdalam dan diperkukuh oleh Ibn Atha'illah menjadi doktrin utamanya. Karena menurutnya, jelas hal ini merupakan hak prerogratif Allah. Apa yang harus dilakukan manusia adalah hendaknya ia menunaikan tugas dan kewajibannya yang bisa dilakukan pada masa sekarang dan hendaknya manusia tidak tersibukkan oleh masa depan yang akan menghalanginya untuk berbuat positif.
Baris 141 ⟶ 130:
 
Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mu'min yang berbuat dosa, niscaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah kiranya menjelaskan : "Andaikan Allah membuka hakikat kewalian seorang wali, niscaya ia akan disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat Allah SWT.
 
===Perkembangan di Indonesia===
Tarikat Syadziliyyah adalah satu di antara tarikat yang diakui di [[Indonesia]] yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahli al-Thariqah al-Mu’Tabarah al-Nahdliyah (JATMAN), lembaga otonom Nahdhatul Ulama [[NU]], yaitu Aliran-aliran tarekat yang dinilai mu'tabarah adalah: 1) 'Abbasiyah, 2) Akbariyah, 3) Baerumiyah, 4) Bakriyah, 5) Buhuriyah, 6) Ghaibiyah, 7) Haddadiyah, 8) Idrisiyah, 9) Isawiyah, 10) Justiyah, 11) Khadliriyah, 12) Khalidiyah wa al-Naqsyabandiyah, 13) Madbuliyah, 14. Maulawiyah, 15) Rifa'iyah, 16) Sa’diyah, 17) Sumbuliyah, 18) Syadziliyah, 19) Syuhrawiyah, 20) Umariyah, 21) Utsmaniyah.
Kemudian, 22) Ahmadiyah, 23) Alawiyah, 24) Bakdasyiyah, 25) Bayumiyah, 26) Dasuqiyah, 27) Ghozaliyah, 28) Hamzawiyah, 29) Idrusiyah, 30) Jalwatiyah, 31) Kalsyaniyah, 32) Khalwatiyah, 33) Kubrawiyah, 34) Malamiyah, 35) Qadiriyah wa al-Naqsyabandiyah, 36) Rumiyah, 37) Samaniyah, 38) Sya'baniyah, 39) Syathariyah, 40) Tijaniyah, 41) Usyaqiyah, 42) Uwaisiyah, dan 43) Zainiyah.<ref>http://www.nu.or.id/post/read/55506/habib-luthfi-tarekat-samaniyah-tidak-sesat</ref>
 
Di antara Mursyid Tarikat Syadziliyah adalah K.H. [[Abdul Jalil Mustaqim]], Mursyid Tarekat Syadziliyah Dari [[Tulungagung]].<ref>http://mukelujauh.blogspot.co.id/2013/03/kh-abdul-jalil-mustaqim-mursyid-tarekat.html</ref>
 
==== Catatan kaki ====
<references/>
 
===Pranala===
* [[http://www.nu.or.id/post/read/55506/habib-luthfi-tarekat-samaniyah-tidak-sesat/ Tarikat Mu'tabarah]]
 
[[Kategori:Tarekat|Syadziliyah]]