Kristen Palestina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah modern: minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 56:
Kristen dalam wilayah Palestina merupakan salah satu di sekitar tujuh puluh lima penduduk. Pada tahun 2009, Reuters melaporkan bahwa 50.000 -. 90.000 orang Kristen menetap di [[Tepi Barat]], dengan sekitar 17.000 mengikuti berbagai tradisi Katolik dan sebagian besar sisanya mengikuti gereja Ortodoks dan denominasi timur lainnya <ref name=box>{{cite news|publisher=[[Reuters]]|url=http://uk.reuters.com/article/worldNews/idUKTRE5491FH20090510|first=Joseph|last=Nasr|title=FACTBOX - Christians in Israel, West Bank and Gaza|date=10 May 2009}}</ref> Kedua [[Betlehem]] dan [[Nazareth]], yang dulunya sangat Kristen, sekarang memiliki mayoritas Muslim. Hari ini sekitar tiga-perempat dari semua orang Kristen [[Betlehem]] tinggal di luar negeri, banyak orang Kristen Yerusalem tinggal di [[Sydney]], [[Australia]] daripada di [[Yerusalem]]. Kristen sekarang terdiri 2,5 persen dari penduduk Yerusalem. Mereka yang tersisa menyertakan beberapa lahir di Kota Tua ketika Kristen di sana merupakan mayoritas.<ref name=fdd>{{cite web|url=http://www.defenddemocracy.org/usr_doc/Christian_Exodus_final_2.pdf |title= The Christian Exodus from the Middle East|publisher=[[Foundation for the Defense of Democracies]]|accessdate=17 August 2009|author=Jonathan Adelman and Agota Kuperman|date=24 May 2006 |archiveurl = http://web.archive.org/web/20060524055344/http://www.defenddemocracy.org/usr_doc/Christian_Exodus_final_2.pdf |archivedate = 24 May 2006}}</ref>
 
Dalam surat 2007 dari Kongres Henry Hyde kepada Presiden George W. Bush, Hyde menyatakan bahwa "komunitas Kristen sedang dihancurkan di asalnya akibat dari konflik Israel-Palestina yang pahit" dan bahwa perluasan permukiman Yahudi di [[Tepi Barat]] dan Jerusalem Timur adalah "ireversibel, merusak komunitas Kristen hingga berkurang "<ref>{{cite news|title=Jesus and the Separation Fence|first=Ofer|last=Shelah|publisher=[[YNET]]|date=29 May 2006|accessdate=05.07.2007|url=http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3256347,00.html}}</ref><ref>{{cite news|title=Plea for Palestinian Christians|author=Robert Novak|publisher=''[[The Washington Post]]''|date=25 May 2006|accessdate=05.07.2007|url=http://www.cmep.org/Alerts/2006May25.htm |archiveurl = http://web.archive.org/web/20070407181632/http://www.cmep.org/Alerts/2006May25.htm <!-- Bot retrieved archive --> |archivedate = 07.04.2007|authorlink=Robert Novak}} Reprinted at 'Churches for Middle East'.</ref>
 
Ada laporan serangan terhadap warga Kristen Palestina di [[Gaza]] dari kelompok-kelompok ekstremis Islam. Pastor Gaza Manuel Musallam telah menyuarakan keraguan bahwa serangan itu dimotivasi oleh agama.<ref>Musallam, Manuel (27 November 2007). "Christians And Muslims Coexist In Gaza". IPS news. [http://ipsnews.net/news.asp?idnews=40241 ipsnews.net]</ref> Presiden Palestina, Perdana Menteri, Hamas dan banyak pemimpin politik dan agama lainnya mengutuk serangan tersebut.
Baris 62:
Fr Pierbattista Pizzaballa, Penjaga Tanah Suci, juru bicara Katolik senior telah menyatakan bahwa kelambanan polisi dan budaya pendidikan yang mendorong anak-anak Yahudi untuk memupuk pandangan mereka terhadap orang-orang Kristen dengan "penghinaan" dan telah membuat hidup semakin "tak tertahankan" bagi banyak orang Kristen. Pernyataan Fr Pizzaballa datang setelah ekstremis pro-pemukim menyerang sebuah biara Trappist di kota Latroun, membakar pintu, dan menutupi dinding dengan grafiti anti-Kristen dengan mencela Kristus sebagai "monyet". Insiden ini menyusul serangkaian aksi pembakaran dan vandalisme, pada tahun 2012, menargetkan tempat-tempat ibadah Kristen, termasuk Biara abad ke-11 Salib Yerusalem, di mana slogan-slogan seperti "Matilah Kristen" dan grafiti ofensif lainnya ditulis pada dinding-dindingnya. Menurut sebuah artikel di Telegraph, pemimpin Kristen merasa bahwa isu yang paling penting bahwa [[Israel]] telah gagal mengatasi adalah praktik beberapa sekolah Yahudi Ultra-Ortodoks untuk mengajarkan anak-anak bahwa itu adalah kewajiban agama menyalahgunakan siapa pun di Tahbisan Suci mereka, sehingga orang-orang Yahudi Ultra-Ortodoks, termasuk anak-anak berumur delapan, meludahi anggota ulama Kristen setiap hari.<ref>http://www.telegraph.co.uk/news/religion/9529123/Vatican-official-says-Israel-fostering-intolerance-of-Christianity.html</ref>
 
Setelah komentar Paus Benediktus XVI tentang Islam pada bulan September 2006, lima gereja tidak berafiliasi dengan baik oleh Katolik maupun Paus, di antara mereka seorang dan Gereja Anglikan dan Ortodoks itu dibom dan ditembak di [[Tepi Barat]] dan [[Gaza]]. Sebuah kelompok yang disebut "Lions of Tauhid" mengaku bertanggung jawab.<ref>[http://www.haaretz.com/hasen/spages/763199.html "Report: Rome tightens pope's security after fury over Islam remarks"], ''[[Haaretz]]'', 16 September 2006</ref> Mantan Perdana Menteri Palestina dan pemimpin Hamas Ismail Haniya terhukum dalam serangan tersebut, dan kehadiran polisi meningkat di Betlehem, yang memiliki komunitas Kristen yang cukup besar.<ref>{{cite news|title=Pope Apologizes for Remarks About Islam|publisher=New York Times|date=17 September 2006|url=http://www.nytimes.com/2006/09/17/world/europe/17cnd-pope.html?ex=1316145600&en=bd45a56d2f9e575a&ei=5088&partner=rssnyt&emc=rss |first=Ian |last=Fisher |accessdate=2010-05-21}}</ref>
 
Armenia di Yerusalem, yang diidentifikasi sebagai orang Kristen Palestina atau Israel-Armenia, juga telah diserang dan mendapat ancaman dari ekstremis Yahudi, Kristen dan pendeta telah diludahi, dan satu Uskup Agung Armenia dipukuli dan salibnya dirusak. Pada bulan September 2009, dua pendeta Kristen Armenia diusir setelah kerusuhan meletus dengan ekstremis Yahudi setelah meludahi benda suci Kristen <ref>Hagopian, Arthur (9 September 2009). "Armenian Patriarchate protests deportation of seminarians". [http://www.uruknet.de/?s1=1&p=57786&s2=10 uruknet.de]</ref>
 
Pada bulan Februari 2009, sekelompok aktivis Kristen dari [[Tepi Barat]] menulis surat terbuka meminta Paus Benediktus XVI untuk menunda perjalanannya ke Israel yang dijadwalkan kecuali pemerintah mengubah perlakuannya.<ref name=visit/> Mereka menyoroti peningkatan akses ke tempat-tempat ibadah dan berakhir perpajakan sifat gereja sebagai keprihatinan utama.<ref name=visit/> Paus memulai kunjungan lima harinya ke Israel dan wilayah Palestina pada Minggu, 10 Mei berencana untuk mengekspresikan dukungan bagi orang Kristen di kawasan itu.<ref name=visit>[http://www.msnbc.msn.com/id/29332232/ Holy Land Christians urge pope to call off visit]. [[MSNBC.com]]. Published 22 February 2009.</ref> Dalam menanggapi pernyataan publik Palestina, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengkritik polarisasi politik dari kunjungan kepausan, berkomentar bahwa "ini akan menjadi penyebab perdamaian jauh lebih baik jika kunjungan ini diambil untuk tujuan itu, ziarah, kunjungan untuk penyebab perdamaian dan persatuan".<ref>{{cite news|publisher=''[[The Guardian]]''|url=http://www.guardian.co.uk/world/feedarticle/8496494|title=Palestinians seek papal pressure on Israel|date=8 May 2009|accessdate=10 May 2009 |location=London}}</ref>
 
Pada bulan November 2009, Berlanty Azzam, seorang mahasiswa Kristen Palestina dari [[Gaza]], diusir dari [[Betlehem]] dan tidak diizinkan untuk melanjutkan belajar. Dia memiliki dua bulan tersisa untuk menyelesaikan gelar. Berlanty Azzam mengatakan militer Israel memborgolnya, ditutup matanya, dan meninggalkan dia menunggu selama berjam-jam di pos pemeriksaan dalam perjalanan kembali dari sebuah wawancara kerja di [[Ramallah]]. Dia menggambarkan insiden itu sebagai "menakutkan" dan mengklaim pejabat Israel memperlakukan dia seperti seorang kriminal dan melarang dirinya dalam pendidikan hanya karena ia adalah seorang Kristen Palestina dari [[Gaza]].<ref>{{cite news |last=Flower |first=Kevin |date=9 December 2009 |title= Israel court: Deported Palestinian student can't return |publisher=[[CNN News]] |url=http://www.cnn.com/2009/WORLD/meast/12/09/gaza.student/index.html }}</ref>
 
Hari ini, ada sejumlah kecil orang Kristen di wilayah Palestina yang mengaku dari [[Afrika Timur]] dan asal [[Afrika Barat]], sebagian besar yang nenek moyangnya telah dibawa ke [[Palestina]] melalui perdagangan budak Arab pada awal Islam hingga modern dan kemudian Ottoman era Palestina.
Baris 76:
Selain negara-negara tetangga, seperti [[Lebanon]] dan [[Yordania]], banyak orang Kristen Palestina beremigrasi ke negara-negara di [[Amerika Latin]] ( terutama [[Argentina]] dan [[Chile]] ), serta [[Australia]], [[Amerika Serikat]] dan [[Kanada]]. Otorita Palestina tidak mampu untuk menjaga penghitungan yang tepat.<ref name=box/> Populasi Kristen juga menurun karena fakta bahwa Muslim Palestina umumnya memiliki tingkat kelahiran sedikit lebih tinggi daripada orang-orang Kristen.<ref name="BBC">{{cite news|title=Guide: Christians in the Middle East|publisher=[[BBC]]|date=15 December 2005|accessdate=6 May 2007|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/4499668.stm}}</ref><ref name=state>[http://www.state.gov/g/drl/rls/irf/2006/71423.htm#occterr International Religious Freedom Report 2006: Israel and the Occupied Territories]. [[United States State Department]]. Accessed 10 May 2009.</ref>
 
Penyebab terjadinya eksodus Kristen ini hangat diperdebatkan, dengan berbagai kemungkinan diajukan.<ref name=larry>{{cite news|publisher=''[[The Jerusalem Post]]''|url=http://fr.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1239710889374&pagename=JPost/JPArticle/ShowFull|title=Persecuted Christians?|first=Larry|date=7 May 2009|accessdate=10 May 2009|last=Derfner}}</ref> Sebagian besar orang Kristen Palestina di diaspora adalah mereka yang melarikan diri atau diusir selama perang 1948 dan keturunan mereka <ref>{{cite web |last=Sabella |first= Bernard |date=12 February 2003 |title=Palstinian Christians: Challenges and hopes |publisher=Al-Bushra Palestinian Christians |url=http://www.al-bushra.org/holyland/sabella.htm }}</ref> Reuters melaporkan bahwa emigran sejak itu telah meninggalkan dalam mengejar standar hidup yang lebih baik.<ref name=box/> BBC juga telah menyalahkan penurunan ekonomi di Otoritas Palestina serta tekanan dari konflik Israel - Palestina.<ref name="BBC"/> Sebuah laporan tentang penduduk Bethlehem menyatakan bahwa orang Kristen dan Muslim ingin meninggalkan tetapi orang-orang Kristen memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di luar negeri dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi <ref>{{cite news|publisher=[[BBC News]]|title=Bethlehem's Christians cling to hope |date=22 December 2005|accessdate= 17 August 2009|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/4548312.stm|first=Heather|last=Sharp}}</ref> Vatikan dan Gereja Katolik menyalahkan pendudukan Israel dan konflik di Tanah Suci untuk penyebab eksodus orang Kristen dari Tanah Suci. Dan Timur Tengah pada umumnya.<ref>[http://www.jpost.com/International/Article.aspx?ID=191261&R=R1 jpost.com]</ref>
 
''The Jerusalem Post'' (sebuah surat kabar Israel) telah menyatakan bahwa "menyusutnya komunitas Kristen Palestina di Tanah Suci datang sebagai akibat langsung dari standar kelas menengah" dan juga bahwa tekanan Muslim belum memainkan peran utama sebagai penyebab eksodus menurut warga Kristen sendiri. Hal ini melaporkan bahwa orang Kristen memiliki citra publik elitisme dan hak istimewa kelas maupun non-kekerasan dan kepribadian terbuka, yang membuat mereka lebih rentan terhadap kejahatan daripada Muslim. Hanna Siniora, seorang aktivis hak asasi manusia Kristen Palestina terkemuka, telah dikaitkan pelecehan terhadap umat Kristen untuk "kelompok-kelompok kecil" dari "preman" dan bukan kepada pemerintah [[Hamas]] dan [[Fatah]].<ref name=larry/>