Sejarah Indonesia (1965–1966): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 13:
 
Dari akhir 1950-an, konflik politik dan kemerosotan ekonomi terus bertambah di Indonesia. Pada pertengahan 1960-an, pemerintahan Soekarno yang kekurangan uang harus membuang subsidi sektor-sektor publik yang penting, perkiraan inflasi tahunan terjadi pada 500-1.000%, pendapatan ekspor menyusut, infrastruktur hancur, dan pabrik-pabrik beroperasi pada kapasitas minimal dengan [[investasi]] terabaikan. Sementara kemiskinan parah dan kelaparan menjadi meluas, Soekarno memimpin Indonesia dalam [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia|konfrontasi militer dengan Malaysia]] sambil meningkatkan retorika revolusi dan anti-Barat.<ref>Schwarz (1994), pages 52–57, {{cite news
|last = Sheriden
|first = Greg
|title = Farewell to Jakarta's Man of Steel
|publisher = The Australian
|date = 28 January 2008
|url = http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,25197,23118079-5013460,00.html
|accessdate = 2008-12-30}}</ref>
 
Digambarkan sebagai "dalang" besar di media, posisi kekuasaan Presiden Soekarno bergantung pada keberhasilannya menyeimbangkan kekuatan yang berlawanan dan semakin bermusuhan [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) dan [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Ideologi Soekarno yang anti-imperialisme kemudian membawa Indonesia semakin tergantung pada dukungan [[Uni Soviet]] dan [[China]]. Pada tahun 1965 di puncak [[Perang Dingin]], PKI telah merambah semua tingkat pemerintahan Indonesia secara luas. Dengan dukungan dari Soekarno dan [[Angkatan Udara]], PKI memperluas pengaruhnya dengan mengurangi kekuasaan tentara, sehingga membuat permusuhan dari pihak militer.<ref>Ricklefs (1991), page 282</ref> Pada akhir 1965, TNI telah terbagi antara faksi sayap kiri yang pro-PKI, dan faksi sayap kanan yang sedang didekati oleh [[Amerika Serikat]].<ref>Ricklefs (1991), pages 272–280</ref>
Baris 164:
* {{en}} "Sukarno Removes His Defense Chief" ''[[New York Times]]''. 22 Februari 1966
* {{en}} "Sukarno Seen Behind Coup" ''[[New York Times]]''. 6 Oktober 1965
* {{en}} {{cite news |title=Tapol Troubles: When Will They End? |date= April–Juni 1999 |publisher=Inside Indonesia |url=http://www.insideindonesia.org/edit58/tapol.htm}}
* {{en}} {{cite book|author=Toer, Pramoedya Ananta|title=The Mute's Soliloquy : A Memoir|publisher=Penguin|year=2000|isbn=0-14-028904-6}}
* {{en}} {{Cite book|last=Vickers|first=Adrian|title=A History of Modern Indonesia|publisher=Cambridge University Press|year=2005|isbn=0-521-54262-6}}