Bujangga Manik (naskah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Baris 2:
 
Tokoh dalam naskah ini adalah Prabu Jaya Pakuan alias [[Bujangga Manik]], seorang [[resi]] [[Hindu]] dari [[Kerajaan Sunda]] yang lebih suka menjalani hidup sebagai seorang resi, walaupun sebenarnya ia seorang [[kesatria]] dari keraton [[Pakuan Pajajaran]], ibu kota Kerajaan Sunda, yang bertempat di wilayah yang sekarang menjadi [[Kota Bogor]]). Sebagai seorang resi, dia melakukan dua kali perjalanan dari [[Pakuan Pajajaran]] ke timur [[Jawa]]. Pada perjalanan kedua Bujangga Manik malah sempat singgah di [[Bali]] untuk beberapa lama. Pada akhirnya Bujangga Manik bertapa di sekitar [[Gunung Patuha]] sampai akhir hayatnya.<ref>{{cite book
|last =Noorduyn
|first =J.
|publisher= KITLV Press
|title = Three Old Sundanese poems
|date =
|year =2006
|page =437
}}</ref> Dari ceritera dalam naskah tersebut, bahwa naskah Bujangga Manik berasal dari zaman sebelum [[Islam]] masuk ke Tatar Sunda. Naskah tersebut tidak mengandung satu pun kata-kata yang berasal dari [[bahasa Arab]]. Penyebutan [[Majapahit]], [[Malaka]], dan [[Demak]] membawa pada perkiraan bahwa naskah ini ditulis akhir tahun 1400-an atau awal tahun 1500-an.<ref>{{cite book
|last =Noorduyn
|first =J.
|publisher= KITLV Press
|title = Three Old Sundanese poems
|date =
|year =2006
|page =438
}}</ref>
Naskah ini sangat berharga karena menggambarkan [[geografi]] dan [[topografi]] [[Pulau Jawa]] pada saat naskah dibuat. Lebih dari 450 nama tempat, gunung, dan sungai disebutkan di dalamnya. Sebagian besar dari nama-nama tempat tersebut masih digunakan atau dikenali sampai sekarang<ref>Noorduyn J. 1982. [http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/2027/2788 BKI 138:413-442.]</ref>.