Slamet Muljana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 1:
{{refimprove}}
Prof. Dr. '''Raden Benedictus Slamet Muljana''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|21|3|1929|[[Jakarta]]|2|6|1986}}),<ref>{{cite book |last=Muljana |first=Slamet |authorlink=Slamet Muljana |title=Kesadaran nasional: dari kolonialisme sampai kemerdekaan |year=2008 |publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|page=357 |location=Yogyakarta |id=ISBN 979-1283-55-9 }}</ref> adalah seorang [[filologi|filolog]] dan sejarawan dari [[Indonesia]].
 
== Pendidikan dan Karier ==
Baris 31:
 
== Kontroversi dalam Karya ==
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; margin:0 0em 1em .25em; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">"Sekali fakta sejarah itu ditemukan, fakta itu tidak akan dapat diubah. Meskipun fakta sejarah itu mungkin terlalu pedas untuk dirasakan, ilmu sejarah tetap mengejar-ngejarnya".<p style="text-align: right;">— Tulis Slamet Muljana dalam kata pengantar bukunya.<ref>{{cite book |last=Muljana |first=Slamet |authorlink=Slamet Muljana |title=Runtuhnja keradjaan Hindu-Djawa dan timbulnja negara2 Islam di Nusantara |year=1968 |publisher=Bhratara }}</ref></blockquote>
 
Karya-karya Slamet Muljana dalam ilmu [[Sejarah]] tidak jarang mengundang kontroversi dari para pembacanya. Misalnya dalam buku ''Runtuhnja keradjaan Hindu-Djawa dan timbulnja negara-negara Islam di Nusantara'' (1968) dengan berani ia menyatakan bahwa [[Walisongo]] adalah para ulama keturunan [[Cina]]. Pendapat tersebut mengundang reaksi keras karena kepercayaan masyarakat yang sudah terlanjur kuat, bahwa anggota-anggota [[Walisongo]] adalah keturunan [[Bangsa Arab|Arab]]. Tidak hanya itu, pemerintah [[Orde Baru]] bahkan melarang terbit buku tersebut, karena saat itu sedang maraknya sentimen anti [[Cina]].