Biksuni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa )
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: minor cosmetic change
Baris 12:
Menurut tradisi Theravada, persaudaraan para biksuni dibentuk lima tahun setelah terbentuknya persaudaraan para biksu.
 
Agama Buddha terbilang unik di antara agama-agama India yang berkembang saat itu. Hal ini dikarenakan Buddha, sebagai pendiri agama ini, secara eksplisit mengatakan bahwa seorang wanita memiliki kemampuan yang sama dengan pria untuk mencapai [[nirvana]] dan dapat mencapai semua (empat) tingkatan pencerahan di dalam Dhamma dan Vinaya dalam ajaran Buddha.<ref>Ven. Professor Dhammavihari, [http://www.buddhismtoday.com/english/sociology/021-religiousorder.htm Women and the religious order of the Buddha]</ref><ref>{{cite book |author=Padmanabh S. Jaini |coauthors= |title=Gender and Salvation Jaina Debates on the Spiritual Liberation of Women |year=1991 |publisher=University of California Press, Berkeley |quote=this is in contrast to Jain tradition which is always compared to with Buddhism as they emerged almost at the same time, which is non-conclusive in a woman's ability to attain final liberation Digambara makes the opening statement: There is moksa for men only, not for women; #9 The Svetambara answers: There is moksa for women; | url= |isbn=0-520-06820-3 }}</ref> Banyak syair-syair yang diungkapkan oleh para biksuni pada masa kehidupan Buddha Gautama yang tercatat sampai sekarang sebagai bagian dari kitab suci Tipitaka.
 
Demikian pula di dalam sutra-sutra Mahayana seperti Sutra Teratai, bab 12,<ref name="lotus">[http://www.buddhistdoor.com/OldWeb/resources/sutras/lotus/sources/lotus12.htm Chapter 12 of Lotus Sutra]</ref> yang mencatat 6000 biksuni Arahat yang sedang menerima prediksi Bodhisatva dan Buddha yang akan datang dari Buddha Gautama.<ref name="lotus"/> Meskipun pada awal pendiriannya mendapat sedikit cobaan, di dalam agama Buddha para wanita dapat secara terbuka mengaspirasi dan melatih diri mereka hingga kepada pencapaian tingkat kesucian tertinggi, Arahat.