Muhammad Mangundiprojo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 27:
|successor3
|birth_date = {{birth date|df=yes|1905|1|5}}
|birth_place
|death_date
|death_place
|party
|spouse
|children
|residence
|alma_mater
|occupation
|religion
|nickname
|allegiance
*{{flag|Kekaisaran Jepang}} <small>(1944–1945)</small>
*{{flag|Indonesia}} <small>(1945–1951)</small>
}}
|branch
|restingplace
|serviceyears
|rank
|branch
|battles
|battles_label
|awards
|commands
*Tentara [[Pembela Tanah Air|PETA]], [[Sidoarjo]]
*Divisi [[TKR]] Jawa Timur
}}
|children
|relations
|signature_alt
|signature
}}
'''[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Raden Muhammad Mangoendiprodjo''' ([[EYD]]: '''Muhammad Mangundiprojo'''; {{lahirmati|[[Sragen]]|5|1|1905|[[Bandar Lampung]]|13|12|1988}}) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan perwira militer [[Indonesia]] yang ikut serta dalam [[Pertempuran Surabaya]] pada tanggal [[10 November]] [[1945]]. Ia diangkat sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Joko Widodo]] pada tanggal [[7 November]] [[2014]]<ref>[http://news.detik.com/read/2014/11/07/151506/2742093/10/presiden-jokowi-beri-gelar-pahlawan-nasional-untuk-4-orang Artikel:"Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk 4 Orang" di detik.com]</ref>.
== Kehidupan awal ==
H.R. Muhammad Mangoendiprodjo lahir di [[Sragen]], [[Jawa Tengah]], pada tanggal [[5 Januari]] [[1905]]. Dia adalah cicit dari Setjodiwirjo atau Kiai Ngali Muntoha, salah seorang keturunan [[Kesultanan Demak|Sultan Demak]]. Setjodiwirjo sendiri merupakan teman seperjuangan [[Pangeran Diponegoro]] melawan penjajah [[Belanda]]. Keduanya memperluas pemberontakan melawan penjajah Belanda hingga ke daerah [[Kertosono, Nganjuk|Kertosono]] [[Ngawi]], dan [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]].<ref>{{cite web|url= http://m.liputan6.com/news/read/2130651/mohamad-mangoendiprodjo-pejuang-perang-10-november-di-surabaya|title= Mohamad Mangoendiprodjo, Pejuang Perang 10 November di Surabaya|publisher=liputan6.com|work=|date=|accessdate=9 November 2014}}</ref> Ia merupakan ayah dari mantan [[Pangkostrad]] [[Himawan Soetanto|Letjen TNI (Purn.) Himawan Soetanto]].
Garis hidup sebenarnya memberi kesempatan kepada Muhammad Mangoendiprodjo untuk bisa hidup berkecukupan dengan menjadi [[Polisi Pamong Praja|Pamong Praja]], wakil kepala jaksa, dan kemudian asisten wedana, di [[Jombang]], [[Jawa Timur]], setelah lulus dari [[OSVIA]] pada tahun [[1927]]. Namun setelah [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Indonesia]], ia memilih untuk menjadi tentara dengan bergabung menjadi anggota [[Pembela Tanah Air]] (PETA) pada tahun [[1944]].
== Karier militer ==
Setelah lulus pendidikan militer di [[Surabaya]], Mangundiprojo ditugaskan sebagai Daidancho atau Komandan Batalyon [[Pembela Tanah Air|PETA]] di [[Sidoarjo]], Jawa Timur. Setelah [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan]] tanggal
Masuknya kembali pasukan Belanda ([[NICA]]) di [[Surabaya]] pada [[25 Oktober]] [[1945]] menjadi operasi militer terbesar pertamanya. Mangundiprojo bersama [[Bung Tomo]], [[Doel Arnowo]], [[Abdul Wahab]] dan Drg [[Moestopo]], memimpin perlawanan terhadap pasukan Sekutu yang berlangsung di seluruh penjuru Surabaya. Hingga tanggal [[29 Oktober]] [[1945]], pimpinan Sekutu mengadakan pertemuan dengan [[Bung Hatta]] untuk melakukan [[gencatan senjata]]. Pada pertemuan tersebut, Muhammad Mangundiprojo diangkat oleh Jenderal [[Oerip Soemohardjo]] sebagai pimpinan TKR Divisi [[Jawa Timur]] dan melakukan kontak biro dengan pasukan Sekutu.
Baris 77:
Setelah [[Pertempuran Surabaya]] usai, Muhammad Mangundiprojo dipromosikan menjadi [[Mayor Jenderal]] oleh Presiden [[Soekarno]].
== Karier politik ==
Setelah mengakhiri karier militer, Muhammad ditugaskan sebagai [[Daftar Bupati Ponorogo|Bupati Ponorogo]] dari tahun [[1951]] sampai [[1955]], yang salah satu misinya adalah mengamankan daerah [[Madiun]] setelah pemberontakan PKI [[Muso]] pada tahun [[1948]]. Prestasinya ini kemudian mengantar Muhammad Mangundiprojo menjadi [[Residen]] (Gubernur) pertama [[Lampung]] dengan misi utama mengendalikan keamanan di daerah ini.<ref>{{cite web|url= http://m.jpnn.com/news.php?id=268590|title= Pimpinan Pertempuran 10 November Raih Gelar Pahlawan Nasional|publisher=jpnn.com|work=|date=|accessdate=9 November 2014}}</ref>
== Kematian dan penghargaan ==
Muhammad Mangundiprojo tutup usia di [[Bandar Lampung]] pada
== Referensi ==
|