Benazir Bhutto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 33:
}}
 
'''Benazir Ee Geok Bhutto''' ([[bahasa Urdu]]: بینظیر بھٹو) ({{lahirmati|[[Karachi]]|21|6|1953|[[Rawalpindi]], [[Pakistan]]|27|12|2007}}) adalah perempuan pertama yang memimpin sebuah negara [[Muslim]] pada masa pasca-kolonial. Bhutto yang karismatis terpilih sebagai [[Perdana Menteri Pakistan]] pada [[1988]], namun 20 bulan kemudian ia digulingkan oleh [[Presiden Pakistan|presiden]] negara itu yang didukung militer, [[Ghulam Ishaq Khan]], yang secara kontroversial menggunakan [[Amandemen ke-8]] untuk membubarkan parlemen dan memaksa diselenggarakannya pemilihan umum. Bhutto terpilih kembali pada [[1993]] namun tiga tahun kemudian diberhentikan di tengah-tengah berbagai skandal [[korupsi]] oleh presiden yang berkuasa waktu itu, [[Farooq Leghari]], yang juga menggunakan kekuasaan pertimbangan khusus yang diberikan oleh Amandemen ke-8
 
== Masa muda ==
Benazir Bhutto adalah anak sulung dari Perdana Menteri Pakistan yang digulingkan, [[Zulfikar Ali Bhutto]] (yang digantung oleh pemerintah militer Pakistan di bawah keadaan yang luar biasa) dan [[Begum]] [[Nusrat Bhutto]], seorang suku [[bangsa Kurdi|Kurdi]]-[[Iran]]. Kakek dari pihak ayahnya adalah [[Sir Shah Nawaz Bhutto]], seorang [[suku Sindhi|Sindhi]] dan tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan [[Pakistan]].
 
Bhutto belajar di Taman Kanak-kanak Lady Jennings dan kemudian di Convent of Jesus and Mary di Karachi. Setelah dua tahun belajar di Rawalpindi Presentation Convent, ia dikirim ke Jesus and Mary Convent di [[Murree]]. Ia lulus ujian ''O-level'' (dalam sistem pendidikan Inggris, setara dengan SMA kelas 1). Pada April 1969, ia diterima di [[Radcliffe College]] dari [[Universitas Harvard]]. Pada Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard dengan gelar dalam [[ilmu politik]]. Ia juga terpilih sebagai anggota [[Phi Beta Kappa]]. Ia kemudian masuk ke [[Universitas Oxford]] pada musim gugur 1973 dan lulus dengan gelar magister dalam [[Filsafat, Politik dan Ekonomi]]. Ia terpilih menjadi Presiden dari [[Oxford Union]] yang bergengsi.
Baris 43:
Setelah menyelesaikan pendidikan universitasnya, ia kembali ke [[Pakistan]], tetapi karena ayahnya dipenjarakan dan kemudian dihukum mati, ia dikenakan tahanan rumah. Setelah diizinkan kembali ke [[Britania Raya]] pada 1984, ia menjadi pemimpin [[Partai Rakyat Pakistan]] (PPP), partai ayahnya, di [[pengasingan]], namun ia tidak dapat membuat kekuatan politiknya dirasakan di Pakistan hingga matinya Jenderal [[Muhammad Zia-ul-Haq]].
 
Pada [[16 November]] [[1988]], dalam sebuah pemilihan umum terbuka pertama dalam waktu lebih dari sepuluh tahun, partai Benazir, PPP, memenangi jumlah kursi terbanyak di [[Dewan Nasional]]. Bhutto diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri sebuah [[pemerintahan koalisi]] pada [[2 Desember]], dan pada usia 35 tahun menjadi orang termuda dan juga perempuan pertama yang memimpin sebuah negara dengan mayoritas rakyatnya beragama Islam di zaman modern.
 
Setelah dipecat oleh presiden Pakistan saat itu dengan tuduhan korupsi, partainya kalah dalam pemilihan umum yang diselenggarakan pada bulan Oktober. Ia menjadi pemimpin oposisi sementara [[Nawaz Sharif]] menjadi perdana menteri selama tiga tahun berikutnya. Ketika pemilihan umum Oktober [[1993]] kembali diadakan, yang dimenangkan oleh koalisi PPP, yang mengembalikan Bhutto ke dalam jabatannya hingga [[1996]], ketika pemerintahannya sekali lagi dibubarkan atas tuduhan korupsi.
Baris 56:
 
== Kebijakan untuk perempuan ==
Dalam kampanye-kampanye pemilunya, pemerintahan Bhutto menyuarakan keprihatinan mengenai masalah-masalah sosial kaum perempuan, masalah kesehatan dan diskriminasi terhadap perempuan. Bhutto juga mengumumkan rencana-rencana untuk membentuk stasiun-stasiun polisi perempuan, pengadilan, dan bank-bank pembangunan khusus untuk perempuan.
 
Meskipun mengumbar janji-janji ini, Bhutto tidak mengusulkan undang-undang apapun untuk memperbaiki kesejahteraan kaum perempuan. Dalam kampanye-kampanyenya, Bhutto berjanji untuk mencabut undang-undang yang kontroversial (seperti misalnya aturan-aturan [[Hudood]] dan [[zina]]) yang mengurangi hak-hak kaum perempuan di Pakistan. Namun pada dua masa jabatannya, partainya tidak menggenapi janji-janjinya, karena hebatnya tekanan-tekanan dari pihak oposisi.
 
Namun partainya memulai legislasi di bawah rezim Jenderal Musharraf untuk menghapuskan peraturan tentang zina. Usaha-usaha ini dikalahkan oleh partai-partai keagamaan sayap kanan yang mendominasi DPR pada waktu itu.
 
Pada 2002 Presiden Pakistan, [[Pervez Musharraf]] memperkenalkan amandemen terhadap konstitusi Pakistan yang melarang perdana menteri untuk menjabat lebih dari dua masa jabatan. Hal ini mendiskualifikasi Bhutto dari kemungkinan mendapatkan jabatan itu kembali. Langkah yang diambil oleh orang-orang yang kedudukannya rapuh ini, dianggap banyak orang sebagai serangan langsung terhadap bekas perdana menteri Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif dan memperlihatkan rasa tidak aman pihak militer tentang kekuatan politiknya sendiri.
 
Bhutto sejak tahun [[1999]] tinggal dalam pengasingan di [[Dubai]], [[Uni Emirat Arab]], dan di sana ia mengasuh anak-anaknya dan [[Nusrat Bhutto|ibunya]], yang menderita [[penyakit Alzheimer]], dan dari situ ia berkeliling dunia untuk memberikan kuliah dan tetap menjaga hubungannya dengan para pendukung Partai Rakyat Pakistan.