Kesunanan Giri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
Tidak seorang pun perwira Mataram yang berani menghadapi Giri. Rupanya mereka masih takut akan kekeramatan [[Walisongo]] meskipun dewan tersebut sudah tidak ada lagi.
 
Sultan Agung pun menunjuk iparnya, yaitu [[Pangeran Pekik]] putra Jayalengkara dari [[Surabaya]] untuk menghadapi Giri. Semangat pasukan Mataram bangkit karena Pangeran Pekik merupakan keturunan [[Sunan Ampel]], sementara Sunan Kawis Guwa adalah keturunan [[Sunan Giri|Sunan Giri I]], di mana Sunan Giri I adalah murid Sunan Ampel.
 
Perang akhirnya dimenangkan oleh pihak Mataram di mana Giri Kedaton takluk sekitar tahun [[1636]]. Sunan Kawis Guwa dipersilakan untuk tetap memimpin Giri dengan syarat harus tunduk kepada Mataram.
 
Sejak saat itu wibawa Giri Kedaton pun memudar. Pengganti Sunan Kawis Guwa tidak lagi bergelar Sunan Giri, melainkan bergelar Panembahan Ageng Giri.
 
Gelar Panembahan dan Giri memengaruhi penguasa [[Kerajaan Tanjungpura]] di Kalimantan Barat ketika memeluk [[Islam]] menggunakan gelar Panembahan Giri Kusuma.