Teungku Peukan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: beliau → dia
Baris 16:
[[Berkas:Makam Teungku Peukan.JPG|thumb|kiri|250px|Makam Teungku Peukan di halaman Masjid Jami' Blangpidie]]
 
Pada malam menjelang peperangan dengan kolonial [[Belanda]], Teungku Peukan dan pasukannya terlebih dahulu melakukan ritual ''wirid'' dan zikir (serah diri) kepada Tuhan di sebuah ''[[meunasah]]'' (mushalla) Ayah Gadeng, Manggeng. Setelah ritual tersebut selesai dilaksanakan, Teungku Peukan memerintahkan pasukannya menuju markas [[Belanda]] regional [[Blangpidie]] (sekarang Asrama [[Kodim|Kodim 0110 Aceh Barat Daya]]) di [[Blangpidie]] dengan menempuh berjalan kaki sejauh 20  km.
 
Pada penyerangan ini juga dihadiri oleh salah seorang putra dari Teungku Peukan yang bernama Teungku Muhammad Kasim yang dikenal dengan sebutan "Teungku Tahala". Menjelang fajar memasuki malam Jumat pada tanggal 11 September 1926, pasukan Teungku Peukan pun tiba dan beristirahat sejenak di ''bale'' (balai) Teungku Lhoong [[Geulumpang Payong, Blangpidie, Aceh Barat Daya|Geulumpang Payong]], [[Blangpidie]].
 
Pada saat itu Teungku Peukan membagi 3 sektor penyerangan dan dibantu oleh Said Umar, Waki Ali, dan Zakaria Ahmad yang dikenal dengan nama Nyak Walad. Penyerangan dilakukan pada saat menjelang subuh, sehingga serdadu Belanda kaget dan kocar-kacir. Pada penyerangan itu banyak serdadu Belanda yang tewas.<ref name="Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB">Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB</ref>
 
== Gugur ==
Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan, Teungku Peukan mengumandangkan azan dan di saat itulah seorang tentara Belanda melepaskan 1 tembakan yang membuat Teungku Peukan meninggal. Teungku Peukan meninggal pada hari Jumat, 11 September 1926.
 
Dalam kejadian itu Teungku Tahala putra dari Teungku Peukan menjadi emosional dan menyerang serdadu Belanda. Saat itu pula di meninggal dalam pertempuran. Ada beberapa pejuang yang selamat dalam pertempuran itu, yaitu Pang Paneuk dan Sidi Rajab. Dalam peristiwa tersebut atas inisiatif Teungku Yunus Lhong jenazah Teungku Peukan dan 5 peujuang lainnya (termasuk putra beliaudia) dimakamkan di depan Masjid Jami' Baitul 'Adhim [[Blangpidie]].<ref> name="Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB<"/ref>
 
== Referensi ==