Zygmunt Bauman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: obyek → objek (6), subyek → subjek
Baris 21:
[[Holokaus]] menjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah dunia, terutama menjelang periode perang dunia kedua.<ref name="Bauman">{{en}} Zigmunt Bauman. 2000. ''Modernity and the Holocaust''. New York: Cornell University Press</ref> Jerman yang dipimpin oleh Hitler sangat membenci orang-orang Yahudi dan menghendaki adanya pemurnian [[Ras Aria]] di negara tersebut.<ref name="Bauman"/> Pada masa Holokaus terjadi pembasmian terhadap orang-orang keturunan [[Yahudi]] dengan berbagai cara; mereka ditangkap, dimasukkan ke dalam [[kamp konsentrasi|kamp-kamp konsentrasi]], disiksa dan dibunuh secara massal.<ref name="Bauman"/>
 
Menurut Zygmunt Bauman, Holokaus menjadi salah satu ujian penting bagi zaman modern sehingga Holokaus jangan dipahami sebagai kecelakaan dalam sejarah zaman modern, melainkan bagian dari [[modernisme|modernitas]] itu sendiri.<ref name="Bauman"/> Fenomena Holokaus menjadi bahan evaluasi untuk kejadian-kejadian maupun pemikiran-pemikiran yang berkembang pada era modern, salah satunya perspektif obyektivitasobjektivitas.<ref name="Bauman"/> Perspektif ini menjelaskan setiap orang memandang orang lain sebagai sebuah obyekobjek yang diamati dan diperlakukan layaknya sebuah benda.<ref name="Bauman"/> Menurutnya,ketika seseorang mengidentifikasikan obyekobjek, maka yang tergambar bukanlah obyekobjek yang sesungguhnya melainkan interpretasinya akan obyekobjek tersebut.<ref name="Bauman"/>
 
Zygmunt Bauman menanggapi bahwa masyarakat di era modern adalah masyarakat yang berada dalam kebutaan etis.<ref name="Zyg">{{en}} Zigmunt Bauman. 2006. ''Liquid of Modernity''. Cambridge: Polity Press. </ref> Kebutaan ini terjadi karena adanya pemisahan fungsional yang memiliki dampak tertentu sehingga menjauhkan individu dengan individu-individu lainnya.<ref name="Zyg"/> Oleh karena adanya jarak sosial dalam masyarakat, maka tidak ada nilai-nilai [[etika|etis]] pada masa modern ini.<ref name="Zyg"/>
 
=== Postmodernisme ===
Zaman postmodern hadir untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan maupun kekurangan-kekurangan yang masih terjadi di zaman modern.<ref name="Zygmunt">{{en}} Zygmunt Bauman. 1996. ''Postmodern Ethics''. Cambridge: Blackwell</ref> Menyikapi masa postmodern ini, Zygmunt Bauman berpendapat bahwa pandangan orang mulai berubah dari yang memandang sesama manusia sebagai obyekobjek menjadi memandang sesamanya sebagai subyeksubjek.<ref name="Zygmunt"/> Hal itulah yang melahirkan paham yang dikenal sebagai [[subyektivisme]].<ref name="Zygmunt"/> Selain itu, zaman postmodern juga melahirkan [[relativisme]] dan [[empirisme]] serta bersifat dekonstruktif.<ref name="Zygmunt"/> Zaman Postmodern melihat pengetahuan sebagai salah satu optimisme dan melihat bahasa sebagai petunjuk bukan sebagai instrumen untuk memahami konteks sosial.<ref name="Zygmunt"/>
 
Bagi Zygmunt Bauman, postmodernisme dilihat sebagai kesadaran modernitas atas sifat dasarnya.<ref name="Zygmunt"/> Ia melihat postmodern sebagai bentuk modernitas yang mengkritik, mencemarkan, dan merombak pengetahuan serta nilai-nilai yang sudah ada.<ref name="Zygmunt"/> Selain itu, postmodernisme dilihat sebagai karakteristik modernitas yang paling terlihat, seperti adanya pluralisme yang terstruktur, kemajemukan masyarakat,dan ambivalensi dalam bertindak.<ref name="Zygmunts">{{en}} Zygmunt Bauman. 1997. ''Life in Fragments: Essays Postmodern Morality''. Cambridge: Blackwell.</ref> Zygmunt Bauman melihat ambivalensi sebagai sebuah tindakan atau perasaan yang bertentangan, yaitu sebuah aksi yang tidak ditetapkan oleh faktor-faktor eksternal manusia.<ref name="Zygmunts"/> Dalam dunia politik postmodern, ambivalensi seperti itu menjadi dimensi utama dari ketidaksetaraan.<ref name="Zygmunts"/> Hal itu menuntut pengetahuan sebagai kunci untuk kebebasan dan mempertinggi tingkatan sosial, sehingga menimbulkan pemisahan ciri-ciri antara pengetahuan dan peniruan diri, dengan aspek kognitif.<ref name="Zygmunts"/>