Gabungan Serikat Buruh Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: propinsi → provinsi
Baris 7:
 
Gagasan ini dituangkan dalam rapat persiapan di [[Yogyakarta]] pada 10 Juni 1947<ref name="gasbiindo">GASBIINDO : [https://books.google.co.id/books/about/GASBIINDO_soko_guru_revolusi_Indonesia.html?id=4GbKnAEACAAJ&redir_esc=y Soko Guru Revolusi Indonesia], PB GASBIINDO, 1966</ref>. Harun Al Rasyid ditunjuk sebagai pimpinan sementara. Dalam pelaksanaanya, Harun Al Rasyid turut didukung oleh tokoh-tokoh Masyumi lainnya, seperti Mohammad Daljono dan [[Sukiman Wirjosandjojo]]. Akhirnya, pada 27 November 1947 di Kota Surakarta, [[Serikat Buruh Islam Indonesia]] (SBII) resmi berdiri<ref name="gasbiindo"/> dan menjadi anggota khusus Masyumi. Dalam Muktamar I SBII tersebut Mohammad Daljono diamanahi sebagai ketua umumnya<ref name="skripsi">Puji Suwasono, [http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail2.jsp?id=20157077&lokasi=lokal Skripsi Sarekat Buruh Islam Indonesia 1947-1960], Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2002</ref>. Kehadiran SBII memicu munculnya serikat buruh Islam lainnya seperti Serikat Buruh Muslim Indonesia (SARBUMUSI) berafilisasi dengan [[Nahdlatul Ulama]] dan Gabungan Organisasi Buruh Serikat Islam Indonesia (GOBSI) berafilisasi dengan Partai Syarikat Islam Indonesia ([[PSII]]).
 
 
== Menjadi GASBIINDO ==
Baris 17 ⟶ 16:
 
Perpecahan ini baru memudar paska Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Serikat buruh dilarang untuk terlibat dalam politik praktis, dan aspirasinya cukup diwakili oleh parpol yang sealiran. Selain itu Soekarno memposisikan kaum buruh sebagai golongan fungsionil dalam masyarakat, diakui sebagai soko guru dalam revolusi Indonesia. Apalagi, belakangan SBII juga mendapat tekanan dari militer. Di Sumatra Barat dan Yogyakarta, banyak anggota SBII yang ditangkap karena dituduh terlibat dalam PRRI/Permesta.
 
 
Perubahan situasi dan kondisi politik ini mendorong SBII untuk melakukan otokritik. Akhirnya pada Muktamar VII pada 23-26 Januari 1960 di Jogyakarta, diputuskan bahwa SBII adalah independen dan non partai. Selain itu sebagai langkah menjadikan SBII sebagai alat revolusi yang aktif dan progresif, SBII bertransformasi dari unitaris menjadi federasi. SBII menjadi wadah bagi 6 serikat buruh sektor pekerjaan.
 
Reposisi dan transformasi ini menjadi titik tolak perkembangan SBII ke depan. Perubahan ini disambut positif oleh KBIM yang memutuskan untuk bergabung kembali ke dalam SBII. Akhirnya pada Majlis Nasional I di Jakarta pada 5-7 November 1961, diputuskan untuk mengganti nama SBII menjadi Gabungan Serikat Buruh Islam Indonesia (GASBIINDO)<ref name="gasbiindo"/>.
 
 
== Perkembangan Organisasi ==
Baris 35 ⟶ 32:
# Serikat Buruh Perusahaan Gula (SBPG).
 
Paska Muktamar VII perkembangan GASBIINDO kian cepat. Sampai pada tahun 1964, GASBINDO telah membentuk konsulat di semua propinsiprovinsi dan hampir di setiap kota/kabupaten di Indonesia telah berdiri komisariat GASBIINDO<ref name="gasbiindo"/>. Pada periode ini, GASBIINDO mengklaim telah memiliki anggota sebanyak 1,5 juta buruh<ref name="gasbiindo"/>.
 
Jumlah anggota GASBIINDO anjlok paska dilaksanakannya kebijakan fusi seluruh serikat buruh ke dalam wadah  Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) pada 20 Februari 1973, dan kemudian menjadi unitaris dalam bentuk Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Pada Maret 1988, jumlah anggota GASBIINDO hanya tinggal 150.000 buruh<ref>[http://siteresources.worldbank.org/INTLM/214578-1103299692977/22592791/IndonesiaTU-PRSP.pdf IndonesiaTU-PRSP], World Bank</ref>.
 
 
Paska reformasi, dinamisasi serikat buruh muncul kembali. Khususnya setelah diterbitkannya UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, GASBIINDO kemudian mencatatkan diri kepada pemerintah<ref>[http://sp.pln-jatim.co.id/Daftar_sp_ilo.htm Daftar Serikat Buruh yang telah mendaftar Kementerian Tenaga Kerja]</ref> dengan No.Bukti Pencatatan : 102/V/N/VII/2001, tanggal 30 Juli 2001 [http://gasbiindo.com/2015/10/21/sekretariat-pb-gasbiindo/] . Berikut ini adalah nama-nama Serikat Buruh yang tergabung dalam wadah GASBIINDO, yaitu :
Baris 56 ⟶ 52:
# Serikat Buruh Industri Makanan, Minuman, Rokok dan Agrobisnis (SERBIMRA), dan
# Serikat Pekerja Rumah Sakit dan Kesehatan (SERUMKES)
 
 
 
== Ketua Umum PB GASBIINDO ==
Baris 85 ⟶ 79:
* Widodo; Skripsi : [http://perpustakaan.uns.ac.id/unsla/index.php?modul=22&act=detail&idbib=E2319&judul=PERANAN%20GABUNGAN%20SERIKAT%20BURUH%20INDUSTRI%20INDONESIA%20(GASBIINDO)%20KOMISARIAT%20SURAKARTA%20DALAM%20MEMPERJUANG Peranan Gabungan Serikat Buruh Industri Indonesia (Gasbiindo) Komisariat Surakarta], Surakarta, Universitas Sebelas Maret, 2002
* Khoiron Hadi; Skripsi : [http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/detailnonmodal/ent:$002f$002fSD_ILS$002f233$002fSD_ILS:233217/ada;jsessionid=579A646BAFB34130FB3351DD36E54D9F?qu=KHOIRON&ic=true&ps=300 Gasbiindo pada Masa Demokrasi Terpimpin]: Studi tentang Serikat Buruh Islam Tahun 1961-1964, Universitas Negeri Jember, [[Kabupaten Jember|Jember]] 1992
 
 
== Referensi ==