Salat berjemaah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Keutamaan: ejaan, replaced: dari pada → daripada
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Keutamaan: ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Baris 44:
* Memancarkan cahaya yang sempurna di hari [[kiamat]]<ref>[[Muhammad|Rasulullah]] {{saw}} bersabda: "Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke [[masjid]] dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat." (Hadits riwayat Abu Daud, Turmudzi dan Hakim)</ref>
* Mendapatkan balasan yang berlipat ganda<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda: "Barangsiapa yang [[salat]] [[Isya]] dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan salat setengah malam, dan barangsiapa yang mengerjakan salat [[shubuh]] berjama'ah maka seolah-olah ia mengerjakan salat semalam penuh. (Hadits riwayat Muslim dan Turmudzi dari Utsman)</ref>
* Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain<ref>Rasulullah {{saw}} terbiasa menghadap ke [[ma'mum]] begitu selesai salat dan menanyakan mereka-mereka yang tidak hadir dalam salat berjama'ah, para sahabat juga terbiasa untuk sekedarsekadar berbicara setelah selesai salat sebelum pulang kerumah. Dari Jabir bin Sumrah berkata: "Rasulullah {{saw}} baru berdiri meninggalkan tempat salatnya diwaktu shubuh ketika matahari telah terbit. Apabila [[matahari]] sudah terbit, barulah dia berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam [[masjid]] orang-orang membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan pada masa [[jahiliyah]]. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan nabi {{saw}} pun ikut tersenyum." (Hadits riwayat Muslim)</ref>
* Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma'mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam dan menjaga kesempurnaan shaf-shaf salat<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda: "Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-kali kamu menyalahinya! Jika ia [[takbir]] maka takbirlah kalian, jika ia [[ruku']] maka ruku'lah kalian, jika ia mengucapkan 'sami'allaahu liman hamidah' katakanlah 'Allahumma rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud maka sujud pulalah kalian. Bahkan apabila ia salat sambil duduk, salatlah kalian sambil duduk pula!" (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim, shahih)</ref><ref>Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami salat bersama nabi {{saw}}. Maka diwaktu dia membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorang pun dari kami yang berani membungkukkan punggungnya sebelum nabi {{saw}} meletakkan dahinya ke lantai. (Jama'ah)</ref>
* Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan<ref>Allah berfiman: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan [[salat]]." (At-Tawbah 9:18)</ref>