Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 118.137.71.234 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh JohnThorne
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik (2)
Baris 1:
[[Berkas:Minuscule 223 (GA) f150v.jpg|thumb|1 Cor. 1:1-2a dari abad ke-14[[Minuscule 223]]]]
'''Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus''' (disingkat '''Surat 1 Korintus''', '''I Korintus''', '''1Kor''' atau '''I Kor''') merupakan salah satu dari ketiga surat (1 & [[Surat 2 Korintus|2 Korintus]] serta [[Surat Roma|Roma]]) yang menempati posisi sentral dalam bagian [[Perjanjian Baru]] di [[Alkitab]] [[Kristen]].<ref name="Drane"> John Drane. 1996. ''Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.346-360.</ref> Surat Korintus yang pertama ditulis setelah [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] menerima kabar buruk dari orang-orang [[Kloe]].<ref name="Ensiklopedi">{{id}}J.D Douglas. 1992. ''Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I (A-L)''. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF. Hlm.583-587.</ref> Berita buruk tersebut adalah timbulnya persoalan-persoalan, seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir, penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran.<ref name="Subandrijo"> Bambang Subandrijo. 2010. ''Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru''. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm.33-34.</ref> Selain masalah-masalah etis dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur jemaat di Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri. <ref name="Subandrijo"/>
 
== Ayat-ayat terkenal ==
Baris 8:
== Konteks Surat 1 Korintus ==
=== Gambaran kota Korintus ===
Kota [[Korintus]] bukanlah kota kuno yang telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan, budaya, dan berbagai macam kegiatan politik, melainkan kota ini pernah dihancurkan oleh orang-orang Romawi pada [[146 SM]].<ref name="Pfitzner"> V.C.Pfitzner. 2000. ''Kesatuan dalam Kepelbagaian: Tafsiran atas Surat 1 Korintus''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.1-11.</ref> Barulah setelah kehancuran itu, kota Korintus dibangun kembali oleh [[Julius Caesar]] pada tahun [[46 SM]].<ref name="Pfitzner"/> Setelah pembangunan kembali, kota ini pun dikenal sebagai pusat provinsi Romawi, yaitu [[Akhaya]] yang pada tahun [[55]] M dipimpin oleh [[Gubernur]] [[Galio]] dan menjadi pusat perdagangan yang berkembang, khususnya industri keramik (barang tembikar).<ref name="PfitznerEnsiklopedi"/> <ref name="EnsiklopediPfitzner"/> Selain perdagangan tembikar, kota ini dikenal juga karena kemajuannya yang pesat dalam kebudayaan, pendidikan, dan juga karena banyaknya agama Hellenis yang terdapat di sana.<ref name="Subandrijo"/>
Kota ini didominasi oleh [[Akrokorintus]] yang dikenal sebagai dewi asmara dan pemujaan dewi ini banyak menghasilkan tindakan-tindakan amoral pada zaman [[Aristofanes]].<ref name="Ensiklopedi"/> Tindakan amoral itu didominasi oleh perilaku seksual yang sembarangan dan pemujaan dewa-dewi Romawi di kuil-kuil utama dan orang-orang Kristen di Korintus ada sebagian yang termasuk mengikuti praktekpraktik-praktekpraktik amoral tersebut.<ref name="Pfitzner"/>
 
=== Gambaran Jemaat di Korintus ===
Baris 21:
 
== Tujuan penulisan ==
Keberadaan jemaat di Korintus dikenal karena perpecahan mereka antara berbagai golongan dan karena perilaku moral mereka yang menyimpang, sehingga masing-masing membanggakan keunggulannya dan berbuat semaunya tanpa ada aturan.<ref name="Analisis"/> <ref name="Koch"> Klaus Koch. 1997. ''Kitab Yang Agung''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.119-124.</ref><ref name="Analisis"/> Adanya perbedaan antara mereka sebenarnya bukan timbul dari kejahatan mereka saja, namun juga disebabkan oleh guru-guru agama yang membuat perbedaan golongan.<ref name="Analisis"/> Atas perbedaan-perbedaan inilah Paulus menulis suratnya untuk menegur perpecahan yang telah merusak iman jemaat.<ref name="Analisis"/>
 
== Garis Besar Isi ==
Baris 87:
== Pokok-pokok Teologis ==
=== Jemaat harus menjadi satu persekutuan di dalam Tuhan ===
Mengingatkan jemaat di Korintus untuk tetap dalam persekutuan (''koinonia''), sehati sepikir, seia-sekata dan jangan ada perpecahan di antara jemaat merupakan perhatian utama Paulus.<ref name="Hakh"> Samuel B.Hakh. 2010. ''Perjanjian Baru: Sejarah, Pengatar dan Pokok-pokok Teologisnya''. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm.137-155.</ref> Peringatan ini diberikan oleh Paulus karena dalam jemaat timbul beberapa alasan yang membuat perpecahan itu, pertama adanya berbagai ajaran yang membuat jemaat berselisih (1 Kor.1:11) dan iri hati (1 Kor.3:3).<ref name="Hakh"/> Kedua, orang yang "kuat" mencari kesenangan sendiri dalam ritual penyembahan berhala, sehingga mereka tidak memperhatikan keadaan orang "lemah" (1 Kor.10:33), kemudian yang ketiga adanya orang-orang tertentu yang melahap habis hidangan saat perjamuan bersama, sehingga orang yang datang belakangan tidak mendapatkan jatahnya dan menjadi lapar (1 Kor.11:17-34), dan yang terakhir juga ditimbulkan karena adanya orang yang saling membanggakan karunianya masing-masing.<ref name="Hakh"/> Dalam peringatan ini juga, Paulus menggunakan metafora tentang banyak anggota dalam satu tubuh untuk memberitahu jemaat bahwa setiap anggota harus saling mendukung.<ref name="Hakh"/>
 
=== Hidup kudus sebagai tubuh Kristus ===
Sabagai umat Allah, (1 Kor.1:24; 10:32) jemaat harus menunjukkan hidupnya dalam kekudusan. <ref name="Hakh"/> Paulus harus mengingatkan bahwa status mereka bukanlah kagi "orang biasa", melainkan mereka adalah umat yang telah disucikan, dikuduskan serta dibenarkan oleh Allah dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus. <ref name="Hakh"/> Peringatan ini diberikan oleh Paulus karena banyak dari anggota jemaat yang terlibat dalam hubungan seks, bahkan hubungan seks sesama anggota keluarga, padahal mereka belum ada dalam hubungan suami-isteri, ada juga yang datang ke kuil-kuil untuk dilayani pelacur, dan melakukan ritual-ritual penyembahan berhala.<ref name="Hakh"/> <ref name="Analisis"> Howard M. Gering. 1992. ''Analisis Alkitab Perjanjian Baru''. Jakarta: Yayasan Pekabar Injil "IMMANUEL". Hlm.64-67.</ref><ref name="Hakh"/> Sebenarnya prkatek-praktik kejahatan dan perzinahan tersebut pada saat itu tidak dilarang, bahkan diizinkan oleh tradisi karena saat itu sedang terkenal istilah "tubuh adalah rumah jiwa", sehingga orang harus menjaga jiwa dengan memenuhi keinginan tubuh mereka.<ref name="Hakh"/> Untuk menanggapi persoalan bergaul dengan pelacur, Paulus berangkat dari Amsal 6:26&32 bahwa selain merusak, hal itu juga dapat menyebabkan berdosa terhadap dirinya sendiri.<ref name="Hakh"/> Kedua, menanggapi slogan yang terkenal di atas, Paulus menegaskan bahwa tubuh adalah milik Allah dan merupakan bagian dari anggota tubuh Kristus, oleh karena itu jemaat harus memuliakan Allah dengan tubuhnya.<ref name="Hakh"/>
 
=== Kebangkitan orang mati ===
Baris 118:
[[Kategori:Surat-surat rasul|Kor1]]
[[Kategori:Surat-surat Paulus|Kor1]]
[[Kategori:Surat 1 Korintus | ]]