Wajah parlemen Samarinda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
{{Kotakinfo Buku
| name =
| title_orig =
| translator =
| image =
| image_caption = ''
| author = [[
| illustrator =
| cover_artist = Akhmad Zailani
| country = {{flagicon|Indonesia}} Indonesia {{flagicon|Malaysia}} Malaysia
| language = Bahasa [[Indonesia]] [[Melayu]][[Malaysia]]
| series =
| subject =
| genre =
| publisher =
| release_date = [[
| english_release_date =
| timeline =
| dedicated_to =
| media_type =
| pages =
| size_weight =
| size =
| weight =
| isbn = ISBN
| preceded_by =
| followed_by =
}}
'''Kitab Antologi Puisi Suara 5 Negara''' adalah [[buku]] [[antologi]] [[puisi]] [[Melayu]] yang menghimpun dengan banyak penyair dari 5 negara , yaitu [[Indonesia, [[Malaysia]], [[Brunai Darussalam, [[Thailand]] dan [[Singapura]]. Ada 146 [[penyair]] berkumpul di buku setebal 368 Hal + XX ini.
Buku antologi ini digagas oleh [[wartawan]], [[penulis]] dan [[sastrawan]] asal [[Samarinda]], [[Kalimantan Timur]] [[Akhmad Zailani]] dan [[Naga]] [[Pamungkas]] melalui group Facebook Dialog Sastra Borneo bekerjasama dengan Mahmud Djauhar Ali, CEO Penerbit Tuas Media [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]].
''Seperti taman yang luas, puisi ini seperti ditanam di tanah yang luas dengan berbagai bunga yang mekar,'' tulis Akhmad Zailani dalam pengantar penerbitnya.
Berbagai aroma, keindahan kata, mencoba memainkan perasaan dan pikiran pembaca. Pembaca diajak berjalan-jalan dari bunga puisi yang satu ke bunga puisi yang lainnya. Sekalipun memang ada puisi yang tak hanya menonjolkan aroma semerbak, tapi juga duri! Puisi yang dibuat dengan suasana dan kondisi berbeda dari masing-masing daerah atau negara tentu menjadi menarik untuk dikunyah, dicerna dan dirasakan. Variatif dan kreatif.
[[Korrie Layun Rampan]] menulis dalam pendahuluan; berenang dalam lautan puisi yang ditulis lebih dari seratus penyair dari lima negara merupakan hal yang menyenangkan. Namun untuk menulis pengantar yang akan menyelami makna dari sekian ratus puisi, bukanlah hal yang mudah.
di tulis oleh [[Akhmad Zailani]], wartawan, penulis dan sastrawan asal [[Kalimantan Timur]].
==Referensi==
{{reflist}}
|