Icuk Sugiarto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: beliau → ia using AWB
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 29:
Putera ke tiga dari tujuh bersaudara dari pasangan [[Harjo Sudarmo]] dan [[Ciptaningsih]] (alm) ini sudah menunjukkan bakatnya dalam bermain bulu tangkis semenjak menginjak usia 12 tahun. Orang tua Icuk sendiri tak pernah menyia-nyiakan bakat yang dimiliki puteranya itu. Sejak dini Icuk digembleng di klub di daerahnya, Solo, hingga akhirnya dia diboyong ke Jakarta.
 
Icuk memulai pendidikan formalnya di [[SD Negeri 3 Kratonan]] dan [[SMP Negeri 1]] yang keduanya berada di [[Solo]]. Karena kemampuannya yang dirasa semakin lama semakin meningkat, Icuk pun mendapatkan kesempatan untuk hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan
pendidikannya di [[SMA Negeri Ragunan]].
 
Baris 36:
Tommy Sugiarto sendiri saat ini sedang merintis karier pada bidang yang sama dengan yang digeluti oleh sang ayah, bulu tangkis, yang telah membawanya sebagai atlet bulu tangkis terbaik di level 14 tahun ke bawah untuk tingkat DKI Jakarta.
Tommy terpilih sebagai tunggal keempat [[tim Piala Thomas Indonesia tahun 2008]].
Prestasinya bisa dibilang membanggakan Icuk. di usia 14 tahun, dia sudah bisa membawa [[Klub Bulu Tangkis Pelita Bakrie]] tempat ia bernaung menjadi juara umum ditingkat cabang PBSI Jakarta Barat dengan meraih gelar di nomor [[Tunggal Remaja]] dan [[Taruna]]
serta [[Ganda Remaja Putra]].
 
Tommy saat itu juga sudah mampu tampil di ajang bulu tangkis nasional, [[Samsung-SGS II]] yang diselenggarakan di Bandung, di partai pamungkas dan berhasil menembus final tunggal remaja. 2 tahun belakangan ini prestasinya bisa dibilang lumayan. Tampaknya teladan ayahnya menjadikannya selalu berusaha lebih keras dari waktu ke waktu sehingga diharapkan dapat menyaingi reputasi ayahnya di bidang bulu tangkis kelak.
 
Tampaknya Icuk Sugiarto memang tak dapat jauh dari dunia bulu tangkis. Karena selain Tommy Sugiarto yang telah mengikuti jejaknya untuk menjadi pemain bulu tangkis profesional, Hj. Nina Yaroh, sang istri, saat ini juga menjabat sebagai Ketua Kepengurusan cabang [[PBSI]] daerah Jakarta Barat. Terbukti sekali kecintaan Icuk pada bulu tangkis sangat tinggi, karena baginya bulu tangkis
bukan lagi sekadar olah raga yang dapat mendatangkan medali dari pertandingan-pertandingan dalam dan luar negeri, namun lebih pada sesuatu yang telah merekatkan hubungannya dengan keluarga.
 
== Kiprah keatletan Icuk Sugiarto ==
 
Icuk kecil terlihat sudah tertarik pada bulu tangkis sejak berusia 12 tahun. Nampaknya orang tua Icuk tak ingin melepaskan minat
dan bakat yang dimiliki putranya maka pada tahun 1974 Icuk pun dimasukkan ke dalam klub bulu tangkis pertamanya, yaitu [[Klub taruna]],
kemudian pindah ke klub [[Abadi]] [[Sekolah Atlet ragunan]].
 
Baris 54:
== Kejuaraan ==
 
Tak lengkap rasanya jika perjuangan melewati hari demi hari di kamp pelatihan tanpa diuji di lapangan pertandingan. Icuk mengikuti
pertandingan bulu tangkis skala internasional pertamanya pada tahun 1979 yang membuatnya menyandang predikat sebagai Juara I Single
ASEAN pelajar. Pertandingan demi pertandingan dilewatinya dengan gilang gemilang. Tak kurang dari tiga puluh pertandingan menjadi
saksi kemenangannya. Hingga akhirnya pada tahun 1983, Icuk Sugiarto, atas nama Indonesia menyabet gelar yang paling bergengsi di
dunia bulu tangkis: [[Juara Dunia Single]].
 
Baris 134:
== Penghargaan ==
 
Perjuangannya membela nama bangsa tidak hanya sekali dua kali dilakukannya. Pemerintah pun tampaknya tidak menutup mata pada bakat
dan prestasi yang diraihnya. Berbagai macam penghargaan diberikan padanya sebagai salah satu bentuk apresiasi yang diberikan
pemerintah padanya. Sebut saja gelar [[atlet terbaik]] yang dianugrahkan sebanyak 4 kali oleh [[SIWO PWI]] padanya sebanyak 4 kali dalam
kurun waktu sepuluh tahun, [[Bintang jasa Kelas I]] dari [[Menpora]], hingga [[Bintang Satya Lencana Kebudayaan]] yang dianugrahkan
[[Presiden RI]] pada tahun 1991.
 
Baris 177:
Tak berhenti sampai disitu, segudang kegiatan yang terkait dengan bulu tangkis pun dilakoninya. Pada saat Icuk menjabat sebagai [[Ketua Pengurus Daerah DKI Jakarta]] juga salah satu [[Pengurus PB PBSI]] dan tak hanya itu, dia pun dipercaya oleh [[Menegpora]] [[Adhyaksa Dault]] untuk menjabat posisi [[Staf Ahli Menegpora]] untuk periode tahun 2004 hingga sekarang.
 
Sebagai mantan atlet, tak aneh rasanya jika dia sangat mengerti kebutuhan para [[atlet bulu tangkis]]. Dimulai dari sarana dan prasarana hingga program pelatihan yang diharapkan merata dari pusat hingga daerah. Ia berpendapat jika bibit-bibit unggul tidaklah harus berasal dari pusat,
namun juga dapat digali di daerah-daerah, oleh karena itu pelakuan atlet baik yang berada di pusat maupun di daerah haruslah sama.
 
Tidak hanya atlet saja yang menjadi perhatiannya, namun juga basib para mantan atlet yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa baik pada kancah nasional maupun internasional. Masalah-masalah yang terkait dengan keadaan ekonomi dan status kewarganegaraan mantan atlet (dan atlet saat ini)
juga tak luput dari perhatiannya. Keinginannya saat ini adalah lebih meningkatkan prestasi [[bulu tangkis]] [[Indonesia]] di kancah internasional yang sempat selama beberapa tahun ini mati suri dengan membangun [[struktur organisasi]] yang kuat pada tubuh [[PBSI]].