Muhamad Musa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 24:
| occupation = Sastrawan, Penghulu, Ulama
}}
[[Berkas:Teks “Ayang-ayang gung” karya Raden Hadji Moehamad Moesa versi Poeradiredja, dalam Moriyama (2013).jpg|thumb|left|280px|Pada fragmen hidupnya HoofdPenghoeloe (Kepala Penghulu) Limbangan (Garoet) ini merasa khawatir karir anaknya akan dikalahkan oleh salah satu lawan politiknya, kepala distrik (Wedana) Soetji, seorang lelaki bernama “Tanoe”. Moesa yang memang dikenal juga sebagai seorang sastrawan Sunda terkemuka, kemudian menggubah sebuah lagu (kawih). Dalam kawih itu kemampuan Tanoe dipertanyakan, kelicikannya diejek. Dan mengetahui bahwa rumor dapat menjadi senjata tajam, maka ia berupaya agar lagu itu menjadi lebih dikenal luas. Alhasil, seantero tanah Sunda memang akhirnya mengenal kawih: “Ayang-ayang gung…”. <br/> <br/>Teks ''Ayang-ayang gung'' versi Poeradiredja, dalam Moriyama (2013).
{{cquote|<big>Ajang-ajang goeng – goeng,
<br/>
Baris 75:
* [[1881]]: ''Santri Gagal, Hibat.''
 
== Pranala luar ==
* {{cite web|url=https://naratasgaroet.wordpress.com/2015/08/30/ayang-ayang-gung-black-campaign-ala-menak-garoet/|title=“Ayang-ayang Gung”: ‘Black Campaign’ Ala Menak Garoet|publisher=Naratas Garoet|date= 30/08/2015|accessdate=8 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/wE8hO|archivedate=7 Oct 2015 17:26:10 UTC}}
 
== Lihat juga ==
* [[Lasminingrat|Nyi Raden Ayu Lasminingrat]]
* [[Hasan Mustapa|Haji Hasan Mustapa]]