Majalengka, Majalengka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapihkan.
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 13:
|provinsi=Jawa Barat
}}
[[FileBerkas:Gedung Jangkung Majalengka 01.jpg|thumb|"Gedung Jangkung" di Majalengka]]
'''Majalengka''' adalah sebuah [[kecamatan]] di Tatar Pasundan yang juga merupakan ibu kota [[Kabupaten Majalengka]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
Baris 33:
Pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja.Hal yang penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya Perwakilan Pemerintahan yang disebut Dalem, antara lain ditempatkan di daerah Kulur, Sindangkasih, Jerokaso Maja.Sunan Parung mempunyai puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung.
==== Pemerintahan Ratu Sunyalarang ====
Sebagai puteri tunggal dia naik tahta menggantikan ayahandanya Sunan Parung dan menikah dengan turunan putera Prabu Siliwangi bernama Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan Prabu Pucuk Umum.Pada masa pemerintahannya Agama Islam sudah berkembang dengan pesat. Banyak rakyatnya yang memeluk agama tersebut hingga akhirnya baik Ratu Sunyalarang maupun Prabu Pucuk Umum memeluk Agama Islam.
Agama Islam berpengaruh besar ke daerah-daerah kekuasaannya antara lain Maja, Rajagaluh dan Majalengka.Prabu Pucuk Umum adalah Raja Talaga ke-2 yang memeluk Agama Islam. Hubungan pemerintahan Talaga dengan Cirebon maupun Kerajaan Pajajaran baik sekali. Sebagaimana diketahui Prabu Pucuk Umum adalah keturunan dari prabu Siliwangi karena dalam hal ini ayah dia yang bernama Raden Munding Sari Ageung merupakan putera dari Prabu Siliwangi. Jadi pernikahan Prabu Pucuk Umum dengan Ratu Sunyalarang merupakan perkawinan keluarga dalam derajat ke-IV.Hal terpenting pada masa pemerintahan Ratu Sunyalarang adalah Talaga menjadi pusat perdagangan di sebelah Selatan.
 
Baris 39:
Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang putri ''Sunan Parung'', saudara sebapak ''Ratu Pucuk Umun'' suami [[Pangeran Santri]] ) melahirkan 6 orang putera yaitu :- Prabu Haurkuning - [[Sunan Wanaperih]] - Dalem Lumaju Agung- Dalem Panuntun - Dalem Panaekan Akhir abad XV Masehi, penduduk Majalengka telah beragama Islam.Dia sebelum wafat telah menunjuk putera-puteranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasaannya, seperti halnya :Sunan Wanaperih memegang tampuk pemerintahan di Walagsuji; Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja;Dalem Panuntun di Majalengka sedangkan putera pertamanya, Prabu Haurkuning, di Talaga yang selang kemudian di Ciamis. Kelak keturunan dia banyak yang menjabat sebagai Bupati.Sedangkan dalem Dalem Panaekan dulunya dari Walangsuji kemudian berpindah-pindah menuju Riung Gunung, sukamenak, nunuk Cibodas dan Kulur.Prabu Pucuk Umum dimakamkan di dekat Situ Sangiang Kecamatan Talaga.
==== Pemerintahan Sunan Wanaperih ====
Terkenal [[Sunan Wanaperih]], di Talaga sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam. Dia berputera 6 orang, yaitu :- Dalem Cageur - Dalem Kulanata - Apun Surawijaya atau Sunan Kidul- Ratu Radeya - Ratu Putri - [[Dalem Wangsa Goparana]]. Diceritakan bahwa Ratu Radeya menikah dengan Arya Sarngsingan sedangkan Ratu Putri menikah dengan putra [[Syekh Abdul Muhyi]] dari Pamijahan bernama Sayid Faqih Ibrahim lebih dikenenal [[Sunan Cipager]]. [[Dalem Wangsa Goparana]] pindah ke Sagalaherang Cianjur, kelak keturunan dia ada yang menjabat sebagai bupati seperti Bupati Wiratanudatar I di Cikundul. Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji, tetapi dia digantikan oleh puteranya Apun Surawijaya, maka pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya menikah dengan putri Cirebon bernma Ratu Raja Kertadiningrat saudara dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon.Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu - Dipati Suwarga-Mangunjaya
- Jaya Wirya
- Dipati Kusumayuda
- Mangun Nagara
- Ratu Tilarnagara
Ratu Tilarnagara menikah dengan [[Bupati Panjalu]] ([[Kerajaan Panjalu Ciamis]]) yang bernama [[Pangeran Arya Sacanata]] yang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu :- Pangeran Dipati Wiranata- Pangeran Secadilaga atau pangeran RajiPangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran SecanataEyang Raga Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikan Pangeran Secanata. Arya Secanata memerintah ± tahun 1762; pengaruh V.O.C. sudah terasa sekali. Hingga pada tahun-tahun tersebut pemerintahan di Talaga diharuskan pindah oleh V.O.C. ke Majalengka. Karena hal inilah terjadi penolakan sehingga terjadi perlawanan dari rakyat Talaga.Peninggalan masa tersebut masih terdapat di museum Talaga berupa pistol dan meriam.
 
Baris 54:
Keadaan [[morfologi]] dan [[fisiografi]] wilayah Kabupaten Majalengka sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya, dengan distribusi sebagai berikut :
 
* Morfologi [[dataran rendah]] yang meliputi [[Kadipaten, Majalengka|Kecamatan Kadipaten]], Panyingkiran, Dawuan, Jatiwangi, Sumberjaya, Ligung, Jatitujuh, Kertajati, Cigasong, Majalengka, Leuwimunding dan Palasah. Kemiringan tanah di daerah ini antara 5%-8% dengan ketinggian antara 20–100 m di atas permukaan laut (dpl), kecuali di Kecamatan Majalengka tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan antara 15%-25%.
* Morfologi [[bukit|berbukit]] dan bergelombang meliputi Kecamatan Rajagaluh dan Sukahaji sebelah Selatan, Kecamatan Maja, sebagian Kecamatan Majalengka. Kemiringan tanah di daerah ini berkisar antara 15-40%, dengan ketinggian 300–700 m dpl.
* Morfologi perbukitan terjal meliputi daerah sekitar [[Gunung Ciremai]], sebagian kecil Kecamatan Rajagaluh, Argapura, Talaga, sebagian Kecamatan Sindangwangi, Cingambul, Banjaran, Bantarujeg dan Lemahsugih dan Kecamatan Cikijing bagian Utara. Kemiringan di daerah ini berkisar 25%-40% dengan ketinggian antara 400–2000 m di atas permukaan laut.
 
Baris 63:
=== Hidrologis ===
Dari aspek hidrologis di Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa jenis potensi sumber daya [[air]] yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Potensi sumber daya air tersebut meliputi:
# [[Air permukaan]], seperti [[mata air]], [[sungai]], [[danau]], [[waduk]] lapangan atau [[rawa]],
# [[Air tanah]], seperti [[sumur]] bor dan [[pompa]] pantek dan air hujan. Sungai yang besar di antaranya adalah [[Sungai Cilutung|Cilutung]], [[Sungai Cideres|Cideres]], Cikeruh, [[sungai Ciherang|Ciherang]], Cikadondong, Ciwaringin, Cilongkrang, Ciawi dan [[sungai Cimanuk|Cimanuk]].