Sumpah Pocong di Sekolah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa ) |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up, replaced: dimana → di mana (3), removed stub tag |
||
Baris 31:
== Sinopsis ==
Sekolah Pramudya Mulya. Ramon ([[Marcell Darwin]]), Evan ([[Hardi Fadhillah]]), dan Dimas ([[Fandy Christian]]) adalah tiga sahabat di sebuah sekolah berasrama khusus laki-laki tersebut, yang ketat disiplinnya. Suatu hari mereka kedatangan guru baru yang cantik dan seksi, Ibu Sonya namanya. Hal ini memberikan ide bagi Evan dan Dimas untuk menyewa seorang penari telanjang, yang didandani seperti ibu Sonya dan didatangkan di sekolah, sebagai hadiah kejutan ulang tahun Ramon.
Peristiwa ini segera menimbulkan kehebohan di kalangan murid-murid karena keesokkan paginya, semua Hp berisi rekaman video adegan syur penari tersebut. Semua orang heboh dengan rekaman itu. Dan karena kehebohan yang meluap, kepala asrama bernama Pak Rizal mengetahuinya dan berniat untuk mengeluarkan Ramon, Evan, dan Dimas atas perbuatan mereka. Dalam perdebatan antara Pak Rizal dengan Ramon, Evan, dan Dimas, terjadi sumpah-sumpahan, yang akhirnya Ramon menantang untuk melakukan sumpah pocong. Saat memulai prosesi sumpah pocong, segera mereka dihentikan oleh kepala sekolah bernama Pak Sentot ([[Joshua Pandelaki]]). Tapi tidak diketahui mereka semua, sebuah papan tulis di sebuah kelas mengalirkan darah.
Kemudian karena koneksi ayah Ramon, Heru ([[Alex Komang]]) dengan sekolah tersebut, perbuatan Ramon dapat dimaafkan. Heru dan Ramon sendiri mulai dihantui oleh sesosok wanita berwajah pucat
Pak Rizal dan Bu Sonya mempertanyakan kepada Pak Sentot mengenai perempuan yang berada dalam buku kenangan (yang wajahnya sama seperti hantu yang sempat dilihat Sonya) dan sejak kapan sekolah itu menjadi sekolah khusus laki-laki. Lewat alamat di Buku Kenangan, lewat keterangan dari ibu Bunga ([[Henidar Amroe]]), diceritakan bahwa Bunga-nama hantu atau gadis ini-kurang bisa bersosialisasi. Pada malam
Lewat ''flashback'' dari Heru, diceritakan bahwa Bunga telah diajak untuk diaborsi dan dalam perjalanan setelah pengarbosiannya, ia meninggal. Heru yang tidak ingin disalahkan menaruh mayat Bunga di sela-sela dinding kelas yang belum jadi kala itu. Dan, sepertinya Haru beruntung bahwa kelakuannya tidak berhasil diketahui oleh pihak-pihak lain. Haru yang mengenang memorinya di kelas yang sudah jadi pada masa kini (Ia kembali ke sekolah saat menjenguk anaknya yang pingsan) bertemu kembali dengan Bunga dan Bunga, mengejarnya. Hingga ke sebuah tangga,
Di akhir film, Heru berhasil diselamatkan dan diopname di rumah sakit. Namun, kursi roda yang ditumpanginya bisa berjalan sendiri tanpa ada yang mendorong, Heru mengetahui, Bungalah yang mendorongnya.
Baris 58:
{{Awi Suryadi}}
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2008]]
|