Hasyim bin Abdu Manaf: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
→‎Lihat pula: +{{Leluhur Muhammad}}
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dimana → di mana (7)
Baris 16:
[[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] dan [['Abd asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'Abd asy-Syams]] merupakan saudara kembar. Diriwayatkan oleh para sejarawan bahwa pada saat kelahiran [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] dan [['Abd asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'Abd asy-Syams]], sebuah jari [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] tertusuk ke dahi [['Abd asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'Abd asy-Syams]]. Darah mengalir deras ketika mereka dipisahkan, dan orang-orang menganggap kejadian ini sebagai pertanda buruk.<ref name="ar-Risalah"/>
 
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan sejarah, dimanadi mana [[Bani Hâsyim]], yang menurunkan [[Ali bin Abu Thalib|Ali]] dan [[Bani 'Abd asy-Syams]] yang menurunkan [[Bani Umayyah]], melalui [[Muawiyah I|Muawiyah]] dimanadi mana kemudian terjadi [[Pertempuran Shiffin]]. Syahidnya [[Husain bin Ali|Husain]] di [[Karbala]] atas perintah [[Yazid I|Yazid]] yang merupakan keturunan dari [[Bani Umayyah]]. Selain itu perang yang terus menerus antara [[Bani Abbasiyah]]—keturunan [[Bani Hâsyim]]— dan [[Bani Umayyah]].
 
== Perebutan Kepemimpinan Mekkah ==
Setelah meninggalnya generasi pertama dari anak [[Qushay bin Kilab|Qushay]] yaitu [['Abd al-Manâf bin Qushay|'Abd al-Manâf]] dan [['Abd al-Dâr bin Qushay|'Abd al-Dâr]], terjadi perebutan kepemimpinan dimanadi mana separo kaum Quraisy berdiri di belakang putra [['Abd al-Manâf bin Qushay|'Abd al-Manâf]], [[Hâsyim bin Abdul-Manâf|Hâsyim]], lelaki yang paling terkemuka saat itu, dan menuntut agar pemerintahan dialihkan dari [[Bani 'Abd al-Dâr]] ke [[Bani 'Abd al-Manâf]]. Mereka yang mendukung [[Hâsyim bin Abdul-Manâf|Hâsyim]] dan saudara-saudaranya itu adalah dari [[Bani Zuhrah]], [[Bani Taim]] dan seluruh keturunan anak [[Qushay bin Kilab|Qushay]] selain dari anak pertama. [[Bani Makhzum]] dan sepupu yang lebih jauh menerima pemerintahan [[Bani 'Abd al-Dâr]].<ref name="Lings">[[Martin Lings|LINGS, Martin]]. '''''[[Muhammad]]''': Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik''. [[Jakarta]]: [[Penerbit Serambi|Serambi]], [[2002]]. ISBN 979-3335-16-5</ref>
 
Terjadi peristiwa di Mekkah, dimanadi mana kaum wanita dari [[Bani 'Abd al-Manâf]] membawa secawan minyak wangi wangi dan meletakkannya di sebelah Ka'bah. [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] dan saudara-saudaranya serta seluruh pengikutnya mencelupkan tangan mereka ke dalam cawan dan mengangkat sumpah bersama untuk tidak saling mengganggu satu sama lain, kemudian menggosokkan tangannya yang harum di atas batu Ka'bah sebagai tanda tercapainya kesepakatan. Kelompok ini dikenal dengan sebagai kelompok Harum (''al-Muththayyibun''). Para pengikut dari [[Bani 'Abd al-Dâr]] juga mengangkat sumpah membentuk suatu kelompok yang dikenal dengan Kelompok Sekutu (''al-Ahlaf'').<ref name="Lings"/>
 
Hampir terjadi peperangan di antara dua kelompok tersebut yang akibatnya dapat memusnahkan [[Quraisy]], kalau tidak cepat dilakukan perdamaian, selain itu untuk menegakkan peraturan pelarangan perang di wilayah [[Ka'bah]] dan kawasan [[Mekkah]]. Akhirnya disepakati bahwa [[Bani 'Abd al-Dâr]] berhak memegang kunci [[Ka'bah]], panji dan pimpinan rapat serta tempat tinggal mereka harus diteruskan fungsinya sebagai '''[[Dar an-Nadwah]]''' atau ''Rumah Majelis''. Sedangkan [[Bani 'Abd al-Manâf]] berhak menetapkan [[pajak]] serta menyediakan makanan dan minuman bagi para jamaah [[haji]]. <ref name="Lings"/> <ref name="Haekal">[[Muhammad Husain Haekal|HAEKAL, M.H.]]; ''Sejarah Hidup '''[[Muhammad]]'''''. [[Bogor]]: Litera AntarNusa, [[2006]]. ISBN 979-8100-02-6</ref>
 
== Kepemimpinan Hâsyim ==
Baris 33:
 
=== Perjanjian dengan pihak asing ===
[[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] membangun dua rute perjalanan kafilah besar dari [[Mekkah]]; pada musim dingin, kafilah berangkat ke [[Yaman]] dan pada saat musim panas kafilah ke barat laut Arab, dan di antara dua musim itu ke Palestina dan Syria, dimanadi mana Syria dan Palestina masa itu merupakan bagian dari kekuasaan [[Byzantium]] (masih di bawah Romawi).<ref name="Lings"/>
 
[[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] mengadakan pula perjanjian dengan penguasa [[Bani Ghassan]] di [[Syria]], setelah itu diadakan pula perjanjian oleh saudaranya [['Abd asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'Abd asy-Syams]] dengan raja [[Ethiopia]], berturut-turut kemudian [[Muththalib bin 'Abd al-Manâf|Muththalib]] dengan [[Yaman]] dan [[Naufal bin 'Abd al-Manâf|Naufal]] dengan raja [[Iran]] ([[Sasaniyyah]]). Menurut perjanjian-perjanjian tersebut barang-barang dapat diperdagangkan secara bebas dengan berbagai negara. Hal ini menyelesaikan banyak kesulitan dan memunculkan banyak usaha dagang di Mekkah, yang terus berlangsung hingga datangnya Islam.<ref name="ar-Risalah"/>
Baris 45:
 
== Pernikahan ==
Kedua rute perjalanan kafilah yang dibangun [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] mengikuti rute minyak wangi kuno; dimanadi mana salah satu pemberhentian utama dari kafilah musim panas adalah oasis di [[Yatsrib]], sebelas hari perjalanan unta ke utara Mekkah. Dulu oasis ini dikuasai oleh kaum [[Yahudi]], tetapi sekarang dikuasai oleh suku bangsa Arab dari Arabia Selatan. Dalam masyarakat Arab Yatsrib dikenal tradisi [[matriakal]]-dimanadi mana pihak perempuan sebagai pewaris utama-, secara kolektif mereka dikenal sebagai [[Bani Qaylah]], merujuk nama leluhur mereka, kemudian mereka terbagi dalam dua suku yang disebut [[Bani 'Aus]] dan [[Bani Khazraj]], merujuk kedua putra Qaylah.<ref name="Lings"/>
 
Salah seorang wanita [[Bani Khazraj]] yang sangat berpengaruh adalah Salmâ binti 'Amr, dari suku Najjâr. Hâsyim melamar untuk menikahinya. Salmâ mau asal ia tetap diperbolehkan memimpin masyarakatnya. Ketika melahirkan seorang putra, ia mengasuhnya di Yatsrib hingga berumur kira-kira empat belas tahun. Hâsyim tidak melarangnya agar si anak tahan terhadap berbagai penyakit padang pasir yang lebih berbahaya bagi pendatang baru ketimbang bagi penduduk asli. Sebab penduduk daerah tropis lebih kuat dibandingkan penduduk Mekkah. Selain itu, ia sering bolak-balik ke Syria sehingga dapat bertemu dan tinggal bersama Salmâ dan putranya yang diberi nama [[Syaibah bin Hâsyim|Syaibah]] yang kemudian dikenal dengan nama [['Abd al-Muththalib]].<ref name="Lings"/>
Baris 79:
 
{{Leluhur Muhammad}}
 
[[Kategori:Tokoh Quraisy]]
[[Kategori:Bani Hasyim]]