Sastrawan Angkatan 1945: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arupako (bicara | kontrib)
k Beeyan memindahkan halaman Angkatan ‘45 ke Angkatan 1945: nama lain
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
[[Berkas:ChairilAnwar.jpg|200px|thumb|Chairil Anwar, salah seorang sastrawan Angkatan '45]]
 
'''Angkatan '45''' merupakan salah satu periodisasi dalam [[Sastra Indonesia]]. <ref name="a"> {{id}} {{Cite web|url=http://www.anneahira.com/karya-sastra-angkatan-45.htm|title=Karya Sastra Angkatan 45}} </ref> Corak sastra angkatan ini lahir sejak bangsa [[Jepang]] menjajah [[Indonesia]] pada tahun [[1942]]. <ref name="a"/> Corak ini timbul karena adanya reaksi terhadap sastra yang menghamba pada pemerintahan Jepang di Indonesia dan beberapa [[sastrawan]] yang tergabung dalam ''[[Keimin Bunka Shidosho]]'', yang juga disebut sebagai kacung Jepang. <ref name="a"/>
 
Karya sastra pada angkatan ini bercorak lebih [[realis]] dibandingkan karya sastra [[Angkatan Pujangga Baru]] yang [[romantis]] dan [[idealis]]. <ref name="b"> {{id}} Rizal, Maulfi Syaiful. ''Angkatan 45 dan Karakteristik Karyanya''. Presentasi Power Point. Pendidikan Bahasa dan Sastra FIB UB. </ref> Selain itu, karya sastra angkatan ini diwarnai dengan pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya yang terjadi di tengah bangsa [[Indonesia]]. <ref name="b"/> Gaya dari sastra ini lebih bersifat [[ekspresif]] dan [[revolusioner]] serta bersifat [[nasionalis]]. <ref name="b"/> Sastrawan angkatan ini juga dikenal sebagai sastrawan yang "tidak berteriak tetapi melaksanakan". <ref name="b"/> Sastra angkatan 45 juga dikenal sebagai sastra yang bersifat wajar karena menggambarkan kehidupan sewajarnya dan memperkenalkan tokoh-tokoh dalam gaya yang [[dramatis]], tidak mementingkan analisis fisik tetapi menonjolkan analisis kejiwaan melalui percakapan antar tokoh. <ref name="b"/> Karya sastra angkatan ini juga dikenal sebagai karya sastra yang baru karena berhasil meletakkan indentitas [[Indonesia]] dalam setiap karyanya, tidak seperti karya sastra angkatan-angkatan sebelumnya yang dipengaruhi oleh pengaruh asing. <ref name="a"/> Beberapa sastrawan angkatan 45 antara lain [[Chairil Anwar]], [[Asrul Sani]], [[Rivai Apin]], [[Idrus]], [[Achdiat Karta Mihardja]], [[Trisno Sumardjo]], dan [[Utuy Tatang Sontani]]. <ref name="a"/>