Douglas DC-3: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wragelboy (bicara | kontrib)
Mouche (bicara | kontrib)
Baris 37:
 
Dakota adalah pesawat legendaris. Di berbagai museum di AS, pesawat DC-3 ini menjadi kenangan. Indonesia pun tak ketinggalan. Untuk mengenang perjuangan rakyat [[Aceh]], replika "Seulawah" dibangun di Balai Kota [[Banda Aceh]], juga satu DC-3 di anjungan Aceh [[Taman Mini Indonesia Indah]] di [[Jakarta]].
 
==Deskripsi==
Douglas DC-3 adalah pesawat buatan Amerika Serikat tipe Fixed Propeler Driven Airliner yang ketangguhannya sangat terkenal sepanjang masa.
Rancang bangun pesawat ini bermula ketika salah satu perusahaan penerbangan terkemuka di Amerika, Transcontinental & Western Airlines, membutuhkan sebuah pesawat dengan kabin nyaman dan lega untuk dapat bertarung dengan pesaing utamanya United Airlines yang telah memesan pesawat Boeing tipe 247 sebanyak 60 unit pesawat.
 
Ahkirnya pada tahun 1933 pabrik pesawat douglas selesai mengembangkan prototype pesawat penumpang badan lebar (pada masanya) dengan bahan dari logam alumunium secara keseluruhan.
Pesawat generasi pertama tersebut diberi nama DC-1 dan tidak berapa lama kemudian langsung digunakan oleh Transcontinental & Western Airline. Pesawat ini mempunyai ukuran lebih besar daripada Boeing 247 dan beberapa kelebihan di dalam kabin penumpang. Pesawat ini menggunakan mesin Wright Cyclone Engine dengan daya 710 HP.
 
Tidak berapa lama kemudian, tanggal 14 Mei 1935 produksi pertama DC 2 diluncurkan dan langsung masuk jajaran armada Transcontinental & Western Airline.
Selanjutnya diskusi maraton antara Donal Douglas , sang perancang, dengan CEO Transcontinental & Western Airlines menghasilkan protype pesawat yang dikembangkan dari model DC 2. Prototype tersebut diberi nama Douglas Sleeper Transport, disingkat DST.
Diluncurkan pertama kali pada tanggal 17 Desember 1937 bertepatan dengan penerbangan pertama Wrights bersaudara di Kitty Hawk 32 tahun sebelumnya.
Selanjutnya DST dikenal sebagai DC 3 yang mungkin menjadi pesawat paling terkenal sepanjang masa. Saat itu tidak ada satu pun tipe pesawat yang dapat menandingi keandalan DC 3. Uji coba pertama adalah menjelajah pantai Barat ke Timur dengan 3 kali pemberhentian dan waktu tempuh sekitar 15 jam. Pengalaman yang sungguh mengagumkan pada saat itu.
 
Versi pertama DC 3 menggunakan mesin Radial Wright R 1820 cyclon 95, untuk produk selanjutnya menggunakan mesin Pratt & Whitney R 1830 Twin WASP. Produk terakhir dari DC 3 adalah super DC 3 dengan menggunakan mesin Pratt and Whitney R 2000.
Jumlah pesawat yang keluar pabrik sepanjang waktu produksinya adalah 16.079 unit dengan 607 unit merupakan versi sipil, 10.048 adalah versi militer dengan nama C47.
 
Operasi sipil pertama kali dilakukan oleh Transcontinental & Western Airline yang menyasar rute Newark ke Chicago.
Sejarah mencatat jadwal penerbangan terpanjang di dunia saat itu (tahun 1938) dilakukan oleh perusahaan penerbangan Belanda KLM yang melayani rute Amsterdam-Sydney lewat Batavia (Jakarta).
 
Selain itu ada pula negara lain seperti Jepang (dibuat oleh Showa dan Nikijima dengan kode L2D2/CAB) dan Rusia (dibuat oleh Lisunov dengan code L1 2 CAB) yang mendapatkan lisensi dari pabrik pesawat Douglas untuk membuat pesawat DC 3 versi negara negara tersebut.
Khusus untuk produk terakhir DC 3, yaitu super DC 3, utamanya dipesan dan digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dengan total penggunaan sebanyak 100 unit.
 
Setelah perang dunia ke-2, dunia kebanjiran surplus pesawat DC 3 dan C47 sebagai versi militernya. Seluruh angkatan bersenjata di seluruh dunia hampir tidak ada yang tidak menggunakan pesawat tersebut. Di samping itu, perusahaan perusahaan penerbangan yang muncul di negara yang baru terbentuk setelah perang menggunakan pesawat surplus ini sebagai tulang punggung armadanya.
 
Angkatan Laut Amerika sendiri, baru memensiunkan super DC 3-nya pada tahun 1979, sedangkan salah satu perusahaan penerbangan khusus kargo bernama Capital Airlines masih menggunakan pesawat jenis ini sampai sekarang.
Mengingat sifat aerodinamika yang hampir sempurna dan struktur pesawat yang sangat kuat, DC 3 banyak dipakai sebagai pesawat ekperimen khusus mesin propeler, baik piston maupun turboprop.
 
Di samping itu pula, sampai akhir tahun 1970 masih belum ada pesawat yang dapat menandingi keandalan DC 3.
Muncul ide untuk memodifikasi Struktur Airframe DC 3 dan mengganti mesin piston radialnya menjadi sepasang Turboprop.
Ada beberapa bengkel perawatan yang melakukan pengerjaan , tahun 1969, DC 3 pertama kali dimodifikasi sebagai Conroy Turbo Three yang pengerjaannya dilakukan oleh Conroy Aircraft.
 
Yang paling terkenal adalah Basler BT 67 dikerjakan oleh Basler Turbo Conversion yang berkedudukan di Oskhosh Winconsin USA. Pesawat ini menggunakan mesin Pratt and Witney PT 6 sehingga dapat mencapai kecepatan maksimum 225 knot, dan jarak jelajah 3.400 km dengan terbang pada ketinggian maksimum 24 000 kaki.
Kemampuan airframe hasil modifikasi ini dapat mengangkut sampai dengan 40 penumpang dengan peralatan avionik masa kini yang tidak kalah dengan pesawat-pesawat generasi terbaru.
 
Setelah tahun 1970-an pabrik pesawat Belanda Fokker, merealisasikan desain yang diharapkan dapat menggantikan tempat dan kedudukan DC 3 sang legendaris tersebut. Produk tersebut dikenal dengan Fokker 27. Meskipun tidak sesukses DC 3, Fokker F 27 cukup menjadi andalan bagi perusahaan penerbangan dunia.
 
== Spesifikasi ==
Baris 51 ⟶ 86:
 
<!--* Mesin: Two Wright Cyclone R-1820, 9 cylinder, radial air-cooled engines, each providing 1,200 hp (894 kw) @ takeoff-->
 
 
== Album ==