Kepulauan Cocos (Keeling): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa )
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
== Sejarah ==
{{terjemah}}
=== Penampakan pertama dan awal pemukiman ===
Pada 1609, Kapten William Keeling adalah orang Eropa pertama yang melihat pulau-pulau, sementara melayani di East India Company, tetapi mereka tetap tak berpenghuni hingga abad ke-19.
Kepulauan Cocos (Keeling) pertama kali dilihat oleh Kapten [[William Keeling]] ketika beliau sedang melayani [[Perusahaan Hindia Timur Britania]]. Saat itu, kepulauan tersebut tidak berpenghuni dan Keeling maupun pelayar lainnya tidak berusaha untuk menempatinya hingga abad ke-19, namun Kapten Keeling dihormati sebagai penemu pertama dengan menganugerahkan nama keluarganya sebagai bagian dari nama kepulauan tersebut.
 
Pada tahun 1814, seorang pedagang pelautlaut Skotlandia bernama, Kapten [[John Clunies-Ross]] berhenti sebentarsementara di pulau-pulaukepulauan diCocos (Keeling) dalam perjalanan kemenuju [[India,]]. memakuBeliau sebuahmenancapkan Union[[Bendera JackBritania Raya]] dan berencana untuk kembali dan menetapmenempati dikepulauan pulau-pulautersebut denganbersama keluarganya. padaSebelum masarencana depan.tersebut Namuntercapai, orang kaya Inggris bernama [[Alexander Hare memiliki rencana yang sama]], dan menyewa seorang kaptenwarga -Inggris kebetulan,mempekerjakan saudara Clunies-Ross '- untuk membawamembawanya diabeserta dandengan [[harem]]-nya empatyang puluhterdiri dari 40 wanita [[Suku Melayu|Melayu]] ke pulau-pulau,kepualuan Cocos (Keeling) di mana iadia berharapberencana untuk mendirikanmembuat sebuah kediaman pribadi sendiri. Hare sebelumnya menjabatbekerja sebagai gubernur Maluka, kolonisalah satu jajahan di pulau [[Kalimantan]]. danKetika menemukanClunies-Ross bahwakembali "iabersama tidakdengan bisaistri, membatasianak-anak, diridan denganibu kehidupanmertuanya, jinakdia mendapati Hare yang menjemukansudah affordsmenempati peradaban"kepulauan tersebut. Wanita harem Hare lambat laun mulai meninggalkan Hare untuk menikahi pelaut-pelaut Clunies0-Ross. Patah semangat, Hare meninggalkan kepulauan Cocos (Keeling) dan wafat di [[Kota Bengkulu|Bencoolen]] pada tahun 1834.
 
PekerjaBuruh Clunies-Ross 'dibayar dalamdengan mata uang yangbernama disebut rupee"Rupee Cocos,". mataMata uang Johnini diproduksi oleh Clunies-Ross dicetak sendiri yangdan hanya bisadapat ditebus di toko perusahaanperusahaannya.
Ketika Clunies-Ross kembali dua tahun kemudian dengan istrinya, anak-anak dan ibu mertua, dan menemukan Hare sudah didirikan di pulau dan hidup dengan harem pribadi, perseteruan tumbuh langsung antara dua orang. Clunies-Ross 'delapan pelaut "mulai sekaligus invasi kerajaan baru untuk mengambil kepemilikan itu, perempuan dan semua". Setelah beberapa waktu, perempuan Hare mulai berbalik dia, dan bukannya menemukan diri mereka pasangan antara pelaut Clunies-Ross '. Merasa kecil hati, Hare meninggalkan pulau. Dia meninggal di Bencoolen di 1834.
 
Pada tanggal 1 April 1836, HMS ''Beagle'' yang dipimpin oleh Kapten [[Robert FitzRoy]] datang dalam rangka ekspedisi penelitian ''Beagle'' kedua. [[Charles Darwin]], salah satu penumpang kapal, mendarat untuk mempelajari sejarah alami kepulauan Cocos (Keeling) dan mengumpulkan beberapa contoh. Perjalanan ini mendukung teori Darwin tentang bagaimana atol terbentuk yang dia terbitkan sebagai ''The Structure and Distribution of Coral Reefs''. Asisten Darwin yang bernama [[Syms Covington]] mencatat bahwa kepulauan tersebut dihuni oleh seorang [[orang Inggris]] (sebenarnya orang Skotlandia) bersama dengan keluarganya dan sekitar 60 atau 70 mulatto dari [[Tanjung Harapan]]. Clunies-Ross sendiri tidak ada karena beliau sedang berada di Tanjung Harapan.
Pekerja Clunies-Ross 'dibayar dalam mata uang yang disebut rupee Cocos, mata uang John Clunies-Ross dicetak sendiri yang hanya bisa ditebus di toko perusahaan.
 
=== Pencaplokan oleh Kerajaan Inggris ===
Kerajaan Inggris mencaplok kepulauan Cocos (Keeling) pada tahun 1857. Pencaplokan ini dilakukan oleh Kapten Stephen Grenville Fremantle dalam HMS ''Juno''. Dia menangkat Ross II sebagai pengurus kepulauan. Pemerintahan kemukepulauan Cocos (Keeling) kemudian dimasukkan dalam pemerintahan [[Negeri-Negeri Selat]] yang terdiri atas [[Penang]], [[Melaka]], dan [[Singapura]]. [[Ratu Victoria]] menganugerahkan keluarga Ross hak milik kekal atas kepulauan Cocos (Keeling).
 
Pada tahun 1901, sebuah stasiun kabel telegram didirikan di Pulau Direction. Kabel-kabel bawah laut menghubungan kepulauan Cocos (Keeling) dengan [[Rodrigues]], [[Jakarta|Batavia]], dan [[Fremantle]]. Stasiun kabel ini berhenti beroperasi pada tahun 1966. Sebuah stasiun tanpa kabel yang dapat berkomunikasi dengan kapal yang lalu lalang juga didirikan pada tahun 1910.
 
=== Perang Dunia I ===
Di pagi hari tanggal 9 November 1914, kepulauan Cocos (Keeling) menjadi saksi Pertempuran Cocos, salah satu pertempuran laut pertama dalam Perang Dunia I. Satu partai pendaratan dari kapal penjelajan Jerman bernama SMS ''Emden'' menangkap dan melumpuhkan stasiun komunikasi kabel dan tanpa kabel di Pulau Direction, namun stasiun-stasiun tersebut dapat mengirim panggilan gawat. HMAS ''Sydney'', sebuah kapal penjelajah Australia mendapatkan pesannya dan mengirim konvoi untuk menyelidiki.
 
''Sydney'' mendapati ''Emden'' dan mulai bersiap untuk bertempur. ''Emden'' yang mengalami kerusakan parah mendarat di Pulau Keeling Utara. Setelah mengejar kapal collier pembantu ''Emden'', ''Sydney'' menuju ke Pulau Keeling Utara dan menembakkan dua salvo ke ''Emden''. Pasukan Jerman segera menyerah dan melambaikan [[bendera putih]]. Setelah ''Sydney'' memastikan keadaan stasiun transmisi, ia kembali untuk menyediakan bantuan medis kepada pasukan Jerman.
 
Perang Cocos menewaskan 134 personil ''Emden'', dengan 69 luka-luka, sementara ''Sydney'' kehilangan 4 personilnya dengan 16 luka-luka. Pasukan Jerman yang selamat dipindahkan ke [[Kolombo]] sebelum diterbangkan ke [[Malta]] untuk diserahkan ke [[Angkatan Darat Britania]]. Pasukan Jerman yang dapat kabur sebelum ''Sydney'' datang menaiki sekunar ke Pulau Direction untuk dapat sampai ke [[Istanbul|Constantinople]].
 
=== Perang Dunia II ===
Dalam Perang Dunia II, stasiun kabel yang ada di kepulauan Cocos (Keeling) kembali berperan penting untuk mencari arah dengan Y-station. Pasukan Sekutu menyadari bahwa pasukan Jerman dapat mencoba untuk menguasai kepulauan Cocos (Keeling) sebagai dasar operasi perdagangan di [[Samudra Hindia]]. Setelah Jepang masuk dalam perang, pasukan Sekutu mencoba untuk menghindari perhatian Jepang ke kepulauan Cocos (Keeling) dengan memberhentikan pelabuhan pesawat terbang laut antara pulau Direction dan Horsburgh, transmisi radio tidak digunakan kecuali untuk keadaan darurat. Pada saat itu, Jepang telah menguasai kepulauan-kepulauan yang ada di dekat Cocos.
 
Setelah Malaya dan Singapura jatuh ke tangan Jepang pada tahun 1942, kepulauan Cocos (Keeling) diperintah dari [[Sri Lanka|Ceylon]]. Pasukan Sekutu memerintah pulau Direction dan West untuk melindungi pelabuhan dari serangan Jepang. Pada saat itu, semua warga kepulauan tinggal di Pulau Home yang terletak di timur pulau West. Selama perang, Jepang tidak memiliki hasrat untuk menguasai kepulauan Cocos (Keeling), terkecuali serangan dari kapal selam ''I-66'' yang tidak menimbulkan kerusakan apapun.
 
Pada malam 8-9 Mei 1942, beberapa pasukan Sekutu dari Pasukan Pertahanan Ceylon melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh [[Gratien Fernando]]. Pemberontakan ini dilakukan karena perilaku perwira Britania dan dukungan anti-imperialisme mereka. Para pemberontak dapat membunuh satu perwira dan melukai satu lainnya sebelum dihentikan. Tujuh perwira yang ikut dalam pemberontakan diberikan hukuman mati dalam pengadilan yang nantinya diduga tidak dilaksanakan dengan baik. Tiga dari mereka, termasuk Fernando, dieksekusi, sementara empat lainnya diampuni. Hukuman ini menjadi satu-satunya kasus dalam Perang Dunia II dimana pasukan dari Persemakmuran Britania dieksekusi mati.
 
Saat perang hampir berakhir, dua landasan terbang dibangun di Kepulauan Cocos (Keeling) dan tiga skuadron pengebom dipindahkan ke kepulauan untuk melancarkan serangan terhadap pasukan Jepang di Asia Tenggara serta membantu dalam pemerdekaan Malaya dan Singapura. Pesawat pertama yang dikirim adalah Supermarine Spitfire Mk VIIIs dari Pasukan RAF No. 136. Pesawat tersebut juga ditumpangi oleh beberapa pasukan bom Liberator dari Pasukan RAF No. 321 (Belanda) yang terdiri atas pasukan Belanda yang terusir dan bekerja dengan [[Angkatan Udara Britania Raya]]. Pada Juli 1945, pasukan RAF No. 99 dan 356 sampai di Pulau West membawakan koran ''Atoll'' yang berisi berita dunia luar. Koran-koran ini dijatuhkan oleh pembom Liberator pada camp tahanan perang Jepang.
 
=== Penyerahan ke Australia ===
Setelah Perang Dunia II, kepulaun Cocos (Keeling) diberikan ke Singapura dan menjadi bagian Koloni Singapura secara singkat sebelum berpindah tangan ke Australia menurut ''Cocos (Keeling) Islands Act 1955'' (Australia) yang mengikuti ''Cocos Islands Act 1955'' (Britania Raya). H.J. Hull ditunjuk sebagai ''Wakil Resmi'' (sekarang ''Administrator'') pertama dari wilayah Cocos (Keeling). Menurut ''Commonwealth Cabinet Decision 1573'' pada 9 September 1958, beliau dibebastugaskan dan digantikan oleh John William Stokes dari Kepolisian Wilayah Utara.
 
Stokes bertugas sebagai Administrator hingga 30 September 1960 sebelum digantikan oleh C.I. Buffett dari [[Pulau Norfolk]] yang bertugas dari 28 Juli 1960 hingga 30 Juni 1966 sebagai Administrator dari Kepulauan Cocos dan Pulau Norfolk.
 
Walau begitu, pemerintah Cocos pada akhirnya jatuh pada keluarga Ross yang sudah memerintah sejak abad ke-19. Pemerintahan Australia tidak puas dengan pemerintahan Ross yang bergaya feodal di Cocos. Pada tahun 1978, Australia memaksa keluarga Ross untuk menjual kepulauan Cocos dengan harga A$6.250.000 dengan ancaman perolehan wajib. Menurut perjanjian, keluarga Ross tetap dapat menguasai Rumah Oceania mereka yang terletak di kepulauan Cocos. Namun, pada tahun 1983, pemerintahan Australia membelot perjanjian ini dan mengatakan bahwa keluarga Ross yang saat itu dipimpin oleh John Clunies-Ross bahwa mereka harus segera angkat kaki dari kepulauan Cocos. Pada tahun berikutnya, Pengadilan Tinggi Australia mengumumkan ketidakbolehan pemerintah untuk berbisnis dengan keluarga Ross. John Clunies-Ross saat ini tinggal di [[Perth]], namun beberapa anggota keluarganya masih ada yang menetap di kepualuan Cocos (Keeling).
 
Pemerintahan Australia selanjutnya mempersiapkan pemungutan suara untuk kemerdakaan untuk warga Melayu Cocos yang diawasi oleh PBB. Sementara, Dewan Pulau Home menginginkan musyawarah mufakat, PBB menuntut untuk voting luber jurdil. Menurut petunjuk yang diberikan oleh Komite Dekolonisasi PBB, penduduk dapat memilih satu dari tiga pilihan: kemerdekaan penuh, asosiasi bebas dengan Australia, atau integrasi dengan Australia. Integrasi dengan Australia dijadikan tujuan baik bagi penduduk Cocos dan pemerintahan Australia. Pergantian pemerintahan di Canberra setelah pemilu tahun 1983 menunda referendum hingga 6 April 1984, dimana seluruh penduduk yang dapat ikut referendum memberikan suara mereka. Dari 261 peserta, 229 memilih integrasi, 21 asosiasi bebas, 9 kemerdekaan, dan 2 lainnya tidak menentukan pilihan. Alhasil, kepulauan Cocos (Keeling) tetap menjadi salah satu wilayah dari Australia.
 
== Demografi ==
Pada tahun [[2007]], estimasiwarga pendudukKepulauan pulauCocos (Keeling) inidiperkirakan berjumlah 596 jiwa.<ref>The World Factbook, [https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ck.html Cocos (Keeling) Islands], diakses 7 Februari 2009</ref> Populasi penduduk terbagi dalam dua pulau antara bangsa [[Eropa]] di ''West Island'' yang kurang lebih berjumlah 120 jiwa dan bangsa [[Melayu Cocos]] di ''Home Island'' yang berjumlah kurang lebih 500 jiwa. BahasaBangsa utama KepulauanMelayu Cocos (Keeling)dahulu adalahberjumlah bahasalebih Melayubanyak, dantapi Inggris.sebagian Kepulauanbesar inidari termasukmereka beremigrasi ke dalam[[Malaysia]] wilayahpada Australiatahun 1950-an; diperkirakan terdapat 4.000 Melayu Cocos yang menetap di [[Sabah]], 10 kali lipat dari jumlah yang masih tinggal di Cocos.
 
Bahasa utama yang digunakan di kepulauan Cocos adalah [[bahasa Melayu Cocos]] dan [[Bahasa Inggris|Inggris]]. Dalam urusan kepercayaan, 60% warga Cocos beragama [[Islam]] [[Sunni]] (sebagian besar bangsa Melayu Cocos) dan 40% [[Kristen]] (sebagian besar bangsa Eropa).
 
== Budaya ==
Penduduk pulau Cocos mempunyai ikatan yang unik dengan Indonesia. Sinetron Indonesia disiarkan dalam acara TV di pulau Cocos.