Mukjizat Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara)
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Islam}}
'''Mukjizat Muhammad''' ({{lang-ar|معجزات محمد, ''Mu'jizati Muhammad''}}) adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad {{saw}} untuk membuktikan kenabiannya.<ref>Abu Zahra (1990)</ref> Dalam [[Islam]], mukjizat terjadi hanya karena izin Allah, di antara mukjizat Nabi [[Muhammad]] adalah [[Isra dan Mi'raj]] dalam tidak sampai satu hari. Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah [[Terbelahnya bulan|membelah bulan]] pada masa [[Muhammad di Mekkah|penyebaran Islam di Mekkah]], wahyu [[Al-Qur'an]], dan lain-lain.
 
Dalam hadits yang diriwayatkan [[Abu Hurairah]] dikatakan bahwa rasulullah bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang akusaya terima adalah [[wahyu]]. [[Allah]] mewahyukannya kepadaku. Maka akusaya berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.”<ref>Hadits riwayat Muttafaq ‘alaih dengan lafal Muslim</ref>
 
Menurut [[syariat Islam]], tidak ada mukjizat yang diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun diberikan kepada Muhammad secara persis sama atau bahkan lebih hebat.<ref>Umar bin Sawad mengatakan bahwa Imam Syafi’i berkata kepadanya, “Apa yang Allah berikan kepada para nabi maka hal itu pun diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}...”</ref> Seperti [[Sulayman]] yang sanggup berbicara kepada [[hewan]], [[Isa]] yang dapat mengetahui rahasia hati umatnya dan seterusnya.
 
== Pertanda ==
Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian, Nabi Muhammad sudah diliputi banyak ''irhasat'' (pertanda).<ref>[http://www.scribd.com/doc/16246615/Bab-7-Mukjizat-Nabi-Muhammad-saw Perbedaan Mukjizat, Irhasat dan Khawariq di www.Scribd.com]</ref> Muhammad dilahirkan pada tanggal [[22 April]] [[570]] di kalangan keluarga bangsawan Arab, [[Bani Hasyim]]. [[Ibnu Hisyam]], dalam [[Sirah Nabawiyah]] menuliskan Muhammad memperoleh namanya dari [[mimpi]] ibunya,<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 293. Makna dari nama Muhammad adalah "Orang yang sering dipuji" atau "Orang yang layak dipuji."</ref> [[Aminah binti Wahab]] ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan "pemimpin umat". Mimpi itu juga yang menyuruhnya mengucapkan, "AkuSaya meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan pendengki." Kisah [[Aminah binti Wahab|Aminah]] dan [[Abdul Muthalib]] juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad adalah anak yang luar biasa.<ref>Ramadan (2007). hal 34</ref>
 
Berikut ini adalah irhasat yang terjadi pada saat sebelum, sesudah kelahiran dan masa kecil Muhammad:
=== Sebelum dan sesudah kelahiran ===
* [[Aminah binti Wahab]], ibu Muhammad pada saat [[kehamilan|mengandung]] Rasulullah Muhammad {{saw}} tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya,
* [[Raja]] [[Khosrau I|Khosrow]] ([[Kekaisaran Sassania]] dari Persia) dan para pendita [[Majusi]] bermimpi yang menakutkan.<ref>''Bihar Al-Anwar'', XV, Bab 3, ms 231-248.</ref>
* Dinding istana Raja Khosrow tiba-tiba retak dan empat belas menaranya Dewan Kekaisaran ini runtuh,<ref name="Kisah diriwayatkan oleh al-Baihaqi">Beberapa irhasat (petanda-petanda) kebangkitan seorang rasul telah berlaku beberapa ketika, sebelum kelahiran rasulullah, di antaranya runtuhan empat belas anjung dewan Kisra Parsi, terpadamnya api yang disembah penganut agama majusi, robohnya gereja-gereja di sekitar Romawi yang sebelum ini penuh sesak dengan para pengunjung, danau dan sawah mengering. (Kisah ini diriwayatkan oleh al- Baihaqi).</ref>
* Padamnya [[api]] yang disembah penganut Agama Majusi secara tiba-tiba,<ref name="Kisah diriwayatkan oleh al-Baihaqi" />
* Terjadinya gempa yang merobohkan tempat ibadah di sekitar [[Kerajaan Romawi|Kerajaan Rum]],
Baris 19:
* Saat [[kelahiran|melahirkan]] Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
* Keluarnya [[cahaya]] dari ''faraj'' Aminah yang menerangi istana negeri [[Syam]].<ref>Ibnu Sa'd meriwayatkan bahwa ibu rasulullah {{saw}} menceritakan: " Ketika ku melahirkannya, satu cahaya telah keluar dari farajku, menerangi mahligai-mahligai di negeri Syam", periwayatannya hampir sama dengan apa yang diriwayatkan oleh al-Irbadh bin Sariah.</ref>
* Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah ber[[khitan]].<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda: Di antara kemuliaan yang diberikan Allah kepadaku adalah, akusaya dilahirkan dalam keadaan sunah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku. (HR.Hadits riwayat al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir) (diriwayatkanDiriwayatkan dari Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Abu Hurairah. Menurut Diya^ al Maqdisi, hadits ini shahih. Al Hakim selain menilai shahih, juga mengatakan mutawatir. Lihat al Khasa^'is al kubra, Jlid.1, hal. 90-91)</ref>
* Lahir dengan tali pusar sudah terputus.<ref>Kisah dari Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, al Dhiya al Maqdisi dari Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar bahwa rasulullah lahir dalam keadaan tali pusar sudah putus. (Hadist ini tidak sepopuler dan sekuat hadits yang menceritakan kalau dia terlahir dalam keadaan sunah dikhitan)</ref>
 
=== Balita dan kanak-kanak ===
* [[Halimah binti Abi-Dhua'ib]], ibu susuan Muhammad dapat [[menyusui]] kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya.<ref>Kauma (2000), hal 42.</ref> Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad karena [[yatim]]. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh [[Bani Sa'd]], ia menerima Muhammad. Selama dengan Halimah, Muhammad hidup [[nomaden]] bersama Bani Sa'd di gurun Arab selama empat tahun.<ref>Ramadan (2007). hal 35.</ref>
* Ternak kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah,<ref>"Halimah kemudian mengambil Muhammad dan dibawanya pergi bersama2 dgn teman2nya ke pedalaman. Dia bercerita, bahwa sejak diambilnya anak itu, ia merasa mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk2 dan susunya pun bertambah. Tuhan telah memberkati semua yg ada padanya." Sejarah Hidup Muhammad, karangan [[Muhammad Husain Haekal]], bab III, Muhammad: Dari Kelahiran sampai Perkawinannya, hal 57.</ref>
* Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
* [[Abdul Muthalib]], kakek Muhammad menuturkan bahwa [[berhala]] yang ada di [[Ka'bah]] tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka'bah berbicara, "Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini."<ref>Kauma (2000), hal 43.</ref>
* Ketika Muhammad berusia empat tahun,<ref>Menurut pendapat mayoritas pakar sejarah, saat itu Muhammad berusia empat atau lima tahun. Namun, [[Ibnu Ishaq]] berpendapat bahwa usia Muhammad saat itu adalah tiga tahun</ref> ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai [[malaikat]]. Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad sedang bermain dengan anak-anak [[Bani Sa'd]] dari suku [[Badui]]. Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah.<ref>Ramadan (2007). hal 42.</ref> [[Sirah Nabawiyyah]], memberikan gambaran detail bahwa kedua orang itu, "membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju."<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 302.</ref> Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad di''[[Isra Mi'raj|Isra]]'''kan ke [[Yerusalem]] lalu ke [[Sidratul Muntaha]] dari Mekkah.<ref>Ramadan (2007), hal 43.</ref>
* Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi [[Jahiliyah]], namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.<ref>Ramadan (2007). hal 46.</ref>
 
=== Remaja ===
* Pendeta [[Buhaira|Bahira]] menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah [[Bushra]] dari perjalannya untuk berdagang bersama [[Abu Thalib]] ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah "stempel kenabian" (tanda kenabian) di kulit punggungnya.<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 319 : Ibnu Hisyam dalam bukunya menuturkan bahwa "Stempel Kenabian" adalah tanda yang terdapat pada setiap nabi yang tertulis dalam kitab Pendeta Bahira.</ref>
* Tanah yang dilalui oleh unta Muhammad diperpendek jaraknya oleh [[Jibril]], sebelah sisi kanan dijaga oleh [[Israfil]] dan sisi kirinya dijaga oleh [[Mikail]] kemudian mendung menaunginya.<ref>Dalam kitab ''as-Sab'iyyatun fi Mawadhil Bariyyat''. Kejadian ini berlangsung selama perjalanan dari [[Syiria]] ke pulang ke [[Mekkah]], ketika Muhammad diperintahkan [[Maysarah]] membawakan suratnya kepada [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]] saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. [[Allah]] memerintahkan pada malaikat [[Jibril]], [[Mikail]], dan mendung untuk membantu Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad. Kauma (2000), hal 90-91.</ref><ref>[http://teladan98.tripod.com/teladan168.htm Nabi Muhammad Pulang Ke Makkah.]</ref>
 
== Mukjizat ==
Berikut adalah mukjizat-mikjizat yang diperolehnya ketika Muhammad telah menerima wahyu ketika ia berusia 40 tahun. Abu Sa'ad an-Nisaburi menyebutkan dalam bukunya yang berjudul ''Kitabu Syarafil Musthafa,'' bahwa kekhususan Muhammad berjumlah enam puluh. Sebagian ulama menyebutkan bahwa nabi {{saw}} telah dianugerahi tiga ribu mukjizat dan kekhususan. Sedangkan di dalam Al-Quran itu sendiri terdapat sekitar enam puluh ribu mukjizat.<ref>Books.Google.com Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 39 By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani. (Lihat Syahru Mawahibil Laduniyyah, V/206).</ref>.
 
=== Fisik ===
* Dapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap.<ref>Diriwayatkan oleh Ibn Adiy, al Baihaqy dan Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah mengisahkan “bahwa rasululloh {{saw}} dapat melihat dalam keadaan gelap maupun terang”(lihat Al-Khasa’is al-Kubra Karya al-Suyuti jilid1, hal.104).</ref>
 
* Wajah Muhammad memancarkan cahaya dikegelapan pada waktu sahur.<ref>Aisyah berkata bahwa: "Ketika aku sedang menjahit baju pada waktu sahur (sebelum subuh) maka jatuhlah jarum dari tanganku, kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah rasulullah. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana cahaya wajahnya, lalu aku berkata, "Ya rasulullah alangkah bercahayanya wajahmu! Seterusnya aku bertanya: "Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?" Jawab rasulullah {{saw}}: "Orang yang bakhil." Aku bertanya lagi: "Siapakah orang yang bakhil itu?" Jawab baginda: "Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku."</ref>
Baris 44:
* Dua Sahabat Muhammad dibimbing oleh dua cahaya, setelah bertemunya.<ref>Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Ada dua orang sahabat nabi {{saw}} meninggalkan nabi {{saw}}. Ditengah malam yang gelap gulita keduanya berjalan dengan ada dua sinar yang menerangi perjalanan keduanya yang ada di depannya. Tatkala keduanya berpisah diperempatan jalan, masing-masing setiap orang ditemani sebuah sinar yang membimbing mereka pulang ke rumah." (Sahih Bukhari, Juz 1, Buku8, no 454).</ref>
 
* Peluh yang keluar dari tubuh Muhammad memiliki bau harum,<ref>Dari Anas bin Malik: Nabi biasa memasuki rumah Ummu Sulaim dan tidur di atas kasurnya sedangkan Ummu Sulaim sedang pergi. Anas berkata: "Pada suatu hari rasulullah {{saw}} datang dan tidur di atas kasur Ummu Sulaim, kemudian Ummu sulaim dipanggil dan dikatakan padanya: Ini adalah nabi {{saw}} tidur di rumahmu dan di atas kasurmu. Anas berkata : Ummu Sulaim datang dan nabi sedang berkeringat, lalu keringatnya tersebut dikumpulkan di atas sepotong kulit kemudian Ummu Sulaim membuka talinya dan mulai meyerap keringat tersebut lalu memerasnya ke dalam bejana, maka nabi kaget dan berkata: Apa yang kamu lakukan Ummu Sulaim? Ummu Sulaim berkata: Wahai rasulullah kami mengharapkan berkahnya bagi anak-anak kami" Dia berkata: Engkau benar. (HRHadits riwayat Muslim 4/1815).</ref> jika Muhammad berjabat tangan dengan seseorang maka aroma harum itu akan membekas selama beberapa hari ditangan orang tersebut.<ref>Dikisahkan oleh [[Abu Juhaifah]].</ref>
 
* Tubuh Muhammad memancarkan [[petir]] ketika hendak dibunuh oleh [[Syaibah bin 'Utsman]] pada [[Perang Hunain]].
Baris 50:
* Muhammad yang sanggup menghancurkan batu besar dengan tiga kali pukulan, dikala menjelang [[Perang Khandaq]], padahal pada saat itu Muhammad belum makan selama 3 hari.<ref>Diriwayatkan Jabir (Hadits sahih Bukhari,Volume 5, Book 59, Number 427).</ref>
 
* Muhammad sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, [[Rukanah bin Abdu Yazid|Rukanah al-Mutthalibi]] hanya dengan dua kali dorongan saja.<ref name="Sirah Nabawiyah">Kitab ''Sirah Nabawiyah'', Ibnu Hisyam, tahqiq al-Halabi, 1: 390-391.</ref> Kemudian anak Rukanah yang bernama [[Yazid bin Rukanah]] pun menantang bergulat dengan taruhan 300 ekor domba, pada akhirnya nabi berhasil mengalahkan Yazid hingga tiga kali, dan mengembalikan semua domba-domba milik Yazid.<ref>[[Ibnu Abbas]] mengisahkan, “Yazid bin Rukanah datang menemui nabi dengan membawa 300 ekor domba. Ia berkata, ‘Wahai Muhammad, apakah engkau mau duel gulat denganku?’ Nabi menjawab, ‘Apa hadiahnya jika saya mengalahkanmu?’ ‘100 domba ini’, jawabnya. Keduanya pun bergulat, dan nabi yang menang. Yazid kembali menantang rasulullah. Ia berkata, ‘Maukah engkau adu gulat (sekali) lagi?’ Nabi menjawab, ‘Apa imbalannya?’ Yazid menjawab, ‘100 domba lainnya’. Keduanya pun bergulat. Lagi-lagi nabi mengalahkannya. Disebutkan bahwasanya keduanya bergulat sampai tiga kali. Yazid berkata, ‘Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang mampu membuat perutku menempel dengan tanah kecuali dirimu, dan tidak ada yang paling saya benci pula selain dirimu. Namun sekarang saya bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, dan engkau adalah utusan Allah’. Kemudian rasulullah mengembalikan semua dombanya.” (Ibnu Abdil Bar dalam ''al-Isti’ab'' 2770, Ibnul Atsir dalam ''Asadul Ghabah'' 5544, Ibnu Hajar dalam ''al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah'' 9279, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam ''Irwa’ al-Ghalil'' 1503).</ref>
* Muhammad sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, [[Rukanah al-Mutthalibi|Rukanah al-Mutthalibi bin Abdu Yazid]] hanya dengan dua kali dorongan saja.<ref>Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, part 1, page 391.</ref>
 
* Sela-sela jemari tangannya memancarkan air,<ref>Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Dalam pandangan kami mukjizat adalah anugerah Allah, tetapi dalam pandangan kalian mukjizat adalah peringatan. Suatu ketika kami menyertai rasulullah {{saw}} dalam sebuah perjalanan dan kami nyaris kehabisan air. Nabi {{saw}} bersabda: "Bawalah kemari air yang tersisa!" orang-orang membawa kantung yang berisi sedikit air. Nabi {{saw}} memasukkan telapak tangannya kedalam kantung itu dan berkata, "Mendekatlah pada air yang diberkahi dan ini berkah dari Allah." AkuSaya melihat air memancar dari sela-sela jemari tangan rasulullah {{saw}}." (Sahih Bukhari, juz 5 no 779).</ref> kemudian [[air]] itu untuk [[wudhu|berwudhu]] 300 orang [[sahabat Nabi|sahabat]] hanya dengan semangkuk air.<ref>Diriwayatkan oleh [[Anas bin Malik]]: "Semangkuk air dibawa kehadapan nabi {{saw}} di Al Zawra. Nabi {{saw}} memasukkan kedua telapak tangannya kedalam mangkok itu dan air memancar dari jari-jemarinya. Semua orang berwudhu dengan air itu. Qatadah berkata kepada Anas, "Berapa orang yang hadir pada waktu itu?" Anas menjawab, "Tiga ratus orang atau mendekati tiga ratus orang." (Sahih Bukhari, juz 4 no 772). Lihat juga: (Sahih Bukhari juz 4 no 777) (Sahih Bukhari juz 1 no 340).</ref><ref>Hadits riwayat Muslim No.4224, (Sahih Muslim, Book 030, no 5656; Sahih Muslim, Book 030, no 5657; Sahih Muslim Book 030, no 5658; Sahih Muslim, Book 030, no 5659)</ref><ref>Mu'adz bin Jabal menceritakan: Membuat Oaseoase dari air jari-jemari Nabinabi (Sahih Muslim, Book 030, Number 5662).</ref>
 
=== Do'a ===
* Mendo'akan kedua mantan menantunya (Uthbah dan Uthaibah) dimakan binatang buas, setelah mereka berkata kasar kepada Muhammad.<ref>Uthbah dan Uthaibah pergi kerumah rasulallah dengan membawa kedua putri dia. Meraka berkata kepada rasul, "Wahai Muhammad! AkuSaya ceraikan putrimu dan akusaya menjauhi agamamu dan akusaya tidak akan mengikutimu selama-lamanya!" Melihat kelakuan mantan menantunya yang tidak sopan itu dia kemudian berdoa, "Semoga mereka mati dengan cara dimakan binatang buas."</ref>
 
* Mendoakan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama [[Sabiqah]] yang rontok sewaktu perang.
 
* Mendoakan [[Anas bin Malik]] dengan banyak harta dan anak.<ref>Diriwayatkan daripada Anas daripada Ummu Sulaim katanya:
Wahai rasulullah! AkuSaya menjadikan Anas sebagai khadammu, tolonglah berdoa untuknya. rasulullah {{saw}} pun berdoa: Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan kepadanya. Berkata Anas: "Demi Allah, harta bendaku memang banyak dan anak begitu juga anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah berjumlah lebih dari 100 orang. (Hadits sahih Bukhari, Muslim, kitab kelebihan para sahabat).</ref>
 
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian doa tersebut dikabulkan.<ref name="Shahih Al-Bukhari dan Muslim">Shahih Al-Bukhari dan Muslim.</ref>
Baris 67:
 
=== Kharisma dan kewibawaan ===
* Tatapan mata membuat [[Umar bin Khaththab|Umar bin Al-Khaththab]] dan [[Abu Jahm]] lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Muhammad pada malam hari.<ref>"AkuSaya dan Abu Jahm pernah berkomplot untuk membunuh rasulallah {{saw}}. Maka akuku atur rencana jahat itu bersama Abu Jahm, dan kami sepakati pembunuhan dilaksanakan pada malam hari. Pada suatu malam, berangkatlah kami menuju rumah rasulallah {{saw}}. Setelah mendengar ketokan kami, pintu segera dibuka oleh dia sambil membaca surah al-Haqqah. Rasulallah {{saw}} menatap kami dengan tajam, tiba-tiba Abu Jahm memukul lenganku seraya berkata, 'Selamatkanlah dirimu dengan segera.' Akhirnya kami berdua lari terbirit-birit." (Dikisahkan oleh Umar bin al-Khaththab). Peristiwa yang dialami oleh Umar tersebut termasuk salah satu perkara yang menyebabkan dirinya masuk Islam. 50 mukjizat Rasulullah oleh Fuad Kauma, hal. 13-15.</ref>
 
* Tatapan mata yang menggetarkan [[Ghaurats bin Harits]], yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Muhammad.<ref>Hadits riwayat Imam Bukhari.</ref>
 
* Allah melumpuhkan Hay bin Akhtab dan para sahabatnya, ketika hendak melemparkan batu yang besar kepada Muhammad.<ref>Ibnu Jarir mengetengahkan dari Ikrimah dan Yazid bin Abu Ziyad, sedangkan lafal hadis adalah kepunyaannya (Ibnu Jarir). Dikisahkan dalam hadis ini bahwa tatkala nabi {{saw}}. keluar ditemani oleh Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Thalhah dan Abdurrahman bin Auf hingga mereka sampai kepada Kaab bin Asyraf dan orang-orang Yahudi Bani Nadhir. Nabi {{saw}} meminta bantuan mereka tentang aqilah yang menjadi tanggungannya. Kemudian mereka berkata, "Baiklah silakan duduk terlebih dahulu, kami akan menjamu engkau, kemudian kami akan mengabulkan apa yang engkau pinta." Kemudian nabi {{saw}}. duduk; akan tetapi Hay bin Akhtab berkata kepada para sahabatnya, "Sekarang kamu belum pernah melihat nabi lebih dekat dari kali ini, nah sekarang lemparilah dia dengan batu dan bunuhlah ia, maka kamu tidak akan melihat kejahatan untuk selamanya." Kemudian mereka mengambil sebuah batu lumpang yang besar untuk mereka lemparkan kepada dia, akan tetapi Allah melumpuhkan tangan mereka sehingga tidak bisa mengangkat batu lumpang itu hingga malaikat Jibril datang dan membawa nabi {{saw}} dari tempat itu. Setelah itu turunlah ayat, "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak memanjangkan tangannya kepadamu..." (Q.S. Al-Maidah 11)</ref>
 
* Menjadikan tangan [[Abu Jahal]] kaku.
Baris 78:
 
=== Menghilang, menidurkan dan mengalahkan musuh ===
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan [[Amr bin at-Thufail]] dan [[Ibad bin Qays]] utusan dari [[Bani Amr]] pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan.<ref>Kauma (2000), hal 23-25.</ref>
 
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh [[Ummu Jamil]], bibi Muhammad ketika ia duduk di sekitar Ka'bah dengan Abu Bakar.<ref>Ibid, hal 185-187.</ref>
 
* Menghilang saat akan dibunuh [[Abu Jahal]] dimana saat itu ia sedang salat.<ref>Ibid, hal 28.</ref>
 
* Menidurkan 10 pemuda [[Mekkah]] yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir, kemudian ia berhasil melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk membunuhnya.
 
* Melemparkan segenggam [[pasir]] ke arah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada [[Perang Hunain]]<ref>Kesaksian lain dikemukakan oleh Abu Dzar, juga sahabat nabi. Ia mence­ritakan, “Kami bersama rasulullah {{saw}} dalam Perang Hunain, dan akusaya bersua dengan rasulullah yang mengendarai baghalnya. Ketika pasukan musuh me­ngepung rasulullah, dia turun dari baghalnya, kemudian mengambil se­geng­gam pasir, lalu menaburkannya ke wajah mereka seraya berdoa, ‘Semoga wajah mereka semua kelilipan olehnya.’ Maka tiada seorang pun di antara me­reka melainkan matanya kemasukan pasir dari genggaman itu hingga akhir­nya mereka pun lari tunggang lang­gang.” (HRHadits riwayat Muslim)</ref> dan [[Perang Badar]].<ref>Hakim bin Hizam, yang pada waktu itu masih di pihak musuh Islam, namun se­telah kejadian ini ia masuk Islam, men­ceritakan, “Ketika Perang Badar terjadi, rasulullah mengambil segenggam pa­sir, lalu menghadapi kami dan melem­parkan pasir itu kepada kami seraya mengucap, ‘Semoga wajah mereka se­mua kelilipan olehnya.’ Akhirnya, kami kalah dalam peperangan itu, dan Allah menurunkan firman-Nya, ‘...dan bukan kamu (Muhammad) yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar’ (Al-Anfal 8: 17) (HRHadits riwayat Thabarani dan Al-Haitsami)</ref>
 
=== Fenomena Alam ===
* Menghentikan gempa yang terjadi di Mekkah<ref>Gempa pertama di Mekkah, Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahwa dia berkata, “Apakah kalian tahu rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekkah. Bersama dia; Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung berguncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (Hadits riwayat Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya)</ref> dan Madinah,<ref>Gempa kedua di Madinah, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, dia berkata: “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka nabi menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” Di antara pelajaran besar dalam dua riwayat di atas bahwa ternyata gunung tidak layak berguncang saat ada 4 manusia terbaik ada di atasnya. Nabi harus menghentakkan kaki dan mengeluarkan perintah kepada gunung untuk menghentikan guncangan tersebut. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)</ref> dengan cara menghentakkan kakinya dan memerintahkan bukit supaya tenang.
 
* Menurunkan [[hujan]]<ref>Diriwayatkan oleh Anas bin Malik. (Sahih Bukhari, Volumn 002, Bukukan 017, Hadith Nomor;Jumlah 143).</ref> dan meredakan [[banjir]] saat [[musim kemarau]] tahun 6 [[Hijriah]] di [[Madinah]] yang saat itu mengalami musim [[kemarau]].<ref>Diriwayatkan oleh Anas: Pernah lama Madinah tidak turun hujan, sehingga terjadilah kekeringan yang bersangatan. Pada suatu hari Jumat ketika rasulullah {{saw}} sedang berkotbah Jumat, lalu berdirilah seorang Badui dan berkata: "Ya rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita. Berkata Anas: Mendengar permintaan badui tersebut, rasulullah mengangkat kedua tangannya ke langit (berdoa). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum rasulullah {{saw}} turun dari mimbarnya, hujan turun dengan selebat-lebatnya, sehingga rasulullah {{saw}} sendiri kehujanan, air mengalir melalui jenggot Dia. Hujan tidak berhenti sampai Jumat yang berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar, rumah-rumah sama terbenam. Maka datang Orang Badui berkata kepada rasulullah {{saw}}, Ya rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda. Berdoalah kepada Allah agar hujan diberhentikan di atas kota Madinah ini, agar hujan dialihkan ketempat yang lain yang masih kering. Rasulullah {{saw}} kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit berdoa: ''Allahuma Hawaaliinaa Wa laa Alainaa'' (Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan ditempat-tempat yang ada disekitar kami, jangan atas kami). Berkata Anas: Diwaktu berdoa itu rasulullah {{saw}} menunjuk dengan telunjuk dia kepada awan-awan yang dilangit itu, seakan-akan Dia mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Baru saja rasulullah menunjuk begitu berhentilah hujan di atas kota Madinah. (Sahih Bukhari, juz 8 no 115).</ref>
 
* Berbicara dengan [[gunung]] untuk mengeluarkan [[air]] bagi [[Uqa'il bin Abi Thalib]] yang kehausan.
Baris 98:
Matahari kembali muncul sesudah tenggelam. Peristiwa ini terjadi berkata doa nabi {{saw}}. untuk Ali bin Abi Thalib agar Ali dapat menunaikan salat Ashar pada waktunya.</ref>
 
* [[Terbelahnya bulan|Membelah bulan]] dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.<ref>"Telah hampir saat (qiamat) dan telah terbelah bulan." (Quran,Al-Qomar 54:1). Berita tentang terbelahnya bulan pada zaman nabi {{saw}} banyak diriwayatkan oleh para Shahabatsahabat, sehingga hadis tentang terbelahnya bulan adalah hadis Muthawatir. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud: "Pada masa hidup nabi {{saw}}, bulan terbelah dua dan melihat ini nabi {{saw}} bersabda: "Saksikanlah!" (Sahih Bukhari, juz 4 no 830). Diriwayatkan oleh Anas: "Ketika orang-orang Mekah meminta rasulullah {{saw}} untuk menunjukkan mukjizat, maka nabi menunjukkan bulan yang terbelah." (Sahih Bukhari, juz 4 no 831). Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: "Bulan terbelah menjadi dua pada masa hidup nabi {{saw}}." (Sahih Bukhari, juz 4 no 832). Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: "Orang-orang Mekah meminta nabi {{saw}} untuk menunjukkan sebuah mukjizat. Maka Dia menunjukkan bulan yang terbelah menjadi dua bagian, sehingga gunung Hira' itu dapat mereka lihat di antara dua belahannya." (Sahih Bukhari, juz 5 no 208). Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Diwaktu kami bersama-sama rasulullah {{saw}} di Mina, maka terbelah bulan, lalu sebelahnya berlindung dibelakang gunung, maka sabda rasulullah {{saw}}: "Saksikanlah! " Saksikanlah!" (Sahih Bukhari, juz 5 no 209). Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin 'Abbas: "Pada masa hidup nabi {{saw}} bulan terbelah menjadi dua." (Sahih Bukhari, juz 5 no 210). Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Bulan terbelah menjadi dua." (Sahih Bukhari, juz 5 no 211). Lihat juga di:(Sahih Bukhari, juz 6 no 350) (Sahih Bukhari, juz 6 no 387) (Sahih Bukhari, juz 6 no 388) (Sahih Bukhari, juz 6 no 389) (Sahih Bukhari, juz 6 no 390) (Sahih Bukhari, juz 6 no 391)</ref><ref>(Sahih Muslim, Kitab ''Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar'' juz 039 no 6721) (Sahih Muslim, Kitab ''Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar'' juz 039 no 6724) (Sahih Muslim, Kitab ''Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar'', juz 039 no 6725) (Sahih Muslim, Kitab ''Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar'', juz 039 no 6726) (Sahih Muslim, Kitab ''Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar'' juz 039 no 6728) (Sahih Muslim, Kitab ''Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar'' juz 039 no 6729) (Hadits sahih Muslim, juz 039 no 6730). (Hadits riwayat Muslim No.5010, 5013, 5015).</ref>
 
* Bumi menelan seorang Quraisy yang hendak membunuh Muhammad dan [[Abu Bakar]] pada saat [[hijrah]].
 
=== Makanan dan minuman ===
* Paha [[kambing]] yang telah diracuni berbicara kepada Muhammad setelah terjadi [[Perang Khaibar]].<ref>Wanita Yahudi yang memberi racun di daging kambing bernama [[Zainab binti Hârits]], Dari Ibnu Syihâb, ia mengatakan , “Dahulu Jâbir menceritakan bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar yang meracuni seekor kambing bakar. Kemudian menghadiahkannya kepada rasulullâh {{saw}}". Rasulullâh {{saw}} pun mengambil paha kambing itu dan memakannya. Beberapa Sahabat pun juga ikut makan bersama Dia. Tiba-tiba rasulullâh {{saw}} berkata kepada para Sahabat, "Jangan kalian makan!." Lalu rasulullâh {{saw}} mengutus seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun datang. Rasulullâh {{saw}} pun segera bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah meracuni kambing ini?" Wanita itu menjawab, "Siapa yang telah memberitahumu?" Rasulullâh {{saw}} menjawab, "Paha kambing ini yang telah mengabariku." Wanita itu berkata, "Ya" (akusaya telah meracuninya). Rasulullâh {{saw}} bertanya lagi, "Apa yang kamu kehendaki dari perbuatanmu ini?" Wanita itu berkata dalam hati, "Jika dia seorang nabi, makanan pasti itu tidak akan membahayakannya, dan jika dia bukan seorang nabi, maka kami akan selamat dari gangguannya." Selanjutnya rasulullâh {{saw}} memaafkan wanita itu dan tidak menghukumnya. Majalah As-Sunnah Edisi 10/Thn. XIII/Muharram 1431H/Januari 2010M.</ref>
 
* Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama [[Allah]].<ref>Diriwayatkan oleh Abdullah: "Sesungguhnya kami mendengar makanan yang dimakan rasulullah {{saw}} mengagungkan nama Allah." (Sahih Bukhari, juz 5 no 779).</ref>
 
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada [[Perang Khandaq]].<ref>Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah katanya: Semasa parit Khandak digali, akusaya melihat keadaan rasulullah {{saw}} dalam keadaan sangat lapar. Maka akupunsayapun segera kembali ke rumahku dan bertanya kepada isteriku, apakah engkau mempunyai sesuatu (makanan)? Kerana akusaya melihat rasulullah {{saw}} tersangat lapar. Isteriku mengeluarkan sebuah begkantung yang berisi satu cupak gandum, dan kami mempunyai seekor anak kambing dan beberapa ekor ayam. AkuSaya lalu menyembelihnya, manakala isteriku menumbuk gandum. Kami sama-sama selesai, kemudian akusaya memotong-motong anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Apabila akusaya hendak pergi memberitahu rasulullah {{saw}}, isteriku berpesan: Jangan engkau memalukanku kepada rasulullah {{saw}} dan orang-orang yang bersamanya. AkuSaya kemudiannya menghampiri rasulullah {{saw}} dan berbisik kepada Baginda: Wahai rasulullah! Kami telah menyembelih anak kambing kami dan isteriku pula menumbuk satu cupak gandum yang ada pada kami. Karena itu, kami menjemput baginda dan beberapa orang bersamamu. Tiba-tiba rasulullah {{saw}} berseru: Wahai ahli Khandak! Jabir telah membuat makanan untuk kamu. Maka kamu semua dipersilakan ke rumahnya. Rasulullah {{saw}} kemudian bersabda kepadakukepada saya: Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau buat roti adonanmu sebelum akusaya datang. AkuSaya pun datang bersama rasulullah {{saw}} mendahului orang lain. AkuSaya menemui isteriku. Dia mendapatiku lalu berkata: Ini semua adalah karena kamu, akusaya berkata bahawa akusaya telah lakukan semua pesananmu itu. Isteriku mengeluarkan adonan roti tersebut, rasulullah {{saw}} meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Kemudian Baginda menuju ke kuali kami lalu meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Setelah itu Baginda bersabda: Sekarang panggillah pembuat roti untuk membantumu dan cedoklah dari kualimu, tapi jangan engkau turunkannya. Ternyata kaum muslimin yang datang adalah sebanyak seribu orang. AkuSaya bersumpah demi Allah, mereka semua dapat memakannya sehingga kenyang dan pulang semuanya. Sementara itu kuali kami masih mendidih seperti sediakala. Demikian juga dengan adonan roti masih tetap seperti asalnya. Sebagaimana kata Ad-Dahhak: Masih tetap seperti asalnya. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).</ref>
 
* [[Roti]] sedikit cukup untuk orang banyak.<ref>Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Abu Talhah telah berkata kepada Ummu Sulaim: AkuSaya mendengar suara rasulullah {{saw}} begitu lemah. Tahulah akusaya baginda dalam keadaan lapar. Apakah engkau mempunyai sesuatu? Ummu Sulaim menjawab: Ya! Kemudiannya dia menghasilkan beberapa buku roti dari gandum dan setelah itu, mengambil kain tudungnya dan membungkus roti itu dengan separuh kain tudung, lalu disisipkan di bawah bajuku, sedangkan yang separuh lagi diselendangkan kepadaku. Selepas itu pula dia menyuruhku pergi ke tempat rasulullah {{saw}}. AkupunSayapun berangkat membawa roti yang dibungkus kain tudung itu. AkuSaya mendapatkan rasulullah {{saw}} yang sedang duduk di dalam masjid bersama orang-ramai dan berada di sisi mereka. Rasulullah {{saw}} bertanya: Abu Talhah yang mengutusmu? AkuSaya menjawab: Ya, benar! Rasulullah {{saw}} bertanya lagi: Untuk makanan? AkuSaya menjawab: Ya! Rasulullah {{saw}} bersabda kepada orang-ramai yang bersama baginda: Bangunlah kamu sekalian! Rasulullah {{saw}} lalu berangkat diiringi para sahabat dan akusaya berjalan di antara mereka untuk segera memberitahu Abu Talhah. Maka Abu Talhah berkata: Wahai Ummu Sulaim! Rasulullah {{saw}} telah datang bersama orang yang ramai, padahal kita tidak mempunyai makanan yang mencukupi untuk mereka. Dia menjawab: Allah dan rasulNya lebih tahu. Lalu Abu Talhah menjemput rasulullah {{saw}}, dan rasulullah {{saw}} pun masuk bersamanya. Rasulullah {{saw}} bersabda: Bawakan ke sini apa yang ada di sisimu wahai Ummu Sulaim! Ummu Sulaim terus membawa roti tersebut kepada baginda kemudian memerah bekas lemaknya untuk dijadikan lauk dimakan dengan roti. Kemudian rasulullah {{saw}} mendoakan makanan itu. Setelah itu baginda bersabda: Izinkan sepuluh orang masuk! Abu Talhah memanggil sepuluh orang Sahabat. Mereka makan sehingga kenyang kemudian keluar. Rasulullah {{saw}} menyambung: Biarkan sepuluh orang lagi masuk. Sepuluh orang berikutnya pun masuk dan makan sehingga kenyang lalu keluar. Rasulullah {{saw}} kemudian bersabda lagi: Suruhlah sepuluh orang lagi masuk. Demikian berlaku terus-menerus sehingga semua orang dapat makan hingga kenyang, padahal jumlah mereka adalah lebih kurang tujuh puluh atau delapan puluh orang. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).</ref>
 
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.<ref>Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar bahwa: ketika kami sedang bersama rasulullah dengan jumlah seratus tiga puluh orang. Nabi {{saw}} bertanya : Apakah ada yang mempunyai makanan? ternyata ada sekitar satu sha^ bersama seorang laki-laki, maka makanan itu dijadikan adonan, lalu datanglah seorang musyrik tinggi dengan rambut berantakkan yang membawa domba-domba yang sedang digiring. Apa domba-domba ini untuk dibeli atau diberi? Orang itu menjawab: untuk dijual, maka rasulullah {{saw}} membeli seekor domba, kemudian domba itu dimasak dan rasulullah memerintahkan supaya hati domba itu dipanggang. Abdurrahman berkata: Demi Allah, setiap seratus tiga puluh orang sahabat diberi sepotong dari hati domba itu, jika dia hadir maka diberikannya. Jika tidak hadir maka disimpan bagiannya.Abdurrahman berkata: Daging itu ditempatkan di dua bejana dan kami makan dari keduanya hingga kenyang, dan tersisa daging di dalam dua bejana itu sehingga saya meletakkannya di punggung unta. (Hadits sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).</ref>
 
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.<ref>Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar katanya Mereka yang disebut Ashaab As-Suffah adalah orang-orang miskin. Rasulullah {{saw}} pernah bersabda suatu ketika: Siapa mempunyai makanan untuk dua orang, dia hendaklah mengajak orang yang ketiga dan sesiapa mempunyai makanan untuk empat orang, dia hendaklah mengajak orang kelima, keenam atau seperti diriwayatkan dalam Hadis lain. Abu Bakar datang dengan tiga orang. Nabi pula pergi dengan sepuluh orang dan Abu Bakar dengan tiga orang yaitu akusaya, ibu dan bapaku. Tetapi akusaya tidak pasti adakah dia berkata: Isteriku dan khadamku berada di antara rumah kami dan rumah Abu Bakar. Abdul Rahman berkata lagi: Abu Bakar makan malam bersama nabi {{saw}} dan terus berada di sana sehinggalah waktu Isyak. Selesai sembahyang, dia kembali ke tempat nabi {{saw}} lagi, sehinggalah rasulullah {{saw}} kelihatan mengantuk. Sesudah lewat malam, barulah dia pulang. Isterinya menyusulinya dengan pertanyaan: Apa yang menghalang dirimu untuk pulang menemui tetamumu? Abu Bakar berkata: Bukankah engkau telah menjamu mereka makan malam? Isterinya menjawab: Mereka tidak mau makan sebelum engkau pulang, padahal anak-anak sudah mempersilakan tetapi mereka tetap enggan. AkupunSayapun berundur untuk bersembunyi. Lalu terdengar Abu Bakar memanggil: Hai dungu! Diikuti dengan sumpah-serapah. Kemudian dia berkata kepada para tetamunya: Silakan makan! Barangkali makanan ini sudah tidak enak lagi. Kemudian dia bersumpah: Demi Allah, akusaya tidak akan makan makanan ini selamanya! Abdul Rahman meneruskan ceritanya: Demi Allah, kami tidak mengambil satupun kecuali sisanya bertambah lebih banyak lagi, sehinggalah apabila kami sudah merasa kenyang, makanan itu menjadi bertambah banyak daripada yang sedia ada. Abu Bakar memandangnya ternyata makanan itu tetap seperti sedia atau bahkan lebih banyak lagi. Dia berkata kepada isterinya: Wahai saudara perempuanku! Bani Firas apakah ini? Isterinya menjawab: Tidak! Demi cahaya mataku, sekarang ini makanan tersebut bertambah tiga kali ganda lebih banyak daripada sediakala. Lalu Abu Bakar makan dan berkata: Sumpahku tadi adalah dari syaitan. Dia makan satu suap, kemudian membawa makanan tersebut kepada rasulullah {{saw}} dan membiarkannya di sana hingga pagi hari. Pada waktu itu di antara kami (kaum muslimin) dengan suatu kaum akan dilangsungkan satu perjanjian. Apabila tiba waktunya, kamipun menjadikan dua belas orang sebagai ketua saksi, masing-masing mengepalai beberapa orang. Hanya Allah yang tahu berapa orangkah sebenarnya yang diutuskan bersama mereka. Cuma yang pastinya rasulullah {{saw}} memerintah agar dipanggilkan mereka kesemuanya. Lalu kesemuanya makan dari makanan yang dibawa oleh Abu Bakar atau sebagaimana yang diriwayatkan dalam riwayat yang lain. (Sahih Bukhari, Muslim, Kitab Minuman).</ref>
 
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang [[Badui]] [[Bangsa Arab|Arab]] tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.<ref>Hadits riwayat Muslim.</ref>
 
* Ikan ''al-anbar'' menjadi hidangan bagi 300 pasukan Muhammad.<ref>Diceritakan oleh Jabir (Sahih Bukhari, Volume 007, Book 067, Hadith Number 402).</ref>
 
* Menjadikan minyak [[samin]] [[Ummu Malik]] tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad.<ref>Kauma (2000), hal 98-102.</ref>
 
* Wadah yang selalu penuh dengan air, walau sudah dituangkan hingga habis.<ref>Imran menceritakan: Wadah air yg penuh air dituangkan sampai habis tetapi tetap penuh kembali membuat sekampung masuk Islam. (Sahih Bukhari, Volume 1, Book 7, Number 340).</ref>
 
* Mengeluarkan air dari sumur yang ada di tengah gurun pasir, ketika [[Khalid bin walid]] pada saat itu masih menjadi musuhnya.<ref>[http://imtiazahmad.com/makkah/in_makkah_kemenangan_besar.htm “HISTORICAL“Historical EVENTSEvents OFof MAKKAH”Makkah” Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London)] Nabi Muhammad ({{saw}}) menghindar dari Khalid bin Walid menuju tempat yang tidak terdapat air. Dia menemukan sebuah sumur yang masih ada bekas jejak air di dasarnya. Dia masukkan sedikit air ke mulut dia lalu disemburkannya kedalam sumur, lalu dia minta salah seorang sahabat untuk membidikkan anak panah dia {{saw}} ke dasar sumur. Para sahabat pun kemudian menyaksikan air memancar dari dasar sumur itu sampai setinggi bibir sumur. Maka rombongan Muslimin pun mengisi penuh tempat-tempat air mereka dan mendirikan salat Dzuhur. Khalid bin Walid berkata kepada pasukannya, “Kita telah menyia-siakan kesempatan emas. Seharusnya tadi kita serang mereka selagi mereka sibuk salat. Kita akan serang mereka di waktu mereka mengerjakan salat berikutnya.” Pada waktu itu Allah (SWT) pun mewahyukan petunjuk-Nya kepada Muslimin perihal tata-cara mendirikan salat sewaktu dalam keadaan bahaya semisal perang. Salat semacam ini disebut Salatul-Khauf.</ref>
 
* Mengeluarkan mata air baru untuk pamannya [[Abu Thalib]] yang sedang kehausan.<ref>Satu mukjizat dari rasulullah {{saw}} diawal-awal kenabian adalah ada mata air yang keluar dari bawah kakinya. Seperti dikisahkan dalam kitab al-Khasa^ish, suatu ketika rasulullah {{saw}} berjalan bersama pamannya Abu Thalib. ketika sampai di daerah Dzi al Majaz, Abu Thalib merasa haus padahal mereka tidak membawa air. Rasulullah {{saw}} yang melihat pamannya kehausan menanyakan hal itu untuk memastikan, Abu Thalib membenarkan bahwa dirinya haus. Rasulullah {{saw}} kemudian mengorek-ngorek tanah yang dipijaknya, tak lama kemudian keluarlah air dari tanah itu dan dia {{saw}} mempersilahkan pamannya untuk minum.</ref>
Baris 131:
Merekapun membawa wanita itu kepada nabi {{saw}} lalu mereka mengabarkan kepada nabi apa yang terjadi. Lalu mereka meminta sang wanita untuk turun dari ontanya, lalu nabi {{saw}} meminta sebuah bejana kecil, lalu dia menumpahkan air dari bejana tersebut ke mulut dua tempat air milik sang wanita tersebut (Dalam riwayat lain: Nabi mengambil air dari dua tempat air tersebut lalu dia berkumur-kumur, lalu menumpahkan kembali kumuran dia ke kedua tempat air tersebut). Lalu dia menutup dengan kencang mulut dua tempat air tersebut dan membuka sumbat yang terdapat di bawah dua tempat air yang terbuat dari kulit tersebut sehingga mengalirlah air dari dua tempat air tersebut. Lalu diserukan kepada para sahabat "Minumlah…!! dan ambillah air..!!" Maka datanglah orang-orang minum dan mengambil air dari dua tempat air tersebut. Orang yang terakhir diberi air adalah seorang yang junub. Nabi memberikan satu bejana air dari dua tempat air tersebut dan berkata kepadanya "Guyurkanlah air ini pada dirimu". Semua kejadian ini disaksikan oleh sang wanita yang sedang berdiri memperhatikan apa yang terjadi dari air miliknya. Demi Allah air tersebut telah tertahan dari sang wanita (sehingga terus mengalir-pen), akan tetapi menyangka bahwasanya air yang tersisa di kedua tempat air tersebut lebih banyak dan lebih penuh daripada sebelumnya. Lalu nabi {{saw}} berkata, "Kumpulkan (makanan) untuk wanita ini!". Maka para sahabat pun mengumpulkan makanan untuknya seperti korma 'ajwah, tepung, dan sawiq (makanan dari gandum). Hingga akhirnya mereka mengumpulkan makanan dan diletakkan di atas kain lalu dinaikan ke onta wanita tersebut di hadapan wanita tersebut.
 
Nabipun berkata kepadanya, "Tahukah engkau bahwasanya kami tidak mengurangi airmu sedikitpun?, akan tetapi Allah-lah yang telah memberi air bagi kami". Lalu wanita tersebut pulang ke keluarganya dalam keadaan terlambat, maka mereka pun berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu datang terlambat?", Wanita itu berkata, "Suatu keajaiban, akusaya bertemu dengan dua orang lelaki, lalu mereka membawaku kepada orang yang disebut sebagai soobi' lalu orang itupun melakukan begini dan begitu…, demi Allah orang itu adalah orang yang paling pandai menyihir di antara ini dan itu". Sang wanita memberi isyarat dengan dua jarinya yaitu jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia mengangkat kedua jarinya tersebut ke arah langit dan berkata, "Dia adalah sungguh-sungguh utusan Allah". (HRHadits riwayat Al-Bukhari no. 337).</ref>
 
* Semangkuk [[susu]] yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah dan Muhammad.<ref>Diriwayatkan dari Abu Hurairah: demi Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, (kadang-kadang) akusaya tidur di atas tanah dengan perut lapar dan (kadang-kadang) akusaya ikatkan sebuah batu ke perutku untuk menahan lapar. Suatu hari akusaya duduk di jalan yang biasa dilalui mereka (Nabi Muhammad {{saw}} dan para sahabatnya). Ketika Abu Bakar lewat akusaya memintanya membacakan untukku sebuah ayat alquran dan akusaya memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu saja.
 
Kemudian Umar lewat didepanku dan akusaya memintanya membacakan untukku sebuah ayat dari kitab Allah dan akusaya memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu saja.
 
Akhirnya Abul Qasim (Nabi Muhammad {{saw}}) lewat dan ia tersenyum ketika melihatku karena ia tahu maksudku hanya dengan melihat wajahku. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!” akuSaya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda kepadaku, “Ikuti aku”saya”. Nabi Muhammad {{saw}} pergi dan akusaya berjalan dibelakangnya, mengikutinya.
 
Kemudian Nabi Muhammad {{saw}} masuk kedalam rumahnya dan akusaya meminta izin masuk kerumahnya dan diizinkan. Nabi Muhammad {{saw}} melihat semangkuk susu dan berkata, “Darimana ini?” mereka berkata, “Itu hadiah dari si fulan untukmu”. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!” akuSaya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Panggillah orang-orang shuffah”
 
Orang-orang shuffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki keluarga, uang atau seseorang yang dapat mereka mintai pertolongan dan setiap kali objek sedekah diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}, Nabi Muhammad {{saw}} akan memberikannya kepada mereka sedangkan Nabi Muhammad {{saw}} sendiri sama sekali tidak menyentuhnya, dan setiap kali hadiah apapun diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}, Nabi Muhammad {{saw}} akan memberikannya sebagian untuk mereka dan sebagian untuk diri Nabi Muhammad {{saw}}.
 
Perintah Nabi Muhammad {{saw}} itu membuatku kecewa dan akusaya berkata kepada diriku sendiri, “Bagaimana mungkin susu semangkuk cukup untuk orang-orang Shuffah?” menurutku susu itu hanya cukup untuk diriku sendiri. Nabi Muhammad {{saw}} menyuruhku memberikan susu itu kepada mereka. AkuSaya akan takjub seandainya masih ada sisa untukku. Tetapi bagaimanapun akusaya harus taat kepada perintah Allah dan rasul-Nya. Maka akusaya pergi menermuimenemui orang-orang Shuffah itu dan memanggil mereka.
 
Mereka pun berdatangan dan meminta izin masuk kedalam rumah. Nabi Muhammad {{saw}} memberi mereka izin. Mereka duduk di dalam rumah itu. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!” akuSaya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Bawalah susu ini dan berikan kepada mereka”. Maka akusaya membawa semangkuk susu itu kepada mereka satu persatu dan setiap mereka mengembalikannya kepadaku setelah meminumnya, mangkuk susu itu tetap penuh.
 
Setelah mereka semua selesai minum dari mangkuk susu itu akusaya memberikannya kepada Nabi Muhammad {{saw}} yang memegang mangkuk itu seraya tersenyum jenaka dan berkata kepadaku, “Wahai Abu Hirr!” akuSaya menjawab, “Labbaik ya rasulullah”. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Masih cukup untuk engkau dan aku”saya”, akusaya berkata, “Engkau berkata benar ya rasulullah!” Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Duduklah dan minumlah” akuSaya duduk dan meminumnya. Nabi Muhammad {{saw}} berkali-kali memintaku untuk meminumnya hingga akusaya berkata, “Tidak, demi Zat yang mengurusmu sebagai pembawa kebenaran, perutku sudah sangat kenyang”. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Berikan kepadaku”. Ketika kuberikan mangkuk itu kepadanya, Nabi Muhammad {{saw}} memuji dan menyebut nama Allah dan meminum sisa susu itu. (Hadits riwayat Sahih Bukhari).</ref>
 
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.<ref>Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Sesungguhnya beberapa orang dari daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui rasulullah {{saw}} mereka telah mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu rasulullah {{saw}} bersabda kepada mereka: Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu minumlah susu dan air kencingnya. Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik rasulullah {{saw}}, kemudian peristiwa itu diceritakan kepada rasulullah {{saw}}. Lalu baginda memerintahkan kepada para Sahabat agar menangkap mereka. Setelah ditangkap lalu mereka dihadapkan kepada baginda {{saw}}. Maka rasulullah {{saw}} pun memotong tangan dan kaki serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam) sehingga mereka meninggal dunia. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab qishas dan diyat).</ref>
 
=== Bayi, hewan, tumbuhan dan benda mati ===
* Seorang bayi berumur satu hari bersaksi atas kerasulan Muhammad.<ref>[http://filsafatislam.net/?p=600 ''Prophethood for Teens'', Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah {{saw}}.] Seorang bayi berumur satu hari ditanya oleh Nabi Muhammad {{saw}}., “Siapakah akusaya?” dan dia menjawab, “Engkau adalah nabi Allah.” Sejak saat itu, dia dapat berbicara. (Diriwayatkan oleh Khatib).</ref>
 
* Bayi berumur 2 tahun memberi salam kepada Muhammad.<ref>[http://filsafatislam.net/?p=600 ''Prophethood for Teens'', Bukti (11c): Mukjizat rasulullah {{saw}}.] Seorang penyembah berhala wanita, yang sering mencaci maki Nabi Muhammad {{saw}}, bertemu Nabi {{saw}}. dengan bayi berumur dua tahun di pundaknya. Bayi tersebut memberi salam kepadanya, mengejutkan ibunya yang penyembah berhala. Ketika ditanya, bayi tersebut menjawab bahwa dia telah diberitahu oleh Tuhan segala alam tentang Nabi Muhammad {{saw}}.</ref>
 
* Persaksian seekor [[srigala]]<ref>Abi said al-Khudri berkisah, ketika seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya, tiba-tiba ada seekor serigala yang berusaha memangsa dombanya. Sang penggembala itupun segera mencegahnya. Setelah gagal memangsa domba, serigala itu akhirnya duduk dan berkata kepada si penggembala, ”Apakah engkau tidak takut kepada Allah? Engkau telah menghalangiku untuk mengambil rezekiku. Si penggembala berkata “Aneh, ada serigala yang bisa berbicara seperti manusia.“ Si serigala berkata, ”Engkau ini yang lebih aneh. Engkau sibuk menggembala domba-dombamu dan meninggalkan seorang nabi yang tidak pernah ada nabi yang lebih agung yang diutus Allah melebihi dirinya. Baginya telah dibukakan pintu-pintu sorga dan para penghuni sorga yang mulia menyaksikan perbuatan sahabat-sahabat dia. Padahal antara dirimu dengan nabi hanya dibatasi oleh lembah ini. Sang penggembala domba ini berkata, ”Lantas siapa yang akan menjaga domba ini sampai akusaya kembali?” Serigala itu menjawab, ”Aku”Saya yang akan menjaganya sampai kau kembali,” Sang penggembala itu kemudian menyerahkan penjagaan dombanya kepada serigala dan ia pun berangkat menuju ke tempat rasulullah. Setelah sampai, iapun menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada rasulullah. Setelah ia masuk Islam dan mendapatkan ilmu dari rasulullah, dia memberi perintah kepada penggembala itu, ”Kembalilah kepada gembalamu, niscaya engkau dapati gembalaanmu masih dalam keadaan lengkap.” Ia pun segera kembali dan mendapati hewan gembalaanya dalam keadaan lengkap tak berkurang seekor apapun. Setelah itu ia pun menyembelih seekor dombanya untuk serigala tadi. (Kitab Anwarul muhammadiyah oleh Assayyid Alhabib Muhammad Rafiq Bin Luqman Alkaff Gathmyr. Hadits sahih Bukhari Juz 3 no 517)</ref> dan [[dhab]] (sejenis biawak pasir)<ref>[http://books.google.co.id/books?id=rf0MjJ5kVmkC&printsec=frontcover&dq=mukjizat+Muhammad&hl=en&ei=dbZiTL-ZH43ZcdetuKUJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CDUQ6AEwAg#v=onepage&q&f=false Mukjizat nabiku Muhammad, hal.29. By Muhammad Ash-Shayyim.]</ref><ref>[http://filsafatislam.net/?p=600 ''Prophethood for Teens'', Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah {{saw}}.] Suatu hari seorang Arab berkata, “Siapa ini?” Rasulullah, jawab mereka. “Demi Latta dan ‘Uzza,” Jawab orang tersebut, “Kau adalah musuh terbesarku, dan agar kaumku tidak menyebutku lamban, kubunuh kau.” “Berimanlah,” kata nabi {{saw}}. Orang Arab tersebut melempar kadal hijau dari lengan bajunya, dan berkata, “Aku“Saya tidak akan beriman sampai kadal ini beriman.” Tiba-tiba kadal itu dalam bahasa Arab yang elok berseru, “Wahai hiasan dari semua yang akan dikumpulkan pada hari pembalasan, kau akan memimpin orang-orang yang ikhlas ke surga.” “kepada siapa kamu menyembah?” kata nabi {{saw}}. Kadal tersebut menjawab, “kepada Tuhan yang menguasai melebihi segala, Yang Maha Tahu, dan telah menjadikan api sebagai alat penghukumnya.” “Siapa akusaya?” Muhammad {{saw}} melanjutkan. Kadal tersebut menjawab, “Engkau adalah utusan Tuhan semesta alam, dan penutup para nabi. Bahagialah orang yang mengenalmu, dan tiada harapan orang yang mengingkarimu. “Tidak ada bukti yang lebih jelas daripada ini,” Kata orang Arab tersebut, “dan walaupun akusaya datang ke sini menganggapmu musuh terbesarku, akusaya sekarang mencintaimu lebih dari hidupku, ayahku, atau ibu. Kemudian dia mengulangi syahadatnya, menjadi Muslim, dan kembali ke Bani Salim, asalnya, kemudian lebih membawa seribu orang lebih untuk memeluk Islam.</ref> terhadap kerasulan Muhammad.
 
* Seekor [[kijang]] berbicara kepada Muhammad.<ref>Diriwayatkan oleh Abu Na'im di dalam kitab 'Al-Hilyah' bahwa seorang lelaki lewat di sisi nabi {{saw}}. dengan membawa seekor kijang yang ditangkapnya, lalu Allah Taala (Yang berkuasa menjadikan semua benda-benda berkata-kata) telah menjadikan kijang itu berbicara kepada nabi {{saw}}: "Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya akusaya mempunyai beberapa ekor anak yang masih menyusu, dan sekarang akusaya sudah ditangkap sedangkan mereka sedang kelaparan, oleh itu haraplah perintahkan orang ini melepaskan akusaya supaya akusaya dapat menyusukan anak-anakku itu dan sesudah itu akusaya akan kembali ke mari." Bersabda rasulullah {{saw}}. "Bagaimana kalau engkau tidak kembali kesini lagi?" Jawab kijang itu: "Kalau akusaya tidak kembali ke mari, nanti Allah Ta'ala akan melaknatku sebagaimana Ia melaknat orang yang tidak mengucapkan shalawat bagi engkau apabila disebut nama engkau disisinya. "Lalu nabi {{saw}} pun bersabda kepada orang itu: "Lepaskan kijang itu buat sementara waktu dan aku jadisayajadi penjaminnya. "Kijang itu pun dilepaskan dan kemudian ia kembali ke situ lagi. Maka turunlah malaikat Jibril dan berkata: "Wahai Muhammad, Allah Ta'ala mengucapkan salam kepada engkau dan Ia (Allah Ta'ala) berfirman: "Demi KemuliaanKu dan KehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasihkan umat Muhammad dari kijang itu kasihkan anak-anaknya dan Aku akan kembalikan mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau."</ref>
 
* Berbicara dengan beberapa ekor [[unta]].<ref>Ketika itu kami bersama Nabi Muhammad {{saw}} tengah berada dalam sebuah peperangan.Tiba-tiba datang seekor unta mendekati dia, lalu untu tersebut berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku. AkuSaya berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang hendak menyembelihku." Mendengar pengaduan sang unta, rasulullah {{saw}} memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada dia. Unta itu pun dibebaskan oleh nabi kami Muhammad {{saw}}.</ref><ref>Juga ketika kami tengah bersama Muhammad {{saw}}, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman sambil menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta perlindungan karena tangannya hendak dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang berkata bohong. Kemudian unta itu berbicara dengan nabi kami Muhammad {{saw}}, "Wahai rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah yang telah memberikan pengakuan palsu karena mereka telah dipaksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi."</ref><ref>Muhammad berbicara dengan seekor unta pembawa hadiah raja [[Habib bin Malik]] untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk [[Abu Jahal]] melainkan untuk Muhammad.</ref>
 
* Unta besar yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal.<ref>Sejarah Hidup Muhammad karya Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 126. Keesokan harinya Abu Jahal mengambil batu. Kemudian duduk menanti rasulullah. Rasulullah {{saw}} pun datang dan melakukan salat. Ketika rasulullah {{saw}} sedang sujud, Abu Jahal mengangkat batu, kemudian menuju kearah dia. Ketika sudah mendekati dia, Abu Jahal berbalik ketakutan dengan muka pucat, dan kedua tangannya tidak kuat lagi menahan batu tersebut sehingga ia lemparkan. Abu Jahal kemudian didatangi oleh tokoh-tokoh Qurasih dan mereka bertanya, “Wahai Abul Hakam, apa yang terjadi padamu?” Abu Jahal menjawab, “...setelah akusaya mendekatinya, tampak kepadaku didekatnya seekor unta jantan. AkuSaya sama sekali belum pernah melihat unta jantan seperti itu, baik kepala, pangkal leher dan taringnya. Dia hampir menerkamku.” Ibnu Ishaq berkata, “Disebutkan kepadaku bahwa rasulullah {{saw}} bersabda, “ Itu adalah Jibril alahis salam. Seandainya dia mendekat, pasti akan diterkamnya.”</ref>
 
* Seekor burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.<ref>"Bahwa ada seekor burung bersedih karena kehilangan anaknya. Burung itu mengepakkan sayapnya di atas kepala nabi dan berbicara dengannya. Lalu dia bersabda, 'Siapakah di antara kalian yang telah membuat burung ini kehilangan anaknya?' Seorang lelaki menjawab: 'Saya.' Dia bersabda, "Kembalikanlah anaknya." (Hadits Ar-Razi) Kami pernah bersama nabi {{saw}} dalam suatu perjalanan. Dia keluar dari rombongan untuk suatu keperluan. Lalu kami melihat seekor burung humarah (berwarna merah) bersama dua anaknya. Maka kami mengambil kedua anaknya itu. Burung humarah itu terbang mendekat kebumi pada saat nabi {{saw}} datang. Dia bersabda, "Siapakah yang telah membuat burung ini sedih karena kehilangan anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya."(Diriwayatkan oleh Abu Dawud). Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, hal 27-28 By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.</ref>
 
* Seekor anjing yang membunuh salah satu petinggi [[Kekaisaran Mongolia|kerajaan Mongol]] karena telah mencela Muhammad.<ref>Ada sebagian petinggi kerajaan mongol yang masuk Kristen, maka sekelompok petinggi Kaum Kristen dan Mongol hadir mengunjunginya, lalu mulailah salah satu dari mereka merendahkan nabi. Ketika itu, di sana ada anjing pemburu yang terikat, maka ketika orang tersebut terlalu banyak merendahkan dia, anjing itu melompat ke arahnya dan mencakarnya, tapi kemudian orang-orang menyelamatkannya. Sebagian yang hadir mengatakan: "Ini disebabkan celaanmu kepada Muhammad". Dia mengatakan: "Bukan, tapi karena anjing ini tinggi hati, sehingga ketika akusaya memberi isyarat dengan tanganku, ia mengira akusaya ingin memukulnya".
Lalu dia pun kembali lagi mencela dia, bahkan ia memanjangkannya. Maka anjing itu melompat lagi kepadanya, mencekik lehernya dan mencabiknya, sehingga dia mati seketika. Karena kejadian ini, 40 ribu orang mongol akhirnya masuk Islam. (Kitab Addurorul Kaminah, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar 4/153).</ref>
 
* [[Pohon kurma]] dapat berbuah dengan seketika.<ref>Diriwayatkan oleh Jabir: "Sewaktu bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang yang banyak. Kemudian, akusaya mendatangi rasulullah {{saw}} untuk melaporkan kepada Dia mengenai utang bapakku. AkuSaya berkata kepada rasulullah: Ya rasulullah, bapakku telah meninggalkan banyak hutang. AkuSaya sendiri sudah tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali yang keluar dari pohon kurma. Akan tetapi pohon kurma itu sudah dua tahun tidak berbuah. Hal ini sengaja akusaya sampaikan kepada rasulullah agar orang yang memiliki piutang tersebut tidak berbuat buruk kepadaku. Kemudian rasulullah mengajakku pergi ke kebun kurma. Sesampainya disana dia mengitari pohon kurmaku yang dilanjutkan dengan berdoa. Setelah itu dia duduk seraya berkata kepadaku, "Ambillah buahnya." Mendengar perintah rasulullah {{saw}} tersebut, akusaya langsung memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya yang tiba-tiba berbuah. Buah kurma itu kupetik sampai cukup jumlahnya untuk menutupi utang bapakku, bahkan sampai lebih." (Hadits sahih Bukhari Juz 4 no 780).</ref>
 
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.<ref>Ratapan batang pohon kurma kepada Rasulullahrasulullah {{saw}}, dan tangisannya dengan suara keras yang bisa didengar seluruh orang yang berada di masjid dia. Itu terjadi setelah rasulullah {{saw}}. meninggalkannya. Sebelumnya rasulullah {{saw}}. berkhutbah di atas batang tersebut sebagai mimbar dia. Ketika dia telah dibuatkan mimbar, dan tidak naik lagi ke atas batang kurma tersebut, batang tersebut meratap menangis dan rindu kepada rasulullah {{saw}}. Suara tangisnya seperti tangis unta yang hamil sepuluh bulan. Batang pohon kurma tersebut tidak berhenti menangis hingga rasulullah {{saw}}. datang padanya, dan meletakkan tangannya yang mulia di atasnya. Ia pun berhenti menangis.</ref><ref>Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah, "Sang nabi sering berdiri dekat sebuah pohon palem kurma. Ketika sebuah tempat duduk disediakan baginya, kami mendengar pohon itu menangis bagaikan unta betina hamil sampai sang nabi jongkok dan memeluk pohon itu. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.II no.41).</ref><ref>Dikisahkan oleh Ibnu Umar, "Sang nabi sering berkutbah sambil berdiri dekat batang pohon kurma. Ketika dia dibuatkan tempat duduk, dia lebih memilih duduk. Pohon kurma itu mulai menangis dan sang nabi menghampirinya, mengelusnya dengan tangannya (agar pohon itu berhenti menangis). (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.IV no.783 dan At-Tirmidziy dalam Sunannya (505).</ref>
 
* Sebuah tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada [[Qatadah|Qatadah bin Nu'man]] sebagai obor penerang jalannya pulang.<ref>Nabi telah memberi Qatadah bin Nu'man sebuah tandan kurma, setelah salat Isya berjamaah bersamanya pada malam yang gelap gulita. Dia bersabda, "Pulanglah dengan membawa tandan ini. Ia akan menyinarimu dari kedua tanganmu sepuluh kali telapak tanganmu. Jika memasuki rumah, kamu akan melihat sesuatu berwarna hitam, maka pukullah dia hingga keluar, karena dia itu adalah setan." Maka Qatadah pulang dan tandan kurma itu menyinari hingga dia masuk kedalam rumahnya dan menemukan warna hitam lalu dipukulnya hingga keluar. (Hadits riwayat Abu Na'im dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa," hal 17-18, Byoleh Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).</ref>
 
* Memanggil sebuah pohon untuk mendekatinya, karena untuk menambahkan pembuktian atas kenabiannya kepada Rukanah.<ref name="Sirah Nabawiyah" />
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui).<ref>Kisahnya, orang Arab dusun mendekat kepada dia, kemudian dia bersabda kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Apakah engkai ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Kebaikan apa?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Pohon ini.” Dia bersabda begitu sambil menunjuk ke arah salah satu pohon di tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan dia. Dia meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun bersaksi seperti sabda rasulullah {{saw}}.</ref><ref>Pohon berpindah tempat. Dikisahkan pula oleh Ibnu Abbas. Seorang Arab Badui datang kepada Muhammad dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu bahwa engkau seorang nabi?" Rasul menjawab, "Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah rasulallah." Si Arab Badui setuju. Rasul kemudian memanggil pohon kurma itu dan pohon itu bergerak menghampiri nabi {{saw}} lalu merunduk dihadapannya. Setelah itu, rasul menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia pun kembali ke tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan disitu juga. (Hadits riwayat Tirmidzi).</ref>
 
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui).<ref>Kisahnya, orang Arab dusun mendekat kepada dia, kemudian dia bersabda kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Apakah engkai ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Kebaikan apa?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Pohon ini.” Dia bersabda begitu sambil menunjuk ke arah salah satu pohon di tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan dia. Dia meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun bersaksi seperti sabda rasulullah {{saw}}.</ref><ref>Pohon berpindah tempat. Dikisahkan pula oleh Ibnu Abbas. Seorang Arab Badui datang kepada Muhammad dan berkata, "Bagaimana akusaya bisa tahu bahwa engkau seorang nabi?" Rasul menjawab, "Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah rasulallah." Si Arab Badui setuju. Rasul kemudian memanggil pohon kurma itu dan pohon itu bergerak menghampiri nabi {{saw}} lalu merunduk dihadapannya. Setelah itu, rasul menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia pun kembali ke tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan disitu juga. (Hadits riwayat Tirmidzi).</ref>
* Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan.<ref>Dalam perjalan, Dia ingin membuang hajat. Diceritakan dari Jabir ibn Abdillah RA, ia bercerita: "Pada suatu hari saya berjalan bersama rasulullah {{saw}}, kami tiba dilembah yang luas, tiba-tiba rasulullah ingin buang hajat. Saya mengikutinya dengan membawakannya air, rasulullah {{saw}} melihat ke kanan dan kiri ternyata tidak ada yang dapat dijadikan tirai (penghalang) kecuali dua pohon yang berjauhan di pinggir lembah. Rasulullah {{saw}} kemudian berjalan menuju kearahnya dan memetik batangnya sambil berkata: 'Ikut aku dengan izin Allah.' Rasulullah berjalan menuju pohon yang satunya melakukan hal yang sama. Kedua pohon tadi berjalan bersama rasulullah {{saw}} dan menjadi tirai bagi rasulullah {{saw}}. Tak lama kemudian saya mendengar suara orang yang datang, ternyata rasulullah{{saw}} dan saya melihat pohon itu sudah kembali ke tempat asalnya." (Lihat Sahih Muslim, hadits nomor 5328)</ref>
 
* Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan.<ref>Dalam perjalan, Diadia ingin membuang hajat. Diceritakan dari Jabir ibnbin Abdillah RA, ia bercerita: "Pada suatu hari saya berjalan bersama rasulullah {{saw}}, kami tiba dilembah yang luas, tiba-tiba rasulullah ingin buang hajat. Saya mengikutinya dengan membawakannya air, rasulullah {{saw}} melihat ke kanan dan kiri ternyata tidak ada yang dapat dijadikan tirai (penghalang) kecuali dua pohon yang berjauhan di pinggir lembah. Rasulullah {{saw}} kemudian berjalan menuju kearahnya dan memetik batangnya sambil berkata: 'Ikut akusaya dengan izin Allah.' Rasulullah berjalan menuju pohon yang satunya melakukan hal yang sama. Kedua pohon tadi berjalan bersama rasulullah {{saw}} dan menjadi tirai bagi rasulullah {{saw}}. Tak lama kemudian saya mendengar suara orang yang datang, ternyata rasulullah{{saw}} dan saya melihat pohon itu sudah kembali ke tempat asalnya." (Lihat Sahih Muslim, hadits nomor 5328)</ref>
 
* Batang kayu yang kering menjadi hijau kembali ditangannya.
 
* [[Permadani]] yang besaksi atas kerasulan Muhammad atas permintaan Malik bin as-Sayf.<ref>Suatu hari sekelompok orang Yahudi menemui rasulullah {{saw}}., Malik bin as-Sayf, satu dari mereka, berkata “Engkau meyatakan dirimu adalah Utusan Allah, namun akusaya tidak percaya pada misimu hingga permadani yang akusaya duduki menyaksikan kenabianmu.” Sedangkan Abu Lababah, seorang Yahudi yang lain dalam kelompok tersebut, menyatakan bahwa ia tidak akan percaya hingga cemeti yang ia pegang di tangannya memberikan kesaksian yang serupa. Seorang Yahudi yang lain Ka’ab bin al-Asyraf menyatakan hal yang serupa dengan rekan-rekannya hingga keledainya menyaksikan kebenaran nabi.
 
Rasulullah {{saw}}. bersabda: “Tidaklah bagi hamba Yang Maha Tinggi, setelah bukti mukjizat misi mereka telah dikaruniakan pada mereka, untuk menganggap diri mereka sendiri menunjukkan bukti seperti yang kamu inginkan. Sebaliknya, mereka harus merendah pada Tuhan dan menaatiNya, dan ridha dengan apa yang ingin Ia Karuniakan pada mereka. Namun bukankah penjelasan tentang akusaya dan kenabianku yang ada dalam Taurat, Injil dan suhuf Ibrahim cukup untuk meyakinkanmu kebenaran pernyataanku?”
 
“...dan tidakkah kamu menemukan bukti dalam kitab-kitab tersebut bahwa Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, penerusku, khalifah dan ciptaan terbaik setelah akusaya? Tidakkah cukup bagimu bahwa Allah telah menganugerahkan kepadaku suatu mukjizat yang demikian jelas sepeti Qur’an yang seluruh manusia bersama-sama tidak ada yang mampu membuat (serupa dengan Qur’an)?"
 
“Saya tidak berani memohon pada Tuhanku untuk memberikan keinginan-keinginanmu yang tidak masuk akal, namun akusaya tegaskan bahwa bukti-bukti mukjizat misiku yang Ia telah kehendaki terwujud, adalah cukup memuaskanku dan meyakinkanmu. Jika sekarang Ia berkehendak menganugerahkan apa yang engkau minta, itu adalah dari ketakterhinggaan karuniaNya padaku dan padamu! Jika Ia tidak memenuhi keinginan-keinginanmu, itu adalah karena hal tersebut adalah sia-sia, terutama karena Ia telah membawakan bukti yang lengkap bagi keimanan.
Rasulullah {{saw}} belum lama selesai menyelesaikan sabdanya, maka kemudian dengan kekuatan Ilahiah, permadani yang diduduki oleh Malik bin as-Sayf berbicara dan berkata:
 
“Aku“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Satu Tuhan Yang Maha Indah, yang tidak memiliki sekutu, (namun) Sendiri dalam mencipta dan mengatur segala sesuatu. Kepadanya seluruh maujud bergantung, sedangkan Ia bebas dari ketergantungan terhadap apa pun. Baginya perubahan dan kerusakan adalah mustahil. Ia tak memiliki istri, tak memiliki anak, dan tiada yang menemaniNya dalam kerajaanNya (KekuasaanNya), dan akusaya bersaksi bahwa engkau, wahai Muhammad, adalah hambaNya dan utusanNya yang telah Ia utus sebagai petunjuk agama, dan nabi dari keimanan yang benar, dan yang Ia ingin menangkan di atas seluruh agama lain, walaupun orang-orang yang musyrik tidak menyukainya, dan akusaya juga bersaksi bahwa ‘Ali bin Abi Thalib adalah saudaramu, penerusmu dan khalifah ummatmu, dan makhluk terbaik setelahmu.
 
Barangsiapa mencintainya mencintaimu, dan musuhnya adalah juga musuhmu. Barangsiapa menaatinya menaatimu, barangsiapa melawannya melawanu, dan barangsiapa menaatimu menaati Allah, dan layak memperoleh kebahagiaan dan keridhaanNya. Barangsiapa tidak menaatimu, tidak menaati Allah dan akan memperoleh siksa neraka yang paling pedih.”Menyaksikan permadani tersebut bersaksi seperti itu, orang-orang Yahudi tersebut tercengang. Namun mereka mengatakan bahwa kejadian tersebut hanyalah sihir yang nyata.
 
Pernyataan tersebut membuat permadani tersebut naik dan membuang orang-orang Yahudi yang duduk di atasnya, dan dengan kekuatan Ilahiah kembali permadani tersebut berbicara dan berkata: “Yang Maha Tinggi mengaruniakan kepadaku bahwa akusaya adalah sebuah permadani, dan Ia membuatku bersaksi atas KetunggalanNya dan KeagunganNya, dan bersaksi bahwa NabiNya Muhammad adalah nabi yang paling utama, dan utusan bagi semua makhluk dan dibangkitkan dalam keadilan dan kebenaran bersama hamba-hamba Allah. (Ia membuatku) juga bersaksi atas imamah saudaranya, penerusnya dan wazirnya, dan diciptakan dari cahayanya, temannya, kepercayaannya, dan pengemban amanahnya, pelaksana janji-janji Muhammad, penolong teman-temannya, dan menakluk musuh-musuhnya.
 
“Aku“Saya taat pada ia yang Muhammad telah menunjuknya sebagai Imam, dan membenci musuhnya. Oleh karena itu, tidaklah layak orang-orang kafir menginjakku dan duduk di atasku, tidak ada yang layak melakukan itu padaku kecuali mereka yang beriman pada Allah, rasulNya dan penerusnya.” Maka nabi {{saw}} memerintahkan pada Salman, Abu Dzar, Miqdad, dan Amir duduk di atas permadani tersebut, dan berkata, “Engkau telah beriman pada apa yang elah disaksikan olehnya.”
Kemudian Ia Yang Maha Tinggi berturut membuat cemeti di tangan Abu Lababah maupun keledai Ka’ab bin al-Asyraf berbicara dan bersaksi atas KetuggalanNya, kenabian rasulullah Muhammad {{saw}} dan imamah Imam ‘Ali bin Abi Thalib.. Namun mereka semua tetap tidak beriman pada kebenaran rasulullah {{saw}}!
 
Setelah orang-orang Yahudi tersebut pergi maka turunlah ayat: “Sesungguhnya orang-orang kafir (ingkar) sama saja bagi mereka kamu peringatkan atau tidak kauperingatkan, mereka tak beriman.” (Al-Baqarah:6)</ref>
 
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.<ref>Diriwayatkan oleh IbnIbnu Umar: Rasulullah {{saw}} naik keatas mimbar dan berkotbah. Sedang Rasulullah {{saw}} berkotbah, rasulullah {{saw}} mendengar mimbar itu menangis seperti tangisan anak kecil, sehingga seakan-akan mimbar itu mau pecah. Lalu rasulullah {{saw}} turun dari mimbar dan merangkul mimbar itu sehingga tangisnya berkurang sampai mimbar itu diam sama sekali. Rasulullah {{saw}} berkata, "Mimbar itu menangis mendengar ayat-ayat Allah dibacakan di atasnya." (Sahih Bukhari juz 4 no 783).</ref>
 
* [[Batu]],<ref>Jabar bin Samurah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Aku“Saya bisa mengenal batu-batu yang biasa mengucapkan salam kepadaku, bahkan ketika akusaya belum menjadi Rasulrasul. Bahkan sekarangpun akusaya bisa mengenalinya.” (Hadits riwayat Muslim dalam Kitab Shohih Muslim (1782)).</ref> pohon dan gunung<ref>Ucapan salam dari pohon dan batu. Ali bin Abu Thalib meriwayatkan, "Saya sedang bersama nabi {{saw}} di Mekkah. Setiap gunung dan pohon yang dilewatinya mengucapkan, 'As-Salaamu 'alayka yaa rasulallah' (Semoga keselamatan selalu menyertaimu, wahai rasulallah),'" (Hadits Muslim dalam Misykat). 300 Mukjizat Muhammad {{saw}} oleh Badr A Zimbadani.</ref> memberi salam kepada Muhammad.<ref>Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdul Malik bin Ubaidillah bin Abu Sufyan bin Al-Ala' bin Jariyah Ats-Tsaqafi berkata kepadaku dan ia mendengar dari beberapa orang berilmu," Jika rasulullah {{saw}} - ketika Allah berkehendak memuliakannya dan memberikan kenabian kepadanya- ingin keluar untuk buang hajat, dia pergi ke tempat yang jauh hingga rumah-rumah tidak terlihat olehnya dan berhenti di syi'ab (jalan di antara dua bukit) Makkah, dan lembah-lembahnya. Setiap kali dia berjalan melewati batu dan pohon, pasti keduanya berkata, 'As-Salaamu Alaika ya rasulullah.' Rasulullah {{saw}} menoleh ke sekitarnya; kanan, kin, dan belakang, namun tidak melihat apa-apa kecuali pohon dan batu. Itulah yang terjadi pada rasulullah {{saw}} dalam jangka waktu tertentu; bermimpi dan mendengar salam hingga Jibril datang kepada dia dengan membawa kemuliaan dari Allah ketika dia berada di Gua Hira' pada bulan Ramadhan." Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Jilid 1 : 196.</ref>
 
* Batu kerikil bertasbih ditelapak tangan Muhammad.<ref>Dari Abu Dzar ia berkata, "Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi nabi {{saw}}. Saya melihat beberapa batu kerikil yang dipegang dia mengucapkan tasbih. Saat itu di antara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Mereka semua yang hadir dipertemuan itu mendengar tasbih benda tersebut. Kemudian batu-batu kerikil itu oleh nabi {{saw}} diserahkan kepada Abu Bakar yang dapat didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan itu. Ketika diberikan lagi kepada dia kerikil itupun masih tasbih ditangan dia, kemudian dia menyerahkan kepada Umar dan batu kerikil itu pun mengucapkan tasbih ditangannya yang bisa didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan. Kemudian nabi {{saw}} menyerahkan kepada Utsman dan ia pun mengucapkan tasbih ditangannya. Tetapi ketika oleh nabi batu kerikil itu diserahkan kepada kamu, ia tidak mau bertasbih bersama seorang pun di antara kami. (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam buku haditsnya ''Al-Mu'jamul Ausath'' nomor 1244 dan oleh Abu Nu'man dalam ''Dalaa'ilun Nubuwwah'' I/404.).</ref>
 
* Memanggil batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan [[Ikrimah bin Abu Jahal]].<ref>Ikrimah bin Abu Jahal ra. Dia berkata, "Jika kamu memang benar seorang nabi, maka panggilah batu yang ada diseberang itu agar berenang dan tidak tenggelam." Lalu nabi mengisyaratkan tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan mengapung di atas air hingga sampai kepada nabi {{saw}}. Begitu menyaksikan itu Ikrimah bersaksia atas kerasulannya, nabi berkata kepadanya, "Ini cukup bagimu." Ikrimah berkata, "Batu itu kembali lagi hingga tempatnya semula."</ref>
Baris 215 ⟶ 217:
* Berbicara dengan gilingan tepung [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] yang takut dijadikan batu-batu [[neraka]].
 
* mengubahMengubah [[emas]] hadiah raja [[Habib bin Malik]] menjadi [[pasir]] di [[Gunung Abi Qubaisy]].
 
* Memerintahkan gilingan [[tepung]] untuk berputar dengan sendirinya.<ref>Kisah dari Abu Hurayrah.</ref>
Baris 224 ⟶ 226:
* Menyembuhkan betis [[Ibnu al-Hakam]] yang terputus pada [[Perang Badar]], kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa merasakan sakit sedikit pun.
 
* Menyembuhkan mata [[Qatadah]] tergantung di pipinya yang terluka pada [[Perang Uhud]], kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.<ref>Ibnu Saad meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, bahwa mata Qatadah bin An Nu’man terluka sehingga biji matanya terkeluar sampai ke pipi. Kemudian rasulullah {{saw}} mengembalikan hingga matanya menjadi sembuh kembali.</ref><ref>At Thabrani dan Abu Nu’aim meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, ” Pada waktu Perang Uhud, akusaya menjaga wajah rasulullah dari serangan anak panah, yang akhirnya ada sebuah anak panah mengenai biji mataku. AkuSaya mengambilnya dengan tangan dan berusaha mendatangi rasulullah. Ketika baginda S.a.w melihat apa yang ada di telapak tangan ku, dua mata dia berlinangan seraya bersabda, “Ya Allah, peliharalah mata Qatadah sebagaimana dia telah pelihara wajah nabinya dengan wajahnya (dari serangan anak panah). Jadikanlah kedua matanya yang lebih baik dan lebih elok serta tajam penglihatannya.” Akhirnya apa yang diharapkan rasul itu termakbul.</ref>
 
* Menyembuhkan daya ingat [[Abu Hurairah|Abu Hurayrah]] yang pelupa.<ref>Abu Hurairah mengeluh kepada rasulullah {{saw}} bahwa dia terlalu pelupa. Lalu rasulullah {{saw}} membentangkan kainnya di atas tanah, lalu memegang-megang kainnya dengan tangan dia. Abu Hurairah disuruh rasulullah memeluk kain itu. Sejak itu Abu hurairah tidak pernah lupa-lupa lagi, dan dia terkenal paling banyak menghafal hadis. (Hadits sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim).</ref>
Baris 230 ⟶ 232:
* Menyembuhkan kaki [[Abdullah bin Atik]] yang patah sehingga pulih seperti sedia kala.<ref>Al-Barra’ bahwa setelah Abdullah bin Atik dapat membunuh Abu Rafi’, lalu turun dari tangga rumahnya , ia jatuh tersemban ke tanah sehingga betisnya patah. Dia menceritakan hal ini kepada rasulullah. Baginda pun bersabda, “Luruskanlah kaki mu!” Maka dia pun meluruskannya, lalu baginda mengusapnya . Selepas itu dia sudah tidak merasakan sakit lagi. (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’).</ref>
 
* Menyembuhkan luka sayatan di betis [[Salamah bin al-Akwa]] pada [[Perang Khaibar]].<ref>Dari Yazid bin Abu Ubaid, ia berkata, “Aku“Saya melihat luka tersayat di betis Salamah bin al-Akwa”. AkuSaya bertanya, “Luka apa ini ?” “Aku“Saya terluka pada perang Khaibar, ” jawabnya. Selanjutnya dia pergi kepada rasulullah {{saw}} lalu baginda meniupkan luka itu 3 kali dan akusaya tidak merasakan sakit lagi.” (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Yazid bin Abu Ubaid).</ref>
 
* Menyembuhkan penyakit mata [[Ali bin Abi Thalib]] saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam [[Perang Khaibar]].<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda pada saat peristiwa penaklukkan Khaibar, "Esok hari akusaya (nabi {{saw}}) akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah swt melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan rasulnya, dan Allah dan rasulnya mencintainya". Maka semua orangpun menghabiskan malam mereka seraya bertanya-tanya di dalam hati, kepada siapa di antara mereka akan diberi bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya masing-masing mereka masih mengharapkannya. Kemudian rasulullah {{saw}} bertanya: "Ke mana Ali?" lalu ada yang mengatakan kepada dia bahwa Ali sedang sakit kedua matanya. Lantas rasulullah {{saw}} meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk kesembuhannya. Sehingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Lalu rasulullah {{saw}} memberikan bendera itu kepadanya. (Hadits sahih Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad).</ref>
 
* Menyembuhkan sakit kepala Ali bin Abi Thalib.<ref>Ia menceritakan, “Aku“Saya tidak pernah merasa pusing lagi sejak wajahku diusap oleh rasulullah {{saw}}.” (HRHadits riwayat Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Haitsami).</ref>
 
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita [[Abu Bakar]] dengan ludahnya saat bersembunyi di [[Gua Hira]]<ref>Ludah rasulullah {{saw}} tidaklah sama dengan ludah manusia biasa, ludah dia harum baunya dan kadang dijadikan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit seperti penawar racun sebagaimana yang pernah terjadi pada diri Abu Bakar di goa Hiro, atau penyembuh pada mata Ali Binbin Abi Thalib yang hampir buta di Perang Khaibar, atau mata seorang sahabat lainnya pada perang uhud. Wail IbnIbnu Hajar bercerita: " Rasulullah {{saw}} pernah disodorkan wadah berisi air, Diadia meminumnya, lalu meludah di wadah itu, kemudian air dalam wadah dituangkan ke dalam sumur, tiba-tiba dari sumur merebak bau wangian yang harum. (Hadits riwayat Ahmad)</ref> (dalam kisah lain dikatakan Gua Tsur)<ref>Dalam riwayat lain, tentang peristiwa yang dialami oleh Abu Bakar RA sewaktu bersama rasulullah {{saw}} di goa Tsur untuk sembunyi, kaki Abu Bakar digigit binatang yang ada di lubang yang terdapat di dalam goa tersebut. Akan tetapi Abu Bakar tidak bergerak supaya rasulullah {{saw}} yang sedang tidur dipangkuannya tidak terbangun. Hanya air matanya yang membasahi wajah rasulullah {{saw}}, dan Dia terbangun lau bertanya : "Ada apa wahai Abu Bakar?" Dia menjawab : "Kaki saya digigit hewan yang ada dalam lubang. Semoga Ayah dan Ibuku menjadi tebusan bagimu". laluLalu rasulullah meludahi gigitan itu dan sembuhlah kaki Abu Bakar. (lihat : ''al-Rahiq al-Makhtum'', Hal.149)</ref> dari pengejaran penduduk [[Mekah]].
 
* Menyembuhkan luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan ludahnya.<ref>Muhammad bin Hathib pernah berkata, "Ketika masih kanak-kanak, sebuah periuk tumpah mengenai tubuhku dan seluruh kulit tubuhku terbakar, lalu ayahkuayah saya membawaku kepada rasulallah {{saw}}, kemudian dia meludahi kulit yang terbakar seraya berdoa, 'Jauhkanlah penyakit wahai Tuhan sekalian manusia,' maka akupunsayapun menjadi sehat tidak merasakan apa-apa. (Hadits riwayat [[Imam Nasa'i]]). Keterangan: Muhammad bin Hathib bin Harits bin Mu'ammar al-Jamhi al-Kufi, adalah seorang sahabat kecil. Ia lahir di atas perahu sebelum rombongan orang mukmin sampai ke Habasyah. Ia adalah orang paling pertama dalam Islam diberi nama Muhammad. Para ulama berselisih pendapat tentang gelarnya, apakah Abu Qasim atau Abu Ibrahim. Ia telah meriwayatkan hadits dari nabi {{saw}}, Ali dan ibunya Ummu Janil. Meninggal pada tahun 94H94 H atau sebagian berpendapat tahun 86H86 H. Lihat ''Syarhul Mawabil Laduniyyah'', V/192.</ref>
 
* Menyembuhkan luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.<ref>[[Umar bin Maymun]], ia berkata, "Orang-orang kafir telah membakar Amar bin Yadir, kemudian nabi {{saw}} melewainya dan mengusapkan tangannya pada kepala Amar lalu bersabda, "Wahai api, jadilah kamu dingin dan jadilah kamu keselamatan bagi Amar, seperti kamu dulu pada Ibrahim." (Hadits riwayat Ibnu Sa'ad dari Umar bin Maymun)</ref>
 
* Menyembuhkan anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.<ref>Dalam kitab al Khasais, dikisahkan suatu ketika rasulullah {{saw}} didatangi seorang ibu yang menggendong anaknya yang bisu. Si ibu ini menceritakan: Anakku ini belum pernah bicara sejak ia dilahirkan. Rasulullah {{saw}} bertanya: siapakah saya? Anak itu tiba-tiba bisa bicara dan menjawab: Engkau adalah rasulullah. (Hadits riwayat Al Baihaqi)</ref><ref>Dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya ia berkata, “Aku“Saya pernah melihat rasulullah {{saw}} pada waktu Jamrah Al Aqabah. Dia melempar batu dan orang-orang pun melakukannya. Setelah selesai baginda kembali, tiba-tiba ada seorang perempuan sambil membawa anaknya yang bisu datang kepada baginda seraya berkata, “Wahai rasulullah, ini anakku yang sedang mendapat bala. Ia tidak boleh berbicara.” Dia meminta sebuah bejana yang diperbuat dari batu yang di dalamnya diisikan air. Setelah itu baginda memegangnya, meludahinya dan berdoa. Mengulanginya sekali lagi dan menyuruh agar meminumnya kepada anak perempuan itu. Akhirnya anak itu sembuh, malah menjadi lebih baik daripada yang lainnya. (Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, At Thabrani dan Abu Nuaim meriwayatkan dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya).</ref>
 
* Menyembuhkan mata ayah [[Fudayk]] yang putih semua dan buta.<ref>Riwayat lain, Fudayk bercerita bahwa ayahnya datang menemui rasulullah {{saw}} mengeluhkan matanya yang putih, dan tidak bisa melihat. Rasulullah bertanya apa yang menyebabkannya? Dia menjawab: AkuSaya pernah menginjak telur ular, pecah dan mengenai mataku hingga akhirnya buta. Rasulullah {{saw}} meniup mata Abu Fudayk dan dia bisa melihat kembali. (Hadits riwayat IbnIbnu Abi Syaibah, IbnIbnu Sakan, al Baghawi, dan Abu Nuaim serta at Tabari)</ref>
 
* Air seni Muhammad pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga menyembuhkan sakit perut pembantunya.<ref>Ummu Aiman pernah bercerita: Suatu ketika rasulullah {{saw}} menginap di rumah. Ketika malam dia {{saw}} bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya terbangun dan mencari minum karena kehausan. Saya mendapatkan air di bejana dan saya langsung meminumnya. Esok paginya, rasulullah {{saw}} berkata kepada saya: "Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana". Saya pun menjawab: "Wahai rasulullah demi Zat yang telah mengutusmu dengan haq, saya sudah minum air yang ada di dalamnya". Rasulullah {{saw}} tertawa sampai terlihat giginya lalu bersabda "Sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini." Semenjak kejadian itu tidak pernah rasulullah {{saw}} menyuruh sahabatnya minum air kencingnya. (Lihat ''Nisa^' hawl al Rasul'', hal 45-46).</ref>
 
* Mengembalikan penglihatan orang yang buta.<ref>(An Nasa’i, Tirmidzi, Al Hakim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Usma bin Hanif, bahwa ada seorang buta berkata, “Wahai rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku agar membuka penglihatanku.” Baginda bersabda, “Pergilah berwudhu’. Dirikan solat dua raka’at dan ucapkanlah, “Ya Allah, akusaya memohon kepadaMu, mengadap kepadaMu dengan lantaran nabiMu Muhammad, nabi pembawa kasih. Wahai Muhammad, akusaya mengadap kepada Tuhanmu dengan lantaranmu, agar ia membuka penglihatanku . Ya Allah, berilah syafaat dia untuk kepentinganku.” Belum lagi orang ramai berganjak dari tempat mereka dan orang tersebut pergi, maka dia sudah dapat melihat).</ref>
 
* Menyembuhkan penyakit lumpuh seorang anak.<ref>Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Kami keluar bersama rasulullah {{saw}}. untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di Rauha’, dia melihat seorang perempuan di depannya. Setelah dekat perempuan itu berkata, “Wahai rasulullah, ini ialah anakku. Sejak lahir hingga saat ini, dia tidak mampu berdiri sama sekali.” Dia pun mengambil anak itu, menggendongnya lalu meludah di mulut anak itu seraya bersabda, “Wahai musuh Allah, keluarlah! Sesungguhnya akusaya rasulullah!” Setelah itu baginda menyerahkan kembali anak itu seraya bersabda, “Ambillah anakmu , ia sudah tiada apa-apa”. (Abu Ya’la, Al Baihaqi meriwayatkan dridari Usamah bin Zaid).</ref>
 
* Mengobati penyakit gila seorang anak.<ref>Bahawa ada seorang perempuan datang menemui rasulullah {{saw}} sambil membawa anaknya seraya berkata, “Wahai rasulullah, ini adalah anakku yang sedang menderita gila. Ia suka mengambil makanan yang harus kita makan di siang hari dan di malam hari. Ia juga suka mengamuk.”
Baris 260 ⟶ 262:
* Menyembuhkan penyakit [[kusta]] istri [[Mu'adz bin Afra']] dengan tongkatnya.<ref>"Bahwa istri Mu'adz bin 'Afra' menderita kusta lalu melaporkannya kepada rasulallah {{saw}}, lalu dia mengusapnya dengan sebuah tongkat maka Allah menghilangkan penyakit kusta itu darinya. (Disebutkan oleh Ar-Razi) Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.</ref>
 
* Menyembuhkan penyakit kusta Sa’id bin Abyadh bin Jamal dibagian wajahnya.<ref>Sa’id bin Abyadh bin Jamal, seorang sahabat nabi, menceritakan, wajahnya pernah terserang penyakit lepra. Lalu rasulullah {{saw}} memanggilnya dan be­liau mengusapkan telapak tangannya ke wajahnya, maka sesudah itu ia sembuh dan tidak ada bekasnya (HRHadits riwayat Ath-Thaba­rani dan Al-Haitsami).</ref>
 
* Menyambung tangan orang Badui yang putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri sehabis menampar Muhammad.
Baris 266 ⟶ 268:
* Menyembuhkan putri raja yg cacat tanpa tangan & kaki.
 
* Mengeluarkan susu dan menyembuhkan penyakit pada [[domba]] milik [[Ummu Ma'bad]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=XLuPQe6kEBYC&pg=PA19&dq=mukjizat+Muhammad&hl=en&ei=1rliTNLTDY27caDo2JQJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEcQ6AEwBjge#v=onepage&q=mukjizat%20Muhammad&f=false Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani] Sekelompok sahabat nabi melewati tenda Ummu Ma’bad di padang pasir, dan berusaha membeli daging dan kurma darinya, tetapi wanita itu sama sekali tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Lalu nabi menunjuk kepada satu-satunya domba yang sedang berbaring di pojok, dan bertanya: “Apakah ia mempunyai susu?” Dia berkata: Ia terlalu lemah.” Nabi bertanya: “Apakah Engkau mengizinkan akusaya untuk memerah susunya?” Dia berkata: “Engkau yang lebih kusayangi daripada ayah dan ibu, jika akusaya tahu ia mempunyai susu maka akusaya pasti telah memerahnya sebelumnya.”
 
Lalu rasulallah memanggil domba itu, dan meletakkan tangannya pada kantung susu domba, dan menyerukan nama Allah, serta berdoa untuk wanita itu dan dombanya. Tiba-tiba domba itu menegakkan kakinya ke arahnya, dan susu mulai mengalir. Nabi meminta sebuah wadah untuk susu itu, dan memerah banyak susu ke dalamnya. Lalu dia memberikannya kepada wanita itu agar diminum hingga kenyang, dan dia memberikannya kepada para sahabatnya sampai perut mereka kenyang, dan dia sendiri minum paling akhir. Setelah mereka memuaskan rasa dahaga, nabi memerah susu sekali lagi sampai wadah itu penuh, dan dia meninggalkannya dan mereka meneruskan perjalanan.
 
Beberapa lama kemudian suami wanita itu, Abu Ma’bad, tiba dengan menuntun beberapa ekor kambing lapar yang rupanya sangat menyedihkan dan yang sumsumnya hampir kering. Ketika dia melihat susu itu, dia terkejut dan bertanya kepadanya: “Dari mana engkau dapatkan susu ini, Ummu Ma’bad? Sebab domba itu telah kering dan tidak ada ternak perah di rumah ini.” Wanita itu berkata: “Benar, tapi seorang pria mulia telah melewati tempat ini dan begini, begitu.” Dia berkata: “Lukiskan penampilannya, Umm Ma’bad!? Wanita itu berkata: “Aku“Saya melihat seorang pria yang sangat bersih, dengan wajah cemerlang, dengan sopan santun sempurna. Dia tidak kurus dan tidak botak; lemah lembut dan anggun; matanya hitam legam, dengan bulu mata melengkung, suaranya merdu dan lehernya bersinar, janggutnya tebal, alis matanya melengkung indah. Ketika dia diam, kemuliaan melingkupinya, dan ketika dia berbicara dia tampak berwibawa, dan kecemerlangan cahaya mengelilinginya. Seorang pria yang paling tampak dan bercahaya dari jauh, dan yang paling manis dan lembut hati dari dekat.”</ref><ref>Al-Barzanji mengungkapkan mukjizat ini dalam shalawat''Shalawat al-Barzanji Natsar'' bab XVI.</ref>
 
* Mengusapkan wajah Qatadah bin Milhan yang telah berusia lanjut, sehingga wajahnya tetap terlihat muda dan cerah.<ref>Seorang sahabat nabi lainnya, Hayyan bin Umar, menceritakan, “Nabi telah mengusap wajah Qatadah bin Milhan. Ternyata setelah Qatadah berusia lanjut, semua anggota tubuhnya memeot, kecuali wajahnya, dan akusaya ikut melayat ketika dia wafat. Ketika seorang wanita berlalu, akusaya dapat melihat wajah Qatadah yang begitu jernih bak cermin.” (HRHadits riwayat Baihaqi dan Ahmad).</ref>
 
* Menyembuhkan sakit perut Ubaidah bin Rifa’ah.<ref>Ubaidah bin Rifa’ah telah meriwayat­kan dari ayahnya, yang telah mengata­kan, “Pada suatu hari akusaya masuk mene­mui nabi {{saw}}, sedang di hadapan be­liau terdapat sebuah panci yang men­didih sedang merebus daging. AkuSaya pun berselera dengan sepotong daging yang ada di dalamnya, maka akusaya mengam­bil­nya dan melahapnya (meskipun be­lum masak betul), sehingga membuat perutku menderita sakit karenanya se­lama setahun. Selanjutnya, kuceritakan hal itu kepada rasulullah, maka dia bersabda, ‘Sesungguhnya perutmu mem­punyai nafsu makan yang besarnya sama dengan tujuh orang.’ Lalu dia mengusap perutku dan ternyata sesu­dah itu kujumpai perutku berwarna hijau. Demi Tuhan, yang telah mengutus be­liau dengan benar, perutku tidak pernah sakit lagi sesudah itu hingga sekarang.” (HRHadits riwayat Al-Fusawiy dan Al-Hafizh).</ref>
 
=== Menghidupkan orang mati ===
* Menghidupkan anak perempuan yang telah mati lama dikuburannya.<ref>Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata kepada nabi {{saw}}, "Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku." Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, "Wahai fulanah." Lalu anak itu berkata, "AkuSaya sambut panggilanmu dan dengan setia menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan kepada baginda rasulallah." (''Dala'ilun Nubuwwah'' karya Imam Bayhaqi, dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa" hal32hal. 32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).</ref>
* Menghidupkan anak perempuan yang telah mati lama dikuburannya.<ref>Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata
kepada nabi {{saw}}, "Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku." Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, "Wahai fulanah." Lalu anak itu berkata, "Aku sambut panggilanmu dan dengan setia menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan kepada baginda rasulallah." (Dala'ilun Nubuwwah karya Imam Bayhaqi, dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa" hal32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).</ref>
 
=== Hal ghaib dan ru'yah ===
Baris 287 ⟶ 288:
* Mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi.
 
* Sanggup melihat dibalik punggungnya seperti melihat dari depan.<ref>Dari Abu Hurairah, ia berkata: Suatu hari rasulullah {{saw}} salat mengimami kami. Usai salat dia bersabda: Hai Fulan! Mengapa kamu tidak membuat salatmu bagus? Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya ia salat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh akusaya dapat melihat belakangku, sebagaimana akusaya melihat didepanku. (Hadits riwayat Muslim)</ref><ref>Anas Binbin Malik RA berkata : Suatu hari rasulullah {{saw}} salat bersama kami, seusai salat Dia menghadapkan wajahnya kepada kami, dan bersabda : ” Wahai Manusia, akusaya berada di depan kalian, janganlah mendahuluiku dalam ruku dan jangan pula dalam sujud. Sesungguhnya akusaya melihat kalian baik yang berada di depan maupun kalian yang dibelakang. Selain itu, ketika Dia tidur mata terpejam namun hati tetap terjaga.</ref>
 
* Melihat dan mendengar apa yang ada dilangit dan bumi.<ref>Dari Abu Dzar menceritakan, Rasulullahrasulullah {{saw}} bersabda: "Sesungguhnya akusaya melihat apa yang tidak kalian lihat, dan akusaya mendengar apa yang tidak kalian dengar, getaran dan goncangan langit dan sungguh langit ada goncangannya, dan tidak ada ruang lebih dariempat jari kecuali ada malaikat yang sujud kepada Allah SWT. Demi Allah jikalau kalian mengetahui apa yang akusaya ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis, dan kalian juga akan sedikit bermesraan dengan wanita (lawan jenis) di atas ranjang, dan kalian pasti akan keluar ke jalan-jalan untuk bersujud kepada Allah, dan akusaya berharap kalaulah akusaya hanya sebuah pohon yang terpotong. (Hadits riwayat al Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Nuaym) (al Tirmidzi berkata hadits ini hasan gharib)/(lihat al Khasa^is karya al Suyuti hal. 113)</ref>
 
* Mengetahui isi hati sahabat dan lawannya.
Baris 310 ⟶ 311:
 
* Jarak pandang tembus hingga melihat [[Masjid al-Aqsha]] dari jarak kejauhan.<ref>Rasulullah {{saw}} pun menyampaikan kepada kaumnya seraya bersabda,
"Wahai kaumku, ketahuilah bahwa semalam akusaya baru menempuh perjalanan jauh." Salah seorang dari kaum itu bertanya. "Kemana?"
 
Rasulullah {{saw}} pun menjawab dengan tegas, "Ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis," sabda rasulullah. "...dan pagi ini kamu sudah berada di sini, hai Muhammad?" tanya seorang kaum itu yang keheranan. "Benar, dan inilah kekuasaan Allah SWT, wahai kaumku!" sabda rasulullah {{saw}} menjelaskan.
 
Tiba-tiba seorang dari Bani ‘Adi bernama Muth’im bin ‘Adi menerobos kerumunan orang dan maju ke depan dan berkata lantang,
"Hai Muhammad, sebelum hari ini, akusaya membenarkan ucapanmu. Tetapi sejak detik ini akusaya mendustakanmu, sebab akusaya biasa ke Baitul Maqdis dengan berkendara unta membutuhkan waktu sebulan penuh untuk sampai kesana. Demikian juga pulangnya ke Makkah. Kalau engkau memang benar semalam telah ke Baitul Maqdis akusaya mempunyai pertanyaan untukmu, Berapakah jumlah pintu Masjid al-Aqsha/ Baitul Maqdis?"
 
Mendengar pertanyaan dari Muth’in bin ‘Adi tersebut Dia tampak sangat bersedih. Sebab waktu disana, Dia memang tidak memperhatikan masalah pintu, apalagi menghitungnya.
Baris 324 ⟶ 325:
* [[Isra dan Mi'raj|Isra]] dari [[Masjidil Haram]] ke [[Masjidil Aqsa]], lalu [[Isra dan Mi'raj|Mi'raj]] dari Baitul Maqdis ke [[Sidratul Muntaha]], untuk menerima perintah [[salat]] dalam waktu tidak sampai satu malam.
 
* Menerima [[firman]] Tuhan melalui [[wahyu]] yang kemudian dijadikan satu bundel dengan nama [[Al-Qur'an]].
 
== Penjelasan sebagai manusia biasa ==
Terdapat kisah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki bayangan, karena jasadnya terbuat dari cahaya. Pendapat ini disampaikan oleh Muhammad as-Sholihi dalam kitabnya yang berjudul ''"Subul al-Huda wa ar-Rasyad"''. Muhammad as-Sholihi mengutip beberapa riwayat dari beberapa ulama, diantaranya adalah Ibnu Sab’ dalam ''"Khasais Nabi"'' dan ad-Dzakwan. Ibnu Sab’ mengatakan, bahwa “Bayangan nabi {{saw}} tidak menempel di tanah. Karena dia adalah cahaya. Apabila dia berjalan di bawah terik atau di malam purnama, tidak nampak bayangannya.” Kemudian keterangan lain dari seorang tabiin bernama ad-Dzakwan, dia mengatakan, "Tidak terlihat bayangan rasulullah {{saw}} di bawah matahari maupun purnama".<ref>''Subul al-Huda wa ar-Rasyad'', 2/90</ref>
 
Riwayat diatas dinilai sangat lemah dan palsu (''maudhu''), dikarenakan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki bukti (dasar) dari al-Qur`an maupun [[hadits]] nabi yang shahih, kemudian banyak dalil yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya manusia biasa, dan Allah telah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur'an:
{{cquote|Katakanlah: Sesungguhnya akusaya ini [[manusia]] biasa seperti kamu,... (Al-Kahf 18:110)}}
{{cquote|Tidaklah Kami jadikan untuk mereka (para nabi) tubuh-tubuh yang tidak makan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (Al-Anbiya 21:8)}}
{{cquote|Mereka berkata: “Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (Al-Furqan 25:8)}}
 
Semua ayat di atas menunjukkan bahwa karakter fisik para nabi dan rasul, tidak berbeda dengan umatnya, artinya mereka sama-sama manusia, yang membedakan hanyalah ketakwaannya saja,<ref>"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu." (Al-Hujurat 49:13).</ref> dan keistimewaan lain dari para nabi dan rasul adalah jasad mereka tidak akan hancur "dimakan tanah".<ref>Telah mengkhabarkan kepada kami Ishaaq bin Manshuur, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Husain Al-Ju’fiy, dari ‘Abdurrahmaan bin Yaziid bin Jaabir, dari Abul-Asy’ats Ash-Shan’aaniy, dari Aus bin Aus, dari nabi {{saw}}, dia bersabda: “Sesungguhnya seutama-utama hari adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam ‘alaihis-salaam diciptakan, padanya ia diwafatkan, padanya ditiup sangkakala (kiamat), dan padanya diwafatkan seluruh makhluk. Maka, perbanyaklah oleh kalian ucapan shalawat, karena ucapan shalawat kalian itu akan disampaikan kepadaku”. Para shahabat bertanya: “Wahai rasulullah, bagaimana shalawat kami disampaikan kepadamu, padahal engkau telah lenyap atau hancur ?”. Dia menjawab: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi ‘alaihim as-salaam” (Al-Mujtabaa, no. 1374).</ref>
 
===Tidak mengetahui hal gaib kecuali mendapatkan wahyu===
Dari kesemua mukjizat yang dimilikinya, ia pernah mengalami ketidaktahuannya tentang beberapa masalah, seperti tidak mengetahui kapan datangnya [[kiamat]],<ref>"Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Al-A’raaf 7:187)</ref><ref>Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ ...dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab :3363)</ref> kemudian apakah [[Ibnu Shayyad]] sesungguhnya [[Dajal]] atau bukan,<ref>[[Imam Nawawi]] menyebutkan pendapat ulama yang mengatakan bahwa nabi tidaklah turun kepadanya wahyu yang menjelaskan bahawa dia adalah al-Masih ad-Dajjal ataupun yang lain. Adapun wahyu yang turun kepadanya hanya tentang sifat-sifat Dajjal saja sementara di dalam diri Ibnu Shayyad ini terdapat bukti-bukti tersebut. Kerana itulah nabi tidak memastikan bahawa dia adalah Dajjal atau bukan. Rasulullah {{saw}} berkata kepada Umar, "Jika memang ia (Ibnu Shayyad) itu adalah dajjal maka engkau tidak akan dapat membunuhnya. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVIII hal 64)</ref> tidak mengetahui ada beberapa sahabatnya dari kalangan [[Suku Badui (Arab)|Arab Badui]] dan [[Madinah]] yang [[munafik]],<ref>"Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (At-Taubah 9:101)</ref> tidak mengetahui perkara-perkara gaib yang lainnya,<ref>Ada sebagian delegasi yang datang ke nabi, mereka menganggap bahwa nabi termasuk orang yang mengaku bisa melihat yang ghaib, maka mereka menyembunyikan sesuatu di dalam (genggaman) tangan mereka untuk dia, kemudian mereka berkata kepada dia,” Kabarkanlah kepada kami, apa dia (yang ada dalam gemgaman kami ini)? Lalu dia menjawab kepada mereka dalam keadaan berteriak, “Aku“Saya bukan seorang dukun!" "Sesungguhnya dukun dan perdukunan serta dukun-dukun itu di dalam neraka.” (Diriwayatkan Abu Daud: 286 )</ref> jika [[Allah]] tidak memberikan [[wahyu]].<ref>Katakanlah: "AkuSaya tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) akusaya mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) akusaya mengatakan kepadamu bahwa akusaya seorang malaikat. AkuSaya tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (Al-An’am 6:50)</ref> Karena pada dasarnya [[syariat Islam]] mengajarkan segala sesuatu yang gaib hanya Allah yang Maha Tahu (''Al `Aliim'').<ref>“Katakanlah! Tidak ada yang dapat mengetahui perkara yang ghaib dilangit dan di bumi kecuali Allah.” (An-Naml 27:65)</ref><ref>"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin 72:26)</ref> Kemudian ia pernah mengalami sakit, terkena [[sihir]] dan racun,<ref>Ibnul Qayyim berkata: “...dan sekelompok manusia telah mengingkari hal ini (disihirnya rasulullah {{saw}}-red). Mereka mengatakan: “Ini tidak boleh menimpa diri rasul,” bahkan mereka menganggap ini sebagai suatu kekurangan dan aib, dan perkaranya tidak seperti yang mereka duga, akan tetapi sihir tersebut adalah dari jenis perkara (penyakit) yang berpengaruh terhadap diri rasulullah {{saw}}, hal ini termasuk dari jenis-jenis penyakit yang menimpanya sebagaimana dia juga tertimpa racun, di mana tidak ada perbedaan antara pengaruh sihir dengan racun”. (Zaadul Ma’ad 4/ 124)</ref> terluka karena pukulan, sabetan pedang bahkan rasa sakit akibat demam sama seperti apa yang sering dialami oleh fisik manusia biasa. Karena Nabi Muhammad termasuk bani Adam yang diciptakan dari tanah. Sementara yang diciptaan dari cahaya hanyalah malaikat, dan nabi bukanlah golongan [[malaikat]].<ref>Dia bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam diciptakan dari apa yang telah ada pada kalian.” (HR.Hadits riwayat Muslim 2996).</ref>
 
=== Terluka saat perang ===
Baris 346 ⟶ 347:
Lalu kembali Abdullah bin Syihab Al Zuhry memukul di bagian tulang pipi Muhammad hingga ada dua keping lingkaran rantai topi besi yang terlepas menembus pipi Muhammad dan akibat pukulan pedang itu ia mengalami kesakitan selama sebulan.
 
Peristiwa lain yang dialami oleh Muhammad, bahwa ia-pun mengalami sakit demam, bahkan menurut hadits dikisahkan demamnya lebih parah, melebihi demam yang dialami dua orang dewasa. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh [[Abdullah bin Mas'ud]].<ref>Hadits riwayat Abdullah bin Mas`ud ia berkata: AkuSaya menemui rasulullah {{saw}} ketika dia dalam keadaan kurang sehat. AkuSaya mengusap dia dengan tanganku. AkuSaya katakan kepada dia: "Wahai rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat parah." Rasulullah {{saw}} bersabda: "Apa yang akusaya rasakan sekarang ini adalah sama seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu." AkuSaya berkata: "Kalau begitu engkau memperoleh dua pahala kali lipat." Rasulullah {{saw}} bersabda: "Benar." Kemudian rasulullah {{saw}} bersabda: "Setiap muslim yang ditimpa musibah sakit dan lainnya, maka Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya, seperti daun yang rontok dari pohonnya." (Hadits riwayat Muslim)</ref>
 
Apa yang dialami oleh Muhammad seperti yang dikisahkan di atas, menunjukkan bahwa ia juga mengalami keadaan yang sama seperti manusia pada umumnya, sesuai dengan fitrah sebagai manusia biasa.
Baris 364 ⟶ 365:
{{refbegin}}
* Kauma, Fuad (2000). ''50 Mikjizat Rasulullah''. Jakarta: Gema Insani ISBN 979-561-594-7
* Maulana Wahiduddin Khan (2005). ''"Muhammad: Nabi Untuk Semua''". Jakarta: Pustaka Alvabet ISBN 979-3064-09-9
* ''Kumpulan Hadits dari Shahih Muslim''
* Muhammad Nashiruddin Al-Albani. ''Ringkasan Shahih Bukhari''. Jakarta: Gema Insani
* Ramadan, Tariq (2007). Muhammad: ''Rasul Zaman Kita''. Jakarta: Serambi ISBN 978-979-1275-77-4.
Baris 371 ⟶ 372:
 
==Pranala luar==
* {{id}} [http://www.majalah-alkisah.com/index.php/dunia-islam/2034-sosok-nabi-muhammad-saw-mukjizat-tangan-asulullah-saw- Sosok Nabi Muhammad SAW: Mukjizat Tangan Rasulullah SAW di situs web Majalah al-Kisah]
* {{id}} [http://muslim.or.id/sejarah-islam/fatwa-ulama-rasullullah-shallallahualaihi-wasallam-pernah-disihir-dan-apakah-beliau-diracuni.html Fatwa Ulama Rasulullah pernah disihir, dan apakah beliau diracuni?]
* {{id}} [http://books.google.co.id/books?id=o2dRPn-3jGAC&pg=PA14&lpg=PA14&dq=Ghaurats+bin+Harits&source=bl&ots=RQaOt4Jzse&sig=OgPThr9TmA2CI09m-4DWBeZT0kc&hl=id&ei=ls3WSsSwLIL66wPe_pj6BQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CBgQ6AEwBg#v=onepage&q=Ghaurats%20bin%20Harits&f=false Google Books: 50 Mukjizat Rasulullah SAW{{saw}}]
 
[[Kategori:Muhammad]]