Mukjizat Muhammad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Islam}}
'''Mukjizat Muhammad''' ({{lang-ar|معجزات محمد, ''Mu'jizati Muhammad''}}) adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad {{saw}} untuk membuktikan kenabiannya.<ref>Abu Zahra (1990)</ref> Dalam [[Islam]], mukjizat terjadi hanya karena izin Allah, di antara mukjizat Nabi [[Muhammad]] adalah [[Isra dan Mi'raj]] dalam tidak sampai satu hari.
Dalam hadits yang diriwayatkan [[Abu Hurairah]] dikatakan bahwa rasulullah bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang
Menurut [[syariat Islam]], tidak ada mukjizat yang diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun diberikan kepada Muhammad secara persis sama atau bahkan lebih hebat.<ref>Umar bin Sawad mengatakan bahwa Imam Syafi’i berkata kepadanya, “Apa yang Allah berikan kepada para nabi maka hal itu pun diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}...”</ref> Seperti [[Sulayman]] yang sanggup berbicara kepada [[hewan]], [[Isa]] yang dapat mengetahui rahasia hati umatnya dan seterusnya.
== Pertanda ==
Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian, Nabi Muhammad sudah diliputi banyak ''irhasat'' (pertanda).<ref>[http://www.scribd.com/doc/16246615/Bab-7-Mukjizat-Nabi-Muhammad-saw Perbedaan Mukjizat, Irhasat dan Khawariq di www.Scribd.com]</ref> Muhammad dilahirkan pada tanggal [[22 April]] [[570]] di kalangan keluarga bangsawan Arab, [[Bani Hasyim]]. [[Ibnu Hisyam]], dalam [[Sirah Nabawiyah]] menuliskan Muhammad memperoleh namanya dari [[mimpi]] ibunya,<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 293. Makna dari nama Muhammad adalah "Orang yang sering dipuji" atau "Orang yang layak dipuji."</ref> [[Aminah binti Wahab]] ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan "pemimpin umat". Mimpi itu juga yang menyuruhnya mengucapkan, "
Berikut ini adalah irhasat yang terjadi pada saat sebelum, sesudah kelahiran dan masa kecil Muhammad:
=== Sebelum dan sesudah kelahiran ===
* [[Aminah binti Wahab]], ibu Muhammad pada saat [[kehamilan|mengandung]] Rasulullah Muhammad {{saw}} tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya,
* [[Raja]] [[Khosrau I|Khosrow]] ([[Kekaisaran Sassania]] dari Persia) dan para pendita [[Majusi]] bermimpi yang menakutkan.<ref>''Bihar Al-Anwar'', XV, Bab 3, ms 231-248.</ref>
* Dinding istana Raja Khosrow tiba-tiba retak dan empat belas menaranya Dewan Kekaisaran ini runtuh,<ref name="Kisah diriwayatkan oleh al-Baihaqi">Beberapa irhasat (petanda-petanda) kebangkitan seorang rasul telah berlaku beberapa ketika, sebelum kelahiran rasulullah, di antaranya runtuhan empat belas anjung dewan Kisra Parsi, terpadamnya api yang disembah penganut agama majusi, robohnya gereja-gereja di sekitar Romawi yang sebelum ini penuh sesak dengan para pengunjung, danau dan sawah mengering. (Kisah ini diriwayatkan oleh al-
* Padamnya [[api]] yang disembah penganut Agama Majusi secara tiba-tiba,<ref name="Kisah diriwayatkan oleh al-Baihaqi" />
* Terjadinya gempa yang merobohkan tempat ibadah di sekitar [[Kerajaan Romawi|Kerajaan Rum]],
Baris 19:
* Saat [[kelahiran|melahirkan]] Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
* Keluarnya [[cahaya]] dari ''faraj'' Aminah yang menerangi istana negeri [[Syam]].<ref>Ibnu Sa'd meriwayatkan bahwa ibu rasulullah {{saw}} menceritakan: " Ketika ku melahirkannya, satu cahaya telah keluar dari farajku, menerangi mahligai-mahligai di negeri Syam", periwayatannya hampir sama dengan apa yang diriwayatkan oleh al-Irbadh bin Sariah.</ref>
* Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah ber[[khitan]].<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda: Di antara kemuliaan yang diberikan Allah kepadaku adalah,
* Lahir dengan tali pusar sudah terputus.<ref>Kisah dari Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, al Dhiya al Maqdisi dari Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar bahwa rasulullah lahir dalam keadaan tali pusar sudah putus. (Hadist ini tidak sepopuler dan sekuat hadits yang menceritakan kalau dia terlahir dalam keadaan sunah dikhitan)</ref>
=== Balita dan kanak-kanak ===
* [[Halimah binti Abi-Dhua'ib]], ibu susuan Muhammad dapat [[menyusui]] kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya.<ref>Kauma (2000), hal 42.</ref> Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad karena [[yatim]]. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh [[Bani Sa'd]], ia menerima Muhammad. Selama dengan Halimah, Muhammad hidup [[nomaden]] bersama Bani Sa'd di gurun Arab selama empat tahun.<ref>Ramadan (2007). hal 35.</ref>
* Ternak kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah,<ref>"Halimah kemudian mengambil Muhammad dan dibawanya pergi bersama2 dgn teman2nya ke pedalaman. Dia bercerita, bahwa sejak diambilnya anak itu, ia merasa mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk2 dan susunya pun bertambah. Tuhan telah memberkati semua yg ada padanya." Sejarah Hidup Muhammad, karangan [[Muhammad Husain Haekal]], bab III, Muhammad: Dari Kelahiran sampai Perkawinannya, hal 57.</ref>
* Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
* [[Abdul Muthalib]], kakek Muhammad menuturkan bahwa [[berhala]] yang ada di [[Ka'bah]] tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka'bah berbicara, "Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini."<ref>Kauma (2000), hal 43.</ref>
* Ketika Muhammad berusia empat tahun,<ref>Menurut pendapat mayoritas pakar sejarah, saat itu Muhammad berusia empat atau lima tahun. Namun, [[Ibnu Ishaq]] berpendapat bahwa usia Muhammad saat itu adalah tiga tahun</ref> ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai [[malaikat]]. Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad sedang bermain dengan anak-anak [[Bani Sa'd]] dari suku [[Badui]]. Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah.<ref>Ramadan (2007). hal 42.</ref> [[Sirah Nabawiyyah]], memberikan gambaran detail bahwa kedua orang itu, "membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju."<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 302.</ref> Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad di''[[Isra Mi'raj|Isra]]'''kan ke [[Yerusalem]] lalu ke [[Sidratul Muntaha]] dari Mekkah.<ref>Ramadan (2007), hal 43.</ref>
* Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi [[Jahiliyah]], namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.<ref>Ramadan (2007). hal 46.</ref>
=== Remaja ===
* Pendeta [[Buhaira|Bahira]] menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah [[Bushra]] dari perjalannya untuk berdagang bersama [[Abu Thalib]] ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah "stempel kenabian" (tanda kenabian) di kulit punggungnya.<ref>Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah Al-Nabawiyyah'', 1: 319 : Ibnu Hisyam dalam bukunya menuturkan bahwa "Stempel Kenabian" adalah tanda yang terdapat pada setiap nabi yang tertulis dalam kitab Pendeta Bahira.</ref>
* Tanah yang dilalui oleh unta Muhammad diperpendek jaraknya oleh [[Jibril]], sebelah sisi kanan dijaga oleh [[Israfil]] dan sisi kirinya dijaga oleh [[Mikail]] kemudian mendung menaunginya.<ref>Dalam kitab ''as-Sab'iyyatun fi Mawadhil Bariyyat''. Kejadian ini berlangsung selama perjalanan dari [[Syiria]] ke pulang ke [[Mekkah]], ketika Muhammad diperintahkan [[Maysarah]] membawakan suratnya kepada [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]] saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. [[Allah]] memerintahkan pada malaikat [[Jibril]], [[Mikail]], dan mendung untuk membantu Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad. Kauma (2000), hal 90-91.</ref><ref>[http://teladan98.tripod.com/teladan168.htm Nabi Muhammad Pulang Ke Makkah.]</ref>
== Mukjizat ==
Berikut adalah mukjizat-mikjizat yang diperolehnya ketika Muhammad telah menerima wahyu ketika ia berusia 40 tahun. Abu Sa'ad an-Nisaburi menyebutkan dalam bukunya yang berjudul ''Kitabu Syarafil Musthafa,'' bahwa kekhususan Muhammad berjumlah enam puluh. Sebagian ulama menyebutkan bahwa nabi {{saw}} telah dianugerahi tiga ribu mukjizat dan kekhususan. Sedangkan di dalam Al-Quran itu sendiri terdapat sekitar enam puluh ribu mukjizat.<ref>Books.Google.com Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 39 By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani. (Lihat Syahru Mawahibil Laduniyyah, V/206).</ref>.
=== Fisik ===
* Dapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap.<ref>Diriwayatkan oleh Ibn Adiy, al Baihaqy dan Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah mengisahkan “bahwa rasululloh {{saw}} dapat melihat dalam keadaan gelap maupun terang”(lihat Al-Khasa’is al-Kubra Karya al-Suyuti jilid1, hal.104).</ref>
* Wajah Muhammad memancarkan cahaya dikegelapan pada waktu sahur.<ref>Aisyah berkata bahwa: "Ketika aku sedang menjahit baju pada waktu sahur (sebelum subuh) maka jatuhlah jarum dari tanganku, kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah rasulullah. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana cahaya wajahnya, lalu aku berkata, "Ya rasulullah alangkah bercahayanya wajahmu! Seterusnya aku bertanya: "Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?" Jawab rasulullah {{saw}}: "Orang yang bakhil." Aku bertanya lagi: "Siapakah orang yang bakhil itu?" Jawab baginda: "Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku."</ref>
Baris 44:
* Dua Sahabat Muhammad dibimbing oleh dua cahaya, setelah bertemunya.<ref>Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Ada dua orang sahabat nabi {{saw}} meninggalkan nabi {{saw}}. Ditengah malam yang gelap gulita keduanya berjalan dengan ada dua sinar yang menerangi perjalanan keduanya yang ada di depannya. Tatkala keduanya berpisah diperempatan jalan, masing-masing setiap orang ditemani sebuah sinar yang membimbing mereka pulang ke rumah." (Sahih Bukhari, Juz 1, Buku8, no 454).</ref>
* Peluh yang keluar dari tubuh Muhammad memiliki bau harum,<ref>Dari Anas bin Malik: Nabi biasa memasuki rumah Ummu Sulaim dan tidur di atas kasurnya sedangkan Ummu Sulaim sedang pergi. Anas berkata: "Pada suatu hari rasulullah {{saw}} datang dan tidur di atas kasur Ummu Sulaim, kemudian Ummu sulaim dipanggil dan dikatakan padanya: Ini adalah nabi {{saw}} tidur di rumahmu dan di atas kasurmu. Anas berkata : Ummu Sulaim datang dan nabi sedang berkeringat, lalu keringatnya tersebut dikumpulkan di atas sepotong kulit kemudian Ummu Sulaim membuka talinya dan mulai meyerap keringat tersebut lalu memerasnya ke dalam bejana, maka nabi
* Tubuh Muhammad memancarkan [[petir]] ketika hendak dibunuh oleh [[Syaibah bin 'Utsman]] pada [[Perang Hunain]].
Baris 50:
* Muhammad yang sanggup menghancurkan batu besar dengan tiga kali pukulan, dikala menjelang [[Perang Khandaq]], padahal pada saat itu Muhammad belum makan selama 3 hari.<ref>Diriwayatkan Jabir (Hadits sahih Bukhari,Volume 5, Book 59, Number 427).</ref>
* Muhammad sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, [[Rukanah bin Abdu Yazid|Rukanah al-Mutthalibi]] hanya dengan dua kali dorongan saja.<ref name="Sirah Nabawiyah">Kitab ''Sirah Nabawiyah'', Ibnu Hisyam, tahqiq al-Halabi, 1: 390-391.</ref> Kemudian anak Rukanah yang bernama [[Yazid bin Rukanah]] pun menantang bergulat dengan taruhan 300 ekor domba, pada akhirnya nabi berhasil mengalahkan Yazid hingga tiga kali, dan mengembalikan semua domba-domba milik Yazid.<ref>[[Ibnu Abbas]] mengisahkan, “Yazid bin Rukanah datang menemui nabi dengan membawa 300 ekor domba. Ia berkata, ‘Wahai Muhammad, apakah engkau mau duel gulat denganku?’ Nabi menjawab, ‘Apa hadiahnya jika saya mengalahkanmu?’ ‘100 domba ini’, jawabnya. Keduanya pun bergulat, dan nabi yang menang. Yazid kembali menantang rasulullah. Ia berkata, ‘Maukah engkau adu gulat (sekali) lagi?’ Nabi menjawab, ‘Apa imbalannya?’ Yazid menjawab, ‘100 domba lainnya’. Keduanya pun bergulat. Lagi-lagi nabi mengalahkannya. Disebutkan bahwasanya keduanya bergulat sampai tiga kali. Yazid berkata, ‘Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang mampu membuat perutku menempel dengan tanah kecuali dirimu, dan tidak ada yang paling saya benci pula selain dirimu. Namun sekarang saya bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, dan engkau adalah utusan Allah’. Kemudian rasulullah mengembalikan semua dombanya.” (Ibnu Abdil Bar dalam ''al-Isti’ab'' 2770, Ibnul Atsir dalam ''Asadul Ghabah'' 5544, Ibnu Hajar dalam ''al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah'' 9279, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam ''Irwa’ al-Ghalil'' 1503).</ref>
* Sela-sela jemari tangannya memancarkan air,<ref>Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Dalam pandangan kami mukjizat adalah anugerah Allah, tetapi dalam pandangan kalian mukjizat adalah peringatan. Suatu ketika kami menyertai rasulullah {{saw}} dalam sebuah perjalanan dan kami nyaris kehabisan air. Nabi {{saw}} bersabda: "Bawalah kemari air yang tersisa!" orang-orang membawa kantung yang berisi sedikit air. Nabi {{saw}} memasukkan telapak tangannya kedalam kantung itu dan berkata, "Mendekatlah pada air yang diberkahi dan ini berkah dari Allah."
=== Do'a ===
* Mendo'akan kedua mantan menantunya (Uthbah dan Uthaibah) dimakan binatang buas, setelah mereka berkata kasar kepada Muhammad.<ref>Uthbah dan Uthaibah pergi kerumah rasulallah dengan membawa kedua putri dia. Meraka berkata kepada rasul, "Wahai Muhammad!
* Mendoakan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama [[Sabiqah]] yang rontok sewaktu perang.
* Mendoakan [[Anas bin Malik]] dengan banyak harta dan anak.<ref>Diriwayatkan daripada Anas daripada Ummu Sulaim katanya:
Wahai rasulullah!
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian doa tersebut dikabulkan.<ref name="Shahih Al-Bukhari dan Muslim">Shahih Al-Bukhari dan Muslim.</ref>
Baris 67:
=== Kharisma dan kewibawaan ===
* Tatapan mata membuat [[Umar bin Khaththab|Umar bin Al-Khaththab]] dan [[Abu Jahm]] lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Muhammad pada malam hari.<ref>"
* Tatapan mata yang menggetarkan [[Ghaurats bin Harits]], yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Muhammad.<ref>Hadits riwayat Imam Bukhari.</ref>
* Allah melumpuhkan Hay bin Akhtab dan para sahabatnya, ketika hendak melemparkan batu yang besar kepada Muhammad.<ref>Ibnu Jarir mengetengahkan dari Ikrimah dan Yazid bin Abu Ziyad, sedangkan lafal hadis adalah kepunyaannya (Ibnu Jarir). Dikisahkan dalam hadis ini bahwa tatkala nabi {{saw}}. keluar ditemani oleh Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Thalhah dan Abdurrahman bin Auf hingga mereka sampai kepada Kaab bin Asyraf dan orang-orang Yahudi Bani Nadhir. Nabi {{saw}} meminta bantuan mereka tentang aqilah yang menjadi tanggungannya. Kemudian mereka berkata, "Baiklah silakan duduk terlebih dahulu, kami akan menjamu engkau, kemudian kami akan mengabulkan apa yang engkau pinta." Kemudian nabi {{saw}}. duduk; akan tetapi Hay bin Akhtab berkata kepada para sahabatnya, "Sekarang kamu belum pernah melihat nabi lebih dekat dari kali ini, nah sekarang lemparilah dia dengan batu dan bunuhlah ia, maka kamu tidak akan melihat kejahatan untuk selamanya." Kemudian mereka mengambil sebuah batu lumpang yang besar untuk mereka lemparkan kepada dia, akan tetapi Allah melumpuhkan tangan mereka sehingga tidak bisa mengangkat batu lumpang itu hingga malaikat Jibril datang dan membawa nabi {{saw}} dari tempat itu. Setelah itu turunlah ayat, "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak memanjangkan tangannya kepadamu..." (
* Menjadikan tangan [[Abu Jahal]] kaku.
Baris 78:
=== Menghilang, menidurkan dan mengalahkan musuh ===
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan [[Amr bin at-Thufail]] dan [[Ibad bin Qays]] utusan dari [[Bani Amr]] pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan.<ref>Kauma (2000), hal 23-25.</ref>
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh [[Ummu Jamil]], bibi Muhammad ketika ia duduk di sekitar Ka'bah dengan Abu Bakar.<ref>Ibid, hal 185-187.</ref>
* Menghilang saat akan dibunuh [[Abu Jahal]] dimana saat itu ia sedang salat.<ref>Ibid, hal 28.</ref>
* Menidurkan 10 pemuda [[Mekkah]] yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir, kemudian ia berhasil melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk membunuhnya.
* Melemparkan segenggam [[pasir]] ke arah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada [[Perang Hunain]]<ref>Kesaksian lain dikemukakan oleh Abu Dzar, juga sahabat nabi. Ia menceritakan, “Kami bersama rasulullah {{saw}} dalam Perang Hunain, dan
=== Fenomena Alam ===
* Menghentikan gempa yang terjadi di Mekkah<ref>Gempa pertama di Mekkah, Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahwa dia berkata, “Apakah kalian tahu rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekkah. Bersama dia; Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung berguncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (Hadits riwayat Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya)</ref> dan Madinah,<ref>Gempa kedua di Madinah, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, dia berkata: “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka nabi menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” Di antara pelajaran besar dalam dua riwayat di atas bahwa ternyata gunung tidak layak berguncang saat ada 4 manusia terbaik ada di atasnya. Nabi harus menghentakkan kaki dan mengeluarkan perintah kepada gunung untuk menghentikan guncangan tersebut. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)</ref> dengan cara menghentakkan kakinya dan memerintahkan bukit supaya tenang.
* Menurunkan [[hujan]]<ref>Diriwayatkan oleh Anas bin Malik. (Sahih Bukhari, Volumn 002, Bukukan 017, Hadith Nomor;Jumlah 143).</ref> dan meredakan [[banjir]] saat [[musim kemarau]] tahun 6 [[Hijriah]] di [[Madinah]] yang saat itu mengalami musim [[kemarau]].<ref>Diriwayatkan oleh Anas: Pernah lama Madinah tidak turun hujan, sehingga terjadilah kekeringan yang bersangatan. Pada suatu hari Jumat ketika rasulullah {{saw}} sedang berkotbah Jumat, lalu berdirilah seorang Badui dan berkata: "Ya rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita. Berkata Anas: Mendengar permintaan badui tersebut, rasulullah mengangkat kedua tangannya ke langit (berdoa). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum rasulullah {{saw}} turun dari mimbarnya, hujan turun dengan selebat-lebatnya, sehingga rasulullah {{saw}} sendiri kehujanan, air mengalir melalui jenggot Dia. Hujan tidak berhenti sampai Jumat yang berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar, rumah-rumah sama terbenam. Maka datang Orang Badui berkata kepada rasulullah {{saw}}, Ya rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda. Berdoalah kepada Allah agar hujan diberhentikan di atas kota Madinah ini, agar hujan dialihkan ketempat yang lain yang masih kering. Rasulullah {{saw}} kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit berdoa: ''Allahuma Hawaaliinaa Wa laa Alainaa'' (Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan ditempat-tempat yang ada disekitar kami, jangan atas kami). Berkata Anas: Diwaktu berdoa itu rasulullah {{saw}} menunjuk dengan telunjuk dia kepada awan-awan yang dilangit itu, seakan-akan Dia mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Baru saja rasulullah menunjuk begitu berhentilah hujan di atas kota Madinah. (Sahih Bukhari, juz 8 no 115).</ref>
* Berbicara dengan [[gunung]] untuk mengeluarkan [[air]] bagi [[Uqa'il bin Abi Thalib]] yang kehausan.
Baris 98:
Matahari kembali muncul sesudah tenggelam. Peristiwa ini terjadi berkata doa nabi {{saw}}. untuk Ali bin Abi Thalib agar Ali dapat menunaikan salat Ashar pada waktunya.</ref>
* [[Terbelahnya bulan|Membelah bulan]] dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.<ref>"Telah hampir saat (qiamat) dan telah terbelah bulan." (
* Bumi menelan seorang Quraisy yang hendak membunuh Muhammad dan [[Abu Bakar]] pada saat [[hijrah]].
=== Makanan dan minuman ===
* Paha [[kambing]] yang telah diracuni berbicara kepada Muhammad setelah terjadi [[Perang Khaibar]].<ref>Wanita Yahudi yang memberi racun di daging kambing bernama [[Zainab binti Hârits]], Dari Ibnu Syihâb, ia mengatakan , “Dahulu Jâbir menceritakan bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar yang meracuni seekor kambing bakar. Kemudian menghadiahkannya kepada rasulullâh {{saw}}". Rasulullâh {{saw}} pun mengambil paha kambing itu dan memakannya. Beberapa Sahabat pun juga ikut makan bersama Dia. Tiba-tiba rasulullâh {{saw}} berkata kepada para Sahabat, "Jangan kalian makan!." Lalu rasulullâh {{saw}} mengutus seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun datang. Rasulullâh {{saw}} pun segera bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah meracuni kambing ini?" Wanita itu menjawab, "Siapa yang telah memberitahumu?" Rasulullâh {{saw}} menjawab, "Paha kambing ini yang telah mengabariku." Wanita itu berkata, "Ya" (
* Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama [[Allah]].<ref>Diriwayatkan oleh Abdullah: "Sesungguhnya kami mendengar makanan yang dimakan rasulullah {{saw}} mengagungkan nama Allah." (Sahih Bukhari, juz 5 no 779).</ref>
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada [[Perang Khandaq]].<ref>Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah katanya: Semasa parit Khandak digali,
* [[Roti]] sedikit cukup untuk orang banyak.<ref>Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Abu Talhah telah berkata kepada Ummu Sulaim:
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.<ref>Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar bahwa: ketika kami sedang bersama rasulullah dengan jumlah seratus tiga puluh orang. Nabi {{saw}} bertanya : Apakah ada yang mempunyai makanan? ternyata ada sekitar satu sha^ bersama seorang laki-laki, maka makanan itu dijadikan adonan, lalu datanglah seorang musyrik tinggi dengan rambut berantakkan yang membawa domba-domba yang sedang digiring. Apa domba-domba ini untuk dibeli atau diberi? Orang itu menjawab: untuk dijual, maka rasulullah {{saw}} membeli seekor domba, kemudian domba itu dimasak dan rasulullah memerintahkan supaya hati domba itu dipanggang. Abdurrahman berkata: Demi Allah, setiap seratus tiga puluh orang sahabat diberi sepotong dari hati domba itu, jika dia hadir maka diberikannya. Jika tidak hadir maka disimpan bagiannya.Abdurrahman berkata: Daging itu ditempatkan di dua bejana dan kami makan dari keduanya hingga kenyang, dan tersisa daging di dalam dua bejana itu sehingga saya meletakkannya di punggung unta. (Hadits sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).</ref>
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.<ref>Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar katanya Mereka yang disebut Ashaab As-Suffah adalah orang-orang miskin. Rasulullah {{saw}} pernah bersabda suatu ketika: Siapa mempunyai makanan untuk dua orang, dia hendaklah mengajak orang yang ketiga dan sesiapa mempunyai makanan untuk empat orang, dia hendaklah mengajak orang kelima, keenam atau seperti diriwayatkan dalam Hadis lain. Abu Bakar datang dengan tiga orang. Nabi pula pergi dengan sepuluh orang dan Abu Bakar dengan tiga orang yaitu
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang [[Badui]] [[Bangsa Arab|Arab]] tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.<ref>Hadits riwayat Muslim.</ref>
* Ikan ''al-anbar'' menjadi hidangan bagi 300 pasukan Muhammad.<ref>Diceritakan oleh Jabir (Sahih Bukhari, Volume 007, Book 067, Hadith Number 402).</ref>
* Menjadikan minyak [[samin]] [[Ummu Malik]] tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad.<ref>Kauma (2000), hal 98-102.</ref>
* Wadah yang selalu penuh dengan air, walau sudah dituangkan hingga habis.<ref>Imran menceritakan: Wadah air yg penuh air dituangkan sampai habis tetapi tetap penuh kembali membuat sekampung masuk Islam. (Sahih Bukhari, Volume 1, Book 7, Number 340).</ref>
* Mengeluarkan air dari sumur yang ada di tengah gurun pasir, ketika [[Khalid bin walid]] pada saat itu masih menjadi musuhnya.<ref>[http://imtiazahmad.com/makkah/in_makkah_kemenangan_besar.htm
* Mengeluarkan mata air baru untuk pamannya [[Abu Thalib]] yang sedang kehausan.<ref>Satu mukjizat dari rasulullah {{saw}} diawal-awal kenabian adalah ada mata air yang keluar dari bawah kakinya. Seperti dikisahkan dalam kitab al-Khasa^ish, suatu ketika rasulullah {{saw}} berjalan bersama pamannya Abu Thalib. ketika sampai di daerah Dzi al Majaz, Abu Thalib merasa haus padahal mereka tidak membawa air. Rasulullah {{saw}} yang melihat pamannya kehausan menanyakan hal itu untuk memastikan, Abu Thalib membenarkan bahwa dirinya haus. Rasulullah {{saw}} kemudian mengorek-ngorek tanah yang dipijaknya, tak lama kemudian keluarlah air dari tanah itu dan dia {{saw}} mempersilahkan pamannya untuk minum.</ref>
Baris 131:
Merekapun membawa wanita itu kepada nabi {{saw}} lalu mereka mengabarkan kepada nabi apa yang terjadi. Lalu mereka meminta sang wanita untuk turun dari ontanya, lalu nabi {{saw}} meminta sebuah bejana kecil, lalu dia menumpahkan air dari bejana tersebut ke mulut dua tempat air milik sang wanita tersebut (Dalam riwayat lain: Nabi mengambil air dari dua tempat air tersebut lalu dia berkumur-kumur, lalu menumpahkan kembali kumuran dia ke kedua tempat air tersebut). Lalu dia menutup dengan kencang mulut dua tempat air tersebut dan membuka sumbat yang terdapat di bawah dua tempat air yang terbuat dari kulit tersebut sehingga mengalirlah air dari dua tempat air tersebut. Lalu diserukan kepada para sahabat "Minumlah…!! dan ambillah air..!!" Maka datanglah orang-orang minum dan mengambil air dari dua tempat air tersebut. Orang yang terakhir diberi air adalah seorang yang junub. Nabi memberikan satu bejana air dari dua tempat air tersebut dan berkata kepadanya "Guyurkanlah air ini pada dirimu". Semua kejadian ini disaksikan oleh sang wanita yang sedang berdiri memperhatikan apa yang terjadi dari air miliknya. Demi Allah air tersebut telah tertahan dari sang wanita (sehingga terus mengalir-pen), akan tetapi menyangka bahwasanya air yang tersisa di kedua tempat air tersebut lebih banyak dan lebih penuh daripada sebelumnya. Lalu nabi {{saw}} berkata, "Kumpulkan (makanan) untuk wanita ini!". Maka para sahabat pun mengumpulkan makanan untuknya seperti korma 'ajwah, tepung, dan sawiq (makanan dari gandum). Hingga akhirnya mereka mengumpulkan makanan dan diletakkan di atas kain lalu dinaikan ke onta wanita tersebut di hadapan wanita tersebut.
Nabipun berkata kepadanya, "Tahukah engkau bahwasanya kami tidak mengurangi airmu sedikitpun?, akan tetapi Allah-lah yang telah memberi air bagi kami". Lalu wanita tersebut pulang ke keluarganya dalam keadaan terlambat, maka mereka pun berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu datang terlambat?", Wanita itu berkata, "Suatu keajaiban,
* Semangkuk [[susu]] yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah dan Muhammad.<ref>Diriwayatkan dari Abu Hurairah: demi Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, (kadang-kadang)
Kemudian Umar lewat didepanku dan
Akhirnya Abul Qasim (Nabi Muhammad {{saw}}) lewat dan ia tersenyum ketika melihatku karena ia tahu maksudku hanya dengan melihat wajahku. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!”
Kemudian Nabi Muhammad {{saw}} masuk kedalam rumahnya dan
Orang-orang shuffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki keluarga, uang atau seseorang yang dapat mereka mintai pertolongan dan setiap kali objek sedekah diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}, Nabi Muhammad {{saw}} akan memberikannya kepada mereka sedangkan Nabi Muhammad {{saw}} sendiri sama sekali tidak menyentuhnya, dan setiap kali hadiah apapun diberikan kepada Nabi Muhammad {{saw}}, Nabi Muhammad {{saw}} akan memberikannya sebagian untuk mereka dan sebagian untuk diri Nabi Muhammad {{saw}}.
Perintah Nabi Muhammad {{saw}} itu membuatku kecewa dan
Mereka pun berdatangan dan meminta izin masuk kedalam rumah. Nabi Muhammad {{saw}} memberi mereka izin. Mereka duduk di dalam rumah itu. Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Wahai Abu Hirr!”
Setelah mereka semua selesai minum dari mangkuk susu itu
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.<ref>Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Sesungguhnya beberapa orang dari daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui rasulullah {{saw}} mereka telah mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu rasulullah {{saw}} bersabda kepada mereka: Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu minumlah susu dan air kencingnya. Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik rasulullah {{saw}}, kemudian peristiwa itu diceritakan kepada rasulullah {{saw}}. Lalu baginda memerintahkan kepada para Sahabat agar menangkap mereka. Setelah ditangkap lalu mereka dihadapkan kepada baginda {{saw}}. Maka rasulullah {{saw}} pun memotong tangan dan kaki serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam) sehingga mereka meninggal dunia. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab qishas dan diyat).</ref>
=== Bayi, hewan, tumbuhan dan benda mati ===
* Seorang bayi berumur satu hari bersaksi atas kerasulan Muhammad.<ref>[http://filsafatislam.net/?p=600 ''Prophethood for Teens'', Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah {{saw}}.] Seorang bayi berumur satu hari ditanya oleh Nabi Muhammad {{saw}}., “Siapakah
* Bayi berumur 2 tahun memberi salam kepada Muhammad.<ref>[http://filsafatislam.net/?p=600 ''Prophethood for Teens'', Bukti (11c): Mukjizat rasulullah {{saw}}.] Seorang penyembah berhala wanita, yang sering mencaci maki Nabi Muhammad {{saw}}, bertemu Nabi {{saw}}. dengan bayi berumur dua tahun di pundaknya. Bayi tersebut memberi salam kepadanya, mengejutkan ibunya yang penyembah berhala. Ketika ditanya, bayi tersebut menjawab bahwa dia telah diberitahu oleh Tuhan segala alam tentang Nabi Muhammad {{saw}}.</ref>
* Persaksian seekor [[srigala]]<ref>Abi said al-Khudri berkisah, ketika seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya, tiba-tiba ada seekor serigala yang berusaha memangsa dombanya. Sang penggembala itupun segera mencegahnya. Setelah gagal memangsa domba, serigala itu akhirnya duduk dan berkata kepada si penggembala, ”Apakah engkau tidak takut kepada Allah? Engkau telah menghalangiku untuk mengambil rezekiku. Si penggembala berkata “Aneh, ada serigala yang bisa berbicara seperti manusia.“ Si serigala berkata, ”Engkau ini yang lebih aneh. Engkau sibuk menggembala domba-dombamu dan meninggalkan seorang nabi yang tidak pernah ada nabi yang lebih agung yang diutus Allah melebihi dirinya. Baginya telah dibukakan pintu-pintu sorga dan para penghuni sorga yang mulia menyaksikan perbuatan sahabat-sahabat dia. Padahal antara dirimu dengan nabi hanya dibatasi oleh lembah ini. Sang penggembala domba ini berkata, ”Lantas siapa yang akan menjaga domba ini sampai
* Seekor [[kijang]] berbicara kepada Muhammad.<ref>Diriwayatkan oleh Abu Na'im di dalam kitab 'Al-Hilyah' bahwa seorang lelaki lewat di sisi nabi {{saw}}. dengan membawa seekor kijang yang ditangkapnya, lalu Allah Taala (Yang berkuasa menjadikan semua benda-benda berkata-kata) telah menjadikan kijang itu berbicara kepada nabi {{saw}}: "Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya
* Berbicara dengan beberapa ekor [[unta]].<ref>Ketika itu kami bersama Nabi Muhammad {{saw}} tengah berada dalam sebuah peperangan.Tiba-tiba datang seekor unta mendekati dia, lalu untu tersebut berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku.
* Unta besar yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal.<ref>Sejarah Hidup Muhammad karya Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 126. Keesokan harinya Abu Jahal mengambil batu. Kemudian duduk menanti rasulullah. Rasulullah {{saw}} pun datang dan melakukan salat. Ketika rasulullah {{saw}} sedang sujud, Abu Jahal mengangkat batu, kemudian menuju kearah dia. Ketika sudah mendekati dia, Abu Jahal berbalik ketakutan dengan muka pucat, dan kedua tangannya tidak kuat lagi menahan batu tersebut sehingga ia lemparkan. Abu Jahal kemudian didatangi oleh tokoh-tokoh Qurasih dan mereka bertanya, “Wahai Abul Hakam, apa yang terjadi padamu?” Abu Jahal menjawab, “...setelah
* Seekor burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.<ref>"Bahwa ada seekor burung bersedih karena kehilangan anaknya. Burung itu mengepakkan sayapnya di atas kepala nabi dan berbicara dengannya. Lalu dia bersabda, 'Siapakah di antara kalian yang telah membuat burung ini kehilangan anaknya?' Seorang lelaki menjawab: 'Saya.' Dia bersabda, "Kembalikanlah anaknya." (Hadits Ar-Razi) Kami pernah bersama nabi {{saw}} dalam suatu perjalanan. Dia keluar dari rombongan untuk suatu keperluan. Lalu kami melihat seekor burung humarah (berwarna merah) bersama dua anaknya. Maka kami mengambil kedua anaknya itu. Burung humarah itu terbang mendekat kebumi pada saat nabi {{saw}} datang. Dia bersabda, "Siapakah yang telah membuat burung ini sedih karena kehilangan anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya."(Diriwayatkan oleh Abu Dawud). Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, hal 27-28 By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.</ref>
* Seekor anjing yang membunuh salah satu petinggi [[Kekaisaran Mongolia|kerajaan Mongol]] karena telah mencela Muhammad.<ref>Ada sebagian petinggi kerajaan mongol yang masuk Kristen, maka sekelompok petinggi Kaum Kristen dan Mongol hadir mengunjunginya, lalu mulailah salah satu dari mereka merendahkan nabi. Ketika itu, di sana ada anjing pemburu yang terikat, maka ketika orang tersebut terlalu banyak merendahkan dia, anjing itu melompat ke arahnya dan mencakarnya, tapi kemudian orang-orang menyelamatkannya. Sebagian yang hadir mengatakan: "Ini disebabkan celaanmu kepada Muhammad". Dia mengatakan: "Bukan, tapi karena anjing ini tinggi hati, sehingga ketika
Lalu dia pun kembali lagi mencela dia, bahkan ia memanjangkannya. Maka anjing itu melompat lagi kepadanya, mencekik lehernya dan mencabiknya, sehingga dia mati seketika. Karena kejadian ini, 40 ribu orang mongol akhirnya masuk Islam. (Kitab Addurorul Kaminah, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar 4/153).</ref>
* [[Pohon kurma]] dapat berbuah dengan seketika.<ref>Diriwayatkan oleh Jabir: "Sewaktu bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang yang banyak. Kemudian,
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.<ref>Ratapan batang pohon kurma kepada
* Sebuah tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada [[Qatadah|Qatadah bin Nu'man]] sebagai obor penerang jalannya pulang.<ref>Nabi telah memberi Qatadah bin Nu'man sebuah tandan kurma, setelah salat Isya berjamaah bersamanya pada malam yang gelap gulita. Dia bersabda, "Pulanglah dengan membawa tandan ini. Ia akan menyinarimu dari kedua tanganmu sepuluh kali telapak tanganmu. Jika memasuki rumah, kamu akan melihat sesuatu berwarna hitam, maka pukullah dia hingga keluar, karena dia itu adalah setan." Maka Qatadah pulang dan tandan kurma itu menyinari hingga dia masuk kedalam rumahnya dan menemukan warna hitam lalu dipukulnya hingga keluar. (Hadits riwayat Abu Na'im dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa," hal 17-18,
* Memanggil sebuah pohon untuk mendekatinya, karena untuk menambahkan pembuktian atas kenabiannya kepada Rukanah.<ref name="Sirah Nabawiyah" />
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui).<ref>Kisahnya, orang Arab dusun mendekat kepada dia, kemudian dia bersabda kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Apakah engkai ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Kebaikan apa?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Pohon ini.” Dia bersabda begitu sambil menunjuk ke arah salah satu pohon di tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan dia. Dia meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun bersaksi seperti sabda rasulullah {{saw}}.</ref><ref>Pohon berpindah tempat. Dikisahkan pula oleh Ibnu Abbas. Seorang Arab Badui datang kepada Muhammad dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu bahwa engkau seorang nabi?" Rasul menjawab, "Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah rasulallah." Si Arab Badui setuju. Rasul kemudian memanggil pohon kurma itu dan pohon itu bergerak menghampiri nabi {{saw}} lalu merunduk dihadapannya. Setelah itu, rasul menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia pun kembali ke tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan disitu juga. (Hadits riwayat Tirmidzi).</ref>▼
▲* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui).<ref>Kisahnya, orang Arab dusun mendekat kepada dia, kemudian dia bersabda kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Apakah engkai ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Kebaikan apa?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah {{saw}} bersabda, “Pohon ini.” Dia bersabda begitu sambil menunjuk ke arah salah satu pohon di tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan dia. Dia meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun bersaksi seperti sabda rasulullah {{saw}}.</ref><ref>Pohon berpindah tempat. Dikisahkan pula oleh Ibnu Abbas. Seorang Arab Badui datang kepada Muhammad dan berkata, "Bagaimana
* Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan.<ref>Dalam perjalan, Dia ingin membuang hajat. Diceritakan dari Jabir ibn Abdillah RA, ia bercerita: "Pada suatu hari saya berjalan bersama rasulullah {{saw}}, kami tiba dilembah yang luas, tiba-tiba rasulullah ingin buang hajat. Saya mengikutinya dengan membawakannya air, rasulullah {{saw}} melihat ke kanan dan kiri ternyata tidak ada yang dapat dijadikan tirai (penghalang) kecuali dua pohon yang berjauhan di pinggir lembah. Rasulullah {{saw}} kemudian berjalan menuju kearahnya dan memetik batangnya sambil berkata: 'Ikut aku dengan izin Allah.' Rasulullah berjalan menuju pohon yang satunya melakukan hal yang sama. Kedua pohon tadi berjalan bersama rasulullah {{saw}} dan menjadi tirai bagi rasulullah {{saw}}. Tak lama kemudian saya mendengar suara orang yang datang, ternyata rasulullah{{saw}} dan saya melihat pohon itu sudah kembali ke tempat asalnya." (Lihat Sahih Muslim, hadits nomor 5328)</ref>▼
▲* Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan.<ref>Dalam perjalan,
* Batang kayu yang kering menjadi hijau kembali ditangannya.
* [[Permadani]] yang besaksi atas kerasulan Muhammad atas permintaan Malik bin as-Sayf.<ref>Suatu hari sekelompok orang Yahudi menemui rasulullah {{saw}}., Malik bin as-Sayf, satu dari mereka, berkata “Engkau meyatakan dirimu adalah Utusan Allah, namun
Rasulullah {{saw}}. bersabda: “Tidaklah bagi hamba Yang Maha Tinggi, setelah bukti mukjizat misi mereka telah dikaruniakan pada mereka, untuk menganggap diri mereka sendiri menunjukkan bukti seperti yang kamu inginkan. Sebaliknya, mereka harus merendah pada Tuhan dan menaatiNya, dan ridha dengan apa yang ingin Ia Karuniakan pada mereka. Namun bukankah penjelasan tentang
“...dan tidakkah kamu menemukan bukti dalam kitab-kitab tersebut bahwa Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, penerusku, khalifah dan ciptaan terbaik setelah
“Saya tidak berani memohon pada Tuhanku untuk memberikan keinginan-keinginanmu yang tidak masuk akal, namun
Rasulullah {{saw}} belum lama selesai menyelesaikan sabdanya, maka kemudian dengan kekuatan Ilahiah, permadani yang diduduki oleh Malik bin as-Sayf berbicara dan berkata:
Barangsiapa mencintainya mencintaimu, dan musuhnya adalah juga musuhmu. Barangsiapa menaatinya menaatimu, barangsiapa melawannya melawanu, dan barangsiapa menaatimu menaati Allah, dan layak memperoleh kebahagiaan dan keridhaanNya. Barangsiapa tidak menaatimu, tidak menaati Allah dan akan memperoleh siksa neraka yang paling pedih.”Menyaksikan permadani tersebut bersaksi seperti itu, orang-orang Yahudi tersebut tercengang. Namun mereka mengatakan bahwa kejadian tersebut hanyalah sihir yang nyata.
Pernyataan tersebut membuat permadani tersebut naik dan membuang orang-orang Yahudi yang duduk di atasnya, dan dengan kekuatan Ilahiah kembali permadani tersebut berbicara dan berkata: “Yang Maha Tinggi mengaruniakan kepadaku bahwa
Kemudian Ia Yang Maha Tinggi berturut membuat cemeti di tangan Abu Lababah maupun keledai Ka’ab bin al-Asyraf berbicara dan bersaksi atas KetuggalanNya, kenabian rasulullah Muhammad {{saw}} dan imamah Imam ‘Ali bin Abi Thalib.. Namun mereka semua tetap tidak beriman pada kebenaran rasulullah {{saw}}!
Setelah orang-orang Yahudi tersebut pergi maka turunlah ayat: “Sesungguhnya orang-orang kafir (ingkar) sama saja bagi mereka kamu peringatkan atau tidak kauperingatkan, mereka tak beriman.” (Al-Baqarah:6)</ref>
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.<ref>Diriwayatkan oleh
* [[Batu]],<ref>Jabar bin Samurah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad {{saw}} bersabda,
* Batu kerikil bertasbih ditelapak tangan Muhammad.<ref>Dari Abu Dzar ia berkata, "Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi nabi {{saw}}. Saya melihat beberapa batu kerikil yang dipegang dia mengucapkan tasbih. Saat itu di antara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Mereka semua yang hadir dipertemuan itu mendengar tasbih benda tersebut. Kemudian batu-batu kerikil itu oleh nabi {{saw}} diserahkan kepada Abu Bakar yang dapat didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan itu. Ketika diberikan lagi kepada dia kerikil itupun masih tasbih ditangan dia, kemudian dia menyerahkan kepada Umar dan batu kerikil itu pun mengucapkan tasbih ditangannya yang bisa didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan. Kemudian nabi {{saw}} menyerahkan kepada Utsman dan ia pun mengucapkan tasbih ditangannya. Tetapi ketika oleh nabi batu kerikil itu diserahkan kepada kamu, ia tidak mau bertasbih bersama seorang pun di antara kami. (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam buku haditsnya ''Al-Mu'jamul Ausath'' nomor 1244 dan oleh Abu Nu'man dalam ''Dalaa'ilun Nubuwwah'' I/404
* Memanggil batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan [[Ikrimah bin Abu Jahal]].<ref>Ikrimah bin Abu Jahal ra. Dia berkata, "Jika kamu memang benar seorang nabi, maka panggilah batu yang ada diseberang itu agar berenang dan tidak tenggelam." Lalu nabi mengisyaratkan tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan mengapung di atas air hingga sampai kepada nabi {{saw}}. Begitu menyaksikan itu Ikrimah bersaksia atas kerasulannya, nabi berkata kepadanya, "Ini cukup bagimu." Ikrimah berkata, "Batu itu kembali lagi hingga tempatnya semula."</ref>
Baris 215 ⟶ 217:
* Berbicara dengan gilingan tepung [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] yang takut dijadikan batu-batu [[neraka]].
*
* Memerintahkan gilingan [[tepung]] untuk berputar dengan sendirinya.<ref>Kisah dari Abu Hurayrah.</ref>
Baris 224 ⟶ 226:
* Menyembuhkan betis [[Ibnu al-Hakam]] yang terputus pada [[Perang Badar]], kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa merasakan sakit sedikit pun.
* Menyembuhkan mata [[Qatadah]] tergantung di pipinya yang terluka pada [[Perang Uhud]], kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.<ref>Ibnu Saad meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, bahwa mata Qatadah bin An Nu’man terluka sehingga biji matanya terkeluar sampai ke pipi. Kemudian rasulullah {{saw}} mengembalikan hingga matanya menjadi sembuh kembali.</ref><ref>At Thabrani dan Abu Nu’aim meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, ” Pada waktu Perang Uhud,
* Menyembuhkan daya ingat [[Abu Hurairah|Abu Hurayrah]] yang pelupa.<ref>Abu Hurairah mengeluh kepada rasulullah {{saw}} bahwa dia terlalu pelupa. Lalu rasulullah {{saw}} membentangkan kainnya di atas tanah, lalu memegang-megang kainnya dengan tangan dia. Abu Hurairah disuruh rasulullah memeluk kain itu. Sejak itu Abu hurairah tidak pernah lupa-lupa lagi, dan dia terkenal paling banyak menghafal hadis. (Hadits sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim).</ref>
Baris 230 ⟶ 232:
* Menyembuhkan kaki [[Abdullah bin Atik]] yang patah sehingga pulih seperti sedia kala.<ref>Al-Barra’ bahwa setelah Abdullah bin Atik dapat membunuh Abu Rafi’, lalu turun dari tangga rumahnya , ia jatuh tersemban ke tanah sehingga betisnya patah. Dia menceritakan hal ini kepada rasulullah. Baginda pun bersabda, “Luruskanlah kaki mu!” Maka dia pun meluruskannya, lalu baginda mengusapnya . Selepas itu dia sudah tidak merasakan sakit lagi. (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’).</ref>
* Menyembuhkan luka sayatan di betis [[Salamah bin al-Akwa]] pada [[Perang Khaibar]].<ref>Dari Yazid bin Abu Ubaid, ia berkata,
* Menyembuhkan penyakit mata [[Ali bin Abi Thalib]] saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam [[Perang Khaibar]].<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda pada saat peristiwa penaklukkan Khaibar, "Esok hari
* Menyembuhkan sakit kepala Ali bin Abi Thalib.<ref>Ia menceritakan,
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita [[Abu Bakar]] dengan ludahnya saat bersembunyi di [[Gua Hira]]<ref>Ludah rasulullah {{saw}} tidaklah sama dengan ludah manusia biasa, ludah dia harum baunya dan kadang dijadikan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit seperti penawar racun sebagaimana yang pernah terjadi pada diri Abu Bakar di goa Hiro, atau penyembuh pada mata Ali
* Menyembuhkan luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan ludahnya.<ref>Muhammad bin Hathib pernah berkata, "Ketika masih kanak-kanak, sebuah periuk tumpah mengenai tubuhku dan seluruh kulit tubuhku terbakar, lalu
* Menyembuhkan luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.<ref>[[Umar bin Maymun]], ia berkata, "Orang-orang kafir telah membakar Amar bin Yadir, kemudian nabi {{saw}} melewainya dan mengusapkan tangannya pada kepala Amar lalu bersabda, "Wahai api, jadilah kamu dingin dan jadilah kamu keselamatan bagi Amar, seperti kamu dulu pada Ibrahim." (Hadits riwayat Ibnu Sa'ad dari Umar bin Maymun)</ref>
* Menyembuhkan anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.<ref>Dalam kitab al Khasais, dikisahkan suatu ketika rasulullah {{saw}} didatangi seorang ibu yang menggendong anaknya yang bisu. Si ibu ini menceritakan: Anakku ini belum pernah bicara sejak ia dilahirkan. Rasulullah {{saw}} bertanya: siapakah saya? Anak itu tiba-tiba bisa bicara dan menjawab: Engkau adalah rasulullah. (Hadits riwayat Al Baihaqi)</ref><ref>Dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya ia berkata,
* Menyembuhkan mata ayah [[Fudayk]] yang putih semua dan buta.<ref>Riwayat lain, Fudayk bercerita bahwa ayahnya datang menemui rasulullah {{saw}} mengeluhkan matanya yang putih, dan tidak bisa melihat. Rasulullah bertanya apa yang menyebabkannya? Dia menjawab:
* Air seni Muhammad pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga menyembuhkan sakit perut pembantunya.<ref>Ummu Aiman pernah bercerita: Suatu ketika rasulullah {{saw}} menginap di rumah. Ketika malam dia {{saw}} bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya terbangun dan mencari minum karena kehausan. Saya mendapatkan air di bejana dan saya langsung meminumnya. Esok paginya, rasulullah {{saw}} berkata kepada saya: "Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana". Saya pun menjawab: "Wahai rasulullah demi Zat yang telah mengutusmu dengan haq, saya sudah minum air yang ada di dalamnya". Rasulullah {{saw}} tertawa sampai terlihat giginya lalu bersabda "Sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini." Semenjak kejadian itu tidak pernah rasulullah {{saw}} menyuruh sahabatnya minum air kencingnya. (Lihat ''Nisa
* Mengembalikan penglihatan orang yang buta.<ref>(An Nasa’i, Tirmidzi, Al Hakim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Usma bin Hanif, bahwa ada seorang buta berkata, “Wahai rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku agar membuka penglihatanku.” Baginda bersabda, “Pergilah berwudhu’. Dirikan solat dua raka’at dan ucapkanlah, “Ya Allah,
* Menyembuhkan penyakit lumpuh seorang anak.<ref>Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Kami keluar bersama rasulullah {{saw}}. untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di Rauha’, dia melihat seorang perempuan di depannya. Setelah dekat perempuan itu berkata, “Wahai rasulullah, ini ialah anakku. Sejak lahir hingga saat ini, dia tidak mampu berdiri sama sekali.” Dia pun mengambil anak itu, menggendongnya lalu meludah di mulut anak itu seraya bersabda, “Wahai musuh Allah, keluarlah! Sesungguhnya
* Mengobati penyakit gila seorang anak.<ref>Bahawa ada seorang perempuan datang menemui rasulullah {{saw}} sambil membawa anaknya seraya berkata, “Wahai rasulullah, ini adalah anakku yang sedang menderita gila. Ia suka mengambil makanan yang harus kita makan di siang hari dan di malam hari. Ia juga suka mengamuk.”
Baris 260 ⟶ 262:
* Menyembuhkan penyakit [[kusta]] istri [[Mu'adz bin Afra']] dengan tongkatnya.<ref>"Bahwa istri Mu'adz bin 'Afra' menderita kusta lalu melaporkannya kepada rasulallah {{saw}}, lalu dia mengusapnya dengan sebuah tongkat maka Allah menghilangkan penyakit kusta itu darinya. (Disebutkan oleh Ar-Razi) Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.</ref>
* Menyembuhkan penyakit kusta Sa’id bin Abyadh bin Jamal dibagian wajahnya.<ref>Sa’id bin Abyadh bin Jamal, seorang sahabat nabi, menceritakan, wajahnya pernah terserang penyakit lepra. Lalu rasulullah {{saw}} memanggilnya dan beliau mengusapkan telapak tangannya ke wajahnya, maka sesudah itu ia sembuh dan tidak ada bekasnya (
* Menyambung tangan orang Badui yang putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri sehabis menampar Muhammad.
Baris 266 ⟶ 268:
* Menyembuhkan putri raja yg cacat tanpa tangan & kaki.
* Mengeluarkan susu dan menyembuhkan penyakit pada [[domba]] milik [[Ummu Ma'bad]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=XLuPQe6kEBYC&pg=PA19&dq=mukjizat+Muhammad&hl=en&ei=1rliTNLTDY27caDo2JQJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEcQ6AEwBjge#v=onepage&q=mukjizat%20Muhammad&f=false Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani] Sekelompok sahabat nabi melewati tenda Ummu Ma’bad di padang pasir, dan berusaha membeli daging dan kurma darinya, tetapi wanita itu sama sekali tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Lalu nabi menunjuk kepada satu-satunya domba yang sedang berbaring di pojok, dan bertanya: “Apakah ia mempunyai susu?” Dia berkata: Ia terlalu lemah.” Nabi bertanya: “Apakah Engkau mengizinkan
Lalu rasulallah memanggil domba itu, dan meletakkan tangannya pada kantung susu domba, dan menyerukan nama Allah, serta berdoa untuk wanita itu dan dombanya. Tiba-tiba domba itu menegakkan kakinya ke arahnya, dan susu mulai mengalir. Nabi meminta sebuah wadah untuk susu itu, dan memerah banyak susu ke dalamnya. Lalu dia memberikannya kepada wanita itu agar diminum hingga kenyang, dan dia memberikannya kepada para sahabatnya sampai perut mereka kenyang, dan dia sendiri minum paling akhir. Setelah mereka memuaskan rasa dahaga, nabi memerah susu sekali lagi sampai wadah itu penuh, dan dia meninggalkannya dan mereka meneruskan perjalanan.
Beberapa lama kemudian suami wanita itu, Abu Ma’bad, tiba dengan menuntun beberapa ekor kambing lapar yang rupanya sangat menyedihkan dan yang sumsumnya hampir kering. Ketika dia melihat susu itu, dia terkejut dan bertanya kepadanya: “Dari mana engkau dapatkan susu ini, Ummu Ma’bad? Sebab domba itu telah kering dan tidak ada ternak perah di rumah ini.” Wanita itu berkata: “Benar, tapi seorang pria mulia telah melewati tempat ini dan begini, begitu.” Dia berkata: “Lukiskan penampilannya, Umm Ma’bad!? Wanita itu berkata:
* Mengusapkan wajah Qatadah bin Milhan yang telah berusia lanjut, sehingga wajahnya tetap terlihat muda dan cerah.<ref>Seorang sahabat nabi lainnya, Hayyan bin Umar, menceritakan, “Nabi telah mengusap wajah Qatadah bin Milhan. Ternyata setelah Qatadah berusia lanjut, semua anggota tubuhnya memeot, kecuali wajahnya, dan
* Menyembuhkan sakit perut Ubaidah bin Rifa’ah.<ref>Ubaidah bin Rifa’ah telah meriwayatkan dari ayahnya, yang telah mengatakan, “Pada suatu hari
=== Menghidupkan orang mati ===
* Menghidupkan anak perempuan yang telah mati lama dikuburannya.<ref>Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata kepada nabi {{saw}}, "Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku." Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, "Wahai fulanah." Lalu anak itu berkata, "
▲kepada nabi {{saw}}, "Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku." Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, "Wahai fulanah." Lalu anak itu berkata, "Aku sambut panggilanmu dan dengan setia menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan kepada baginda rasulallah." (Dala'ilun Nubuwwah karya Imam Bayhaqi, dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa" hal32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).</ref>
=== Hal ghaib dan ru'yah ===
Baris 287 ⟶ 288:
* Mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi.
* Sanggup melihat dibalik punggungnya seperti melihat dari depan.<ref>Dari Abu Hurairah, ia berkata: Suatu hari rasulullah {{saw}} salat mengimami kami. Usai salat dia bersabda: Hai Fulan! Mengapa kamu tidak membuat salatmu bagus? Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya ia salat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh
* Melihat dan mendengar apa yang ada dilangit dan bumi.<ref>Dari Abu Dzar menceritakan,
* Mengetahui isi hati sahabat dan lawannya.
Baris 310 ⟶ 311:
* Jarak pandang tembus hingga melihat [[Masjid al-Aqsha]] dari jarak kejauhan.<ref>Rasulullah {{saw}} pun menyampaikan kepada kaumnya seraya bersabda,
"Wahai kaumku, ketahuilah bahwa semalam
Rasulullah {{saw}} pun menjawab dengan tegas, "Ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis," sabda rasulullah. "...dan pagi ini kamu sudah berada di sini, hai Muhammad?" tanya seorang kaum itu yang keheranan. "Benar, dan inilah kekuasaan Allah SWT, wahai kaumku!" sabda rasulullah {{saw}} menjelaskan.
Tiba-tiba seorang dari Bani ‘Adi bernama Muth’im bin ‘Adi menerobos kerumunan orang dan maju ke depan dan berkata lantang,
"Hai Muhammad, sebelum hari ini,
Mendengar pertanyaan dari Muth’in bin ‘Adi tersebut Dia tampak sangat bersedih. Sebab waktu disana, Dia memang tidak memperhatikan masalah pintu, apalagi menghitungnya.
Baris 324 ⟶ 325:
* [[Isra dan Mi'raj|Isra]] dari [[Masjidil Haram]] ke [[Masjidil Aqsa]], lalu [[Isra dan Mi'raj|Mi'raj]] dari Baitul Maqdis ke [[Sidratul Muntaha]], untuk menerima perintah [[salat]] dalam waktu tidak sampai satu malam.
* Menerima [[firman]] Tuhan melalui [[wahyu]] yang kemudian dijadikan satu bundel dengan nama [[Al-Qur'an]].
== Penjelasan sebagai manusia biasa ==
Terdapat kisah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki bayangan, karena jasadnya terbuat dari cahaya. Pendapat ini disampaikan oleh Muhammad as-Sholihi dalam kitabnya yang berjudul ''"Subul al-Huda wa ar-Rasyad"''. Muhammad as-Sholihi mengutip beberapa riwayat dari beberapa ulama, diantaranya adalah Ibnu Sab’ dalam ''"Khasais Nabi"'' dan ad-Dzakwan. Ibnu Sab’ mengatakan, bahwa “Bayangan nabi {{saw}} tidak menempel di tanah. Karena dia adalah cahaya. Apabila dia berjalan di bawah terik atau di malam purnama, tidak nampak bayangannya.” Kemudian keterangan lain dari seorang tabiin bernama ad-Dzakwan, dia mengatakan, "Tidak terlihat bayangan rasulullah {{saw}} di bawah matahari maupun purnama".<ref>''Subul al-Huda wa ar-Rasyad'', 2/90</ref>
Riwayat diatas dinilai sangat lemah dan palsu (''maudhu''), dikarenakan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki bukti (dasar) dari al-Qur`an maupun [[hadits]] nabi yang shahih, kemudian banyak dalil yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya manusia biasa, dan Allah telah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur'an:
{{cquote|Katakanlah: Sesungguhnya
{{cquote|Tidaklah Kami jadikan untuk mereka (para nabi) tubuh-tubuh yang tidak makan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (Al-Anbiya 21:8)}}
{{cquote|Mereka berkata: “Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (Al-Furqan 25:8)}}
Semua ayat di atas menunjukkan bahwa karakter fisik para nabi dan rasul, tidak berbeda dengan umatnya, artinya mereka sama-sama manusia, yang membedakan hanyalah ketakwaannya saja,<ref>"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu." (Al-Hujurat 49:13).</ref> dan keistimewaan lain dari para nabi dan rasul adalah jasad mereka tidak akan hancur "dimakan tanah".<ref>Telah mengkhabarkan kepada kami Ishaaq bin Manshuur, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Husain Al-Ju’fiy, dari ‘Abdurrahmaan bin Yaziid bin Jaabir, dari Abul-Asy’ats Ash-Shan’aaniy, dari Aus bin Aus, dari nabi {{saw}}, dia bersabda: “Sesungguhnya seutama-utama hari adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam ‘alaihis-salaam diciptakan, padanya ia diwafatkan, padanya ditiup sangkakala (kiamat), dan padanya diwafatkan seluruh makhluk. Maka, perbanyaklah oleh kalian ucapan shalawat, karena ucapan shalawat kalian itu akan disampaikan kepadaku”. Para shahabat bertanya: “Wahai rasulullah, bagaimana shalawat kami disampaikan kepadamu, padahal engkau telah lenyap atau hancur ?”
===Tidak mengetahui hal gaib kecuali mendapatkan wahyu===
Dari kesemua mukjizat yang dimilikinya, ia pernah mengalami ketidaktahuannya tentang beberapa masalah, seperti tidak mengetahui kapan datangnya [[kiamat]],<ref>"Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Al-A’raaf 7:187)</ref><ref>Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ ...dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab :3363)</ref> kemudian apakah [[Ibnu Shayyad]] sesungguhnya [[Dajal]] atau bukan,<ref>[[Imam Nawawi]] menyebutkan pendapat ulama yang mengatakan bahwa nabi tidaklah turun kepadanya wahyu yang menjelaskan bahawa dia adalah al-Masih ad-Dajjal ataupun yang lain. Adapun wahyu yang turun kepadanya hanya tentang sifat-sifat Dajjal saja sementara di dalam diri Ibnu Shayyad ini terdapat bukti-bukti tersebut. Kerana itulah nabi tidak memastikan bahawa dia adalah Dajjal atau bukan. Rasulullah {{saw}} berkata kepada Umar, "Jika memang ia (Ibnu Shayyad) itu adalah dajjal maka engkau tidak akan dapat membunuhnya. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVIII hal 64)</ref> tidak mengetahui ada beberapa sahabatnya dari kalangan [[Suku Badui (Arab)|Arab Badui]] dan [[Madinah]] yang [[munafik]],<ref>"Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (At-Taubah 9:101)</ref> tidak mengetahui perkara-perkara gaib yang lainnya,<ref>Ada sebagian delegasi yang datang ke nabi, mereka menganggap bahwa nabi termasuk orang yang mengaku bisa melihat yang ghaib, maka mereka menyembunyikan sesuatu di dalam (genggaman) tangan mereka untuk dia, kemudian mereka berkata kepada dia,” Kabarkanlah kepada kami, apa dia (yang ada dalam gemgaman kami ini)? Lalu dia menjawab kepada mereka dalam keadaan berteriak,
=== Terluka saat perang ===
Baris 346 ⟶ 347:
Lalu kembali Abdullah bin Syihab Al Zuhry memukul di bagian tulang pipi Muhammad hingga ada dua keping lingkaran rantai topi besi yang terlepas menembus pipi Muhammad dan akibat pukulan pedang itu ia mengalami kesakitan selama sebulan.
Peristiwa lain yang dialami oleh Muhammad, bahwa ia-pun mengalami sakit demam, bahkan menurut hadits dikisahkan demamnya lebih parah, melebihi demam yang dialami dua orang dewasa. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh [[Abdullah bin Mas'ud]].<ref>Hadits riwayat Abdullah bin Mas`ud ia berkata:
Apa yang dialami oleh Muhammad seperti yang dikisahkan di atas, menunjukkan bahwa ia juga mengalami keadaan yang sama seperti manusia pada umumnya, sesuai dengan fitrah sebagai manusia biasa.
Baris 364 ⟶ 365:
{{refbegin}}
* Kauma, Fuad (2000). ''50 Mikjizat Rasulullah''. Jakarta: Gema Insani ISBN 979-561-594-7
* Maulana Wahiduddin Khan (2005).
*
* Muhammad Nashiruddin Al-Albani. ''Ringkasan Shahih Bukhari''. Jakarta: Gema Insani
* Ramadan, Tariq (2007). Muhammad: ''Rasul Zaman Kita''. Jakarta: Serambi ISBN 978-979-1275-77-4.
Baris 371 ⟶ 372:
==Pranala luar==
* {{id}} [http://www.majalah-alkisah.com/index.php/dunia-islam/2034-sosok-nabi-muhammad-saw-mukjizat-tangan-asulullah-saw- Sosok Nabi Muhammad
* {{id}} [http://muslim.or.id/sejarah-islam/fatwa-ulama-rasullullah-shallallahualaihi-wasallam-pernah-disihir-dan-apakah-beliau-diracuni.html Fatwa Ulama Rasulullah pernah disihir, dan apakah beliau diracuni?]
* {{id}} [http://books.google.co.id/books?id=o2dRPn-3jGAC&pg=PA14&lpg=PA14&dq=Ghaurats+bin+Harits&source=bl&ots=RQaOt4Jzse&sig=OgPThr9TmA2CI09m-4DWBeZT0kc&hl=id&ei=ls3WSsSwLIL66wPe_pj6BQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CBgQ6AEwBg#v=onepage&q=Ghaurats%20bin%20Harits&f=false Google Books: 50 Mukjizat Rasulullah
[[Kategori:Muhammad]]
|